23

93.5K 6.6K 190
                                    

Tapi, cinta itu kadang datang tiba-tiba, sekalinya datang kita bahkan gak tau kalau kita sudah merasakannya.
-Adriano Putra-

***

Bila bangun sangat pagi. Kejadian kemarin membuatnya terjaga sepanjang malam. Rian seperti selalu mencari sela untuk muncul di pikirannya. Pikirnya, daripada berdiam diri di kamar lebih baik ia memulai packing barang-barang kecil dulu sebelum pulang.

Di hari ini, ada semacam acara makan bersama di aula utama hotel. Acara akan digelar pada sore hari sampai malam hari. Menurut jadwal, Bila dan rombongannya akan pulang keesokan harinya di pagi hari.

Setelah sarapan dari lantai bawah, Bila kembali ke kamarnya. Ia kemudian berjalan ke balkon untuk melihat pemandangan sekitar hotelnya.

Saat matanya tertuju ke kolam berenang dibawah, ia terbelalak kaget saat melihat roti sobek teman-temannya yang bertebaran dimana-mana.

"Astoge!" Ia refleks merunduk, saat melihat kumpulan roti sobek di depannya itu.

Rendy pasti masih tidur di kamarnya sekarang. Kalau ia bangun, pasti ia juga segera ke kolam berenang ini untuk memamerkan roti sobek palsunya itu.

Meskipun sedikit malu, siapa sih yang gak mau memanjakan mata? hehe.
Bila mengintip pemandangan di depannya ini sedikit dan mengagumi ciptaan Tuhan yang sedang berkumpul di bawah.

"Heh! Ngintipin orang, ya? Dosa loh!" Cintia menepuk pundak Bila, membuatnya kaget.

"Sst! Gila lo, besar banget suaranya," balas Bila, yang raut wajahnya berubah panik.

"Biarin! Emang lo ngeliatin apaan sih?" tanya Cintia, kemudian melihat pemandangan di bawah. Matanya terbelalak kaget dan muncul senyum miring di bibirnya.

"Ya ampun! Rejeki nomplok." Ia meloncat kegirangan melihat roti sobek bertebaran.

"Aw! Ada Zaky, si anak futsal! Anj--gue gak nyangka badannya kotak-kotak 6. Terus, ada si Farhan! Badannya bagus banget. Gila!" pekik Cintia, yang membuat telinga Bila setengah tuli karena teriakannya.

"Santai aja teriaknya!" Bila menepuk pundak temannya ini berkali-kali. "Inget, Cin. Ada Rendy." Bila mengusiknya.

"Rendy mah gaada kali kotak-kotak 6. Orang perutnya buncit gitu kaya bola," kata Cintia.

"Hush! Tar dia marah." Bila menertawakan Cintia.

"Tapi, gue kan cuma liat." Cintia, si cogan detector merajuk. Membuat Cintia mengalihkan perhatiannya dari cogan itu memang mustahil.

"Jangan sering-sering ngeliat. Nanti lo khilaf." Bila mengingatkan.

"Sip! Tenang aja. Sebanyak apapun roti sobek didepan gue. Hanya Rendy yang ada di hati!" pekik Cintia.

"Halah. Kalo Zaky nunjukkin badannya di depan lo paling lo ngiler." Bila mencibirnya dan kembali masuk ke kamarnya untuk merebahkan dirinya di kasur.

Ia merasa sangat bosan tidak melakukan apapun sambil menunggu acara makan tersebut. Oh, iya! Persiapan packing!

Ia mulai memasukkan baju kotornya ke dalam kantong dan meletakkannya di dalam sebuah tas kecil. Lalu, semua perlengkapan-nya ia masukkan ke dalam tas kecil yang ia letakkan di pinggir kopernya.

Sweet Enemyحيث تعيش القصص. اكتشف الآن