12

113K 7K 92
                                    

Terkadang, apa yang keluar dari bibir belum tentu sama dengan yang di hati. Begitu juga dengan kata benci. Bukan berarti bahwa aku benci. Bisa jadi, apa yang ku katakan berarti bahwa aku mencintai.
-Adriano Putra-

***

"Udah sampe," ujar Bila, menunjuk ke depan rumahnya dan memberikan isyarat kepada Rian untuk berhenti.

"Disini?" Rian memberhentikan motornya, tepat di depan rumah Bila.

"Iyalah. Lo kira di Hong Kong."

"Ha. Lucu." Rian mendengus.

"Gue emang lucu kali," canda Bila.

"Iya, gue tau kok." Rian melirik Bila, lalu menyeringai.

Kata-kata Rian tadi berhasil membuat Bila terdiam dan terpaku.

"Tapi, boong." Rian terkekeh.

"Apa sih lo." Bila mendengus sebal.

"Lo yang apa," ujar Rian.

"Gue manusia," jawab Bila.

"Iya, gue tau. Gak jelas lo!" Rian mengerutkan keningnya.

"Lo kali lebih gak jelas!" balas Bila.

"Ah! Capek gue ribut mulu ama lo," ucap Rian. "Masuk sana."

"Yaudah, lo pergi aja," ujar Bila.

"Dih, ngusir." Rian mendengus.

"Serah," balas Bila.

Rian menjalankan motornya dan meninggalkan lingkungan rumah Bila. Bila membuka pintu dengan kunci cadangannya dan masuk ke dalam rumah.

Tidak terlihat ada siapapun dirumah. Bahkan Bunda yang biasanya ada, tidak terlihat di dalam rumah. Rumah terlihat kosong melompong.

"Ya ampun, helm Rian!" teriak Bila, yang benar-benar lupa mengembalikan helmnya. Pantas, ia merasa seperti meletakkan sesuatu di depan pintu rumah tadi.

Ia keluar rumah untuk mencari Rian yang mungkin masih ada. Tepat sekali, disaat yang sama motor Rian berhenti di depan pagar Bila.

"Helm lo!" "Helm gue!" ucap mereka bersamaan. Bila segera memberikan helm-nya kepada Rian, takut kelupaan lagi.

Tak lama, Bila mendapatkan pesan masuk ke dalam hape-nya. Dari bunda.

Bunda: Bila, Bunda sama tamu Bunda pergi keluar sebentar. Kalau kamu dirumah, tunggu aja nanti Bunda balik kok.

Pantas tidak ada siapapun di dalam rumah, pikir Bila. Semua orang sedang pergi. Mbok Ijah juga sepertinya sudah pulang karena tugasnya sudah selesai.

"Kenapa?" tanya Rian, yang melihat Bila melamun.

"Nggak." Bila menggelengkan kepalanya.

"Gak ada orang dirumah?" tanya Rian.

Bila mengangguk pelan. "Yaudah, lo pergi gih," ujar Bila.

"Mau ikut gue?" Rian menawarkan, membuat Bila menaikkan alisnya heran.

"Ke?" tanya gadis itu.

"Toko buku," ujar Rian.

"Ngapain?" tanya Bila.

"Ya, beli buku lah." Rian mengerutkan keningnya.

"Yah, gue tau kali." Bila memutar bola matanya jengah. "Gak usah," ujarnya.

"Serius nih gak mau?" tanya Rian.

Bila mengangguk mengiyakan, padahal menahan keinginannya untuk melihat dan membeli novel-novel keluaran terbaru.

Sweet EnemyWhere stories live. Discover now