30

77.5K 4.8K 63
                                    

Bila berjalan menuju ke ruang guru, diikuti dengan Dion dibelakangnya. Cowok itu terus membuntutinya, bahkan sampai ke ruang guru sekalipun. Bila lalu mengambil buku yang diminta Pak Deva dengan bantuan sukarela Dion yang meminta untuk membawa bukunya.

Mereka berdua keluar dari ruang guru dan berjalan bersampingan. Dion menatap gadis disampingnya itu dan tersenyum simpul, membayangkan bagaimana jika dirinya jadian dengan Bila. Ia ingin memberanikan dirinya untuk menyatakan perasaannya. Namun, selalu tak kesampaian.

Lalu, sampailah mereka di depan kelas masing-masing. Bila mengambil buku yang tadi dibawa oleh Dion dan berterima kasih kepadanya.

"Makasih ya, yon." Bila tersenyum tipis.

Dion mengangguk dan membalas senyumannya. "Iya, sama-sama."

"Bil, nanti pulang tungguin gue ya? Gue mau ngomong," kata Dion tiba-tiba.

Bila menoleh dan mengangguk keheranan, sebelum akhirnya ia masuk ke kelas. Pak Deva menghentikan penjelasannya dan membantu Bila membawa buku di tangannya.

"Abis darimana aja kamu? Makan dulu ya di kantin? Atau, abis ketemuan ya sama Rian?" tanya Pak Deva, mengundang gelak tawa dari seisi kelas.

"Nggak kok, pak! Cuma ngambil buku. Itu ada kok buktinya." Bila menggelengkan kepalanya dan menunjuk ke buku yang dipegang Pak Deva.

"Yaudah. Duduk sana," kata Pak Deva.

Bila langsung duduk di kursinya sambil memperhatikan Pak Deva menjelaskan pelajarannya. Bila menjadi penasaran dengan apa yang ingin Dion bicarakan nanti. Namun, lebih dari itu, ia lebih penasaran dengan Rian.

Eh? Rian? Gak! Jangan Rian, pokoknya. Bila menepiskan pikirannya dan kembali memfokuskan pikirannya ke pelajarannya.

***

Bila memperhatikan jam yang melingkari pergelangan tangannya. Sudah waktu istirahat. Akhirnya, bel istirahat yang ditunggu-tunggu itupun berbunyi. Para siswa berhamburan ke keluar kelas untuk menuju kantin.

Di sisi lain, Rian memilih untuk pergi ke halaman belakang sekolah untuk merenung. Ia masih galau, tentang bagaimana caranya untuk berbaikan dengan Bila.

Cowok itu duduk di sebuah kursi, sambil menikmati indahnya lingkungan di sekitarnya. Disaat seperti ini, ia merindukan kehadiran Bila.

Tampak seseorang duduk di sampingnya. Ia menoleh, berharap itu adalah gadis yang sedang dipikirannya. Mendapati orang lain duduk di sampingnya membuat-nya sedikit sungkan. Alana, duduk di sampingnya, terlalu dekat bahkan. Yang terpaksa, membuat Rian harus berdiri, daripada duduk di samping gadis itu.

"Kenapa?" tanya Rian, menatapnya heran.

"Gue... cuma mau liat keadaan lo doang. Kayanya, lo gak semangat aja," ujarnya.

"Gue sehat-sehat aja kok. Lo gak usah khawatir. Gue aja gak khawatir sama diri gue sendiri," ucap Rian, membuat Alana membisu.

Rian terlihat benar-benar cuek padanya sekarang. Benar-benar berbeda dengan Rian yang dulu.

"Gue cuma mau liat keadaan lo doang. Gue tau lo pasti ngerasa sakit karena ditinggal Bila," ujarnya.

Sweet EnemyΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα