21

95.5K 5.8K 29
                                    

Bila terbangun saat mendengar ketukan dari luar pintu. Ia mencari-cari Cintia, yang rupanya telah selesai mandi.

Bila yang tadinya masih setengah mengantuk segera mandi untuk sarapan di bawah. Suara ketukan di luar pintu tadi berasal dari Rendy, yang dari tadi menunggu Cintia diluar pintu kamar.

"Bila! Mau ditungguin, nggak?" pekik Cintia dari luar pintu kamar mandi.

"Gak usah!" pekik Bila dari dalam kamar mandi.

Cintia pun keluar menutup pintu kamarnya. Bila segera keluar dari kamar mandi dan cepat-cepat mengenakan sweater-nya, yang dipadukan dengan jeans. Sudah tak sabar untuk menyantap makanan hotel!

Saat keluar, Bila kebetulan berpapasan dengan Rian yang baru saja keluar dari kamarnya. Tampilannya terlihat bagus dengan sweater cream yang cocok dengan kupluk yang dikenakannya.

"Eh! Pagi." Rian terhenti dari langkahnya, saat melihat gadis yang berdiri di hadapannya itu.

"Pagi," angguk Bila, kemudian berjalan meninggalkan Rian.

"Barengan woi!" panggil Rian, yang menyusul Bila dan berjalan disampingnya.

Begitu di lift, Rian langsung menekan tombol menuju ke ruang makan. Matanya melirik ke Bila, lalu ke sweater yang Bila pakai.

"Gue baru sadar kalo warna sweater kita samaan," ujarnya dengan saksama.

Bila kemudian menunduk dan melihat ke bajunya, lalu ke baju Rian. Sama sih warnanya, batinnya.

"Couple-an nih ye," ujar Rian, kembali mengusik Bila.

Bila tak menghiraukan kata-katanya dan segera keluar saat lift sudah sampai ke lantai yang dituju. Kedua orang ini langsung berpencar dan mengantri di tempat makanan yang mereka inginkan. Kalau soal makanan baru mereka berdua sepemikiran.

Setelah Bila mengambil makanannya, ia duduk di sebuah meja yang terlihat masih kosong. Rian mengikutinya dan duduk di sampingnya.

"Ngapain duduk disini?" tanya Bila.

"Ya, suka-suka gue dong," jawab Rian, mengedikkan bahunya.

Bila hanya memutar bola matanya jengah melihat Rian. Mereka berdua pun mulai menyantap makanan mereka masing-masing. Menikmati makanan enak yang dihidangkan oleh hotel ini. Terlalu menikmati malah.

Rambut panjang Bila yang kadang berjatuhan membuatnya susah untuk menyantap makanannya.

Rian yang melihat pemandangan itu mulai melakukan apa yang harus ia lakukan. Ia mengambil tisu di samping piringnya dan menggengam-nya. Tangan kanan-nya menyisiri rambut Bila yang berjatuhan ke belakang telinga Bila. Lalu, ia memberikan tisu di tangannya tadi kepada Bila.

"Lo kuncir aja dulu rambutnya, biar ga jatuh-jatuh," ujarnya. "Nih! Lap dulu mulut lo, pada cemongan gitu."

"Mana?" tanya Bila, yang mulai mengelap mukanya di segala arah dengan tisunya.

"Bukan disana," kata Rian, merebut tisu di tangan Bila dan melipatnya rapi.

Lalu, ia membersihkan noda di bibir Bila dengan tisu tadi dan meletakannya di samping piring Bila. Dengan santainya, ia kembali menyantap makanannya.

Sweet EnemyWhere stories live. Discover now