14

103K 6.8K 153
                                    

Semakin ku mencoba untuk membenci semakin ku menyadari bahwa ternyata aku mencintai.
-Adriano Putra-

***

Dukk

Bola basket yang tadinya berada di tangan salah seorang temannya, mengenai gadis yang berada di pinggir lapangan. Rian akhirnya bisa melihat bahwa gadis yang dikenai bola adalah Bila.

Ia berlari kecil ke arah Bila.
Namun, seseorang berlari melewatinya dan menghampiri gadis yang sekarang terkapar dalam pelukan temannya.

"Bila!" pekiknya, menghampiri gadis yang sekarang berada di dalam pelukannya itu.

Dion.
Ia mengangkat Bila dan berlari meninggalkan lapangan, diikuti oleh beberapa teman Bila untuk menuju ke UKS.

"Bila enak banget ya! Deket gitu sama Dion." Terdengar bisikan dari seseorang.

"Mungkin mereka pacaran?" lanjutnya. Tiba-tiba, Rian diam mematung dan termenung. Apa mereka beneran pacaran? Pantas, perlakuan Dion ke Bila barusan sangat berbeda.

Rian tersadar dari lamunannya dan segera meninggalkan lapangan untuk menyusul Dion dan Bila.

Ia berlari secepat mungkin ke UKS. Hingga, ia sampai di depan UKS dan membuka pintunya perlahan. Terlihat, teman Bila, Dion, dan Bila yang sedang terbaring di atas kasur.

Dion menoleh dan mendapati Rian. Ia memberikan Rian kode, untuk keluar dari UKS. Rian mengangguk setelah menatap Bila sekilas dan mengikuti Dion keluar dari UKS.

"Dri." Adri, panggilan yang biasa dipanggil Dion ke Rian.

"Hm?" ujar Rian.

"Lo liat sendiri kan yang barusan gue lakuin." Rian tersentak. Dion melihat Rian dengan tatapan yang serius. "Mungkin, lo juga udah tau kenapa gue ngelakuin itu."

Rian hanya menatapnya dengan datar. Tiba-tiba, muncul perasaan khawatir di benaknya, akan kata yang mungkin bakal keluar dari mulut Dion selanjutnya.

"Gue--" Ia terhenti sebentar, "--suka sama Bila."

Rian sudah tahu apa yang bakal dibicarakan oleh Dion. Namun, itu masih membuat Rian merasakan seperti ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.

"Dan, jujur dri. Gue gak pernah mau yang namanya ngehancurin persahabatan kita."

"Tapi, kali ini. Gue beneran suka sama Bila. Mungkin, kali ini kita harus bersaing untuk pertama kalinya."
Dion menekankan kata-kata terakhirnya dan meninggalkan Rian di depan UKS.

Rian kembali menerka maksud temannya tadi. Jadi, Dion memang suka dengan Bila. Rian melihat ke arah UKS dan membayangkan Bila yang masih terbaring di dalam, lalu menghela nafasnya kasar.

"Maafin gue, yon. Gue juga gak bisa nyerah."

Rian duduk di kursi yang berada di depan UKS, menunggu Bila siuman.

Tak lama, Cintia keluar dari UKS. Rian langsung bangkit dari kursi dan bertanya kepada Cintia.

"Gimana keadannya?" tanya Rian kepada Cintia, Cintia memberikan isyarat kepada Rian untuk masuk saja dan melihat langsung.

Rian masuk dan melihat Bila yang masih terbaring di kasurnya. Ia duduk di kursi yang tersedia di samping kasurnya. Rian memandangi gadis yang berada di depannya ini.

Seketika, ia mengingat awal pertemuan mereka. Ia tersenyum tipis dan menghela nafasnya pelan. "Gue kasar banget waktu itu ya."

Sweet EnemyWhere stories live. Discover now