9

116K 7.2K 76
                                    

"Minta duit dong."
Rendy mengadahkan tangannya, meminta sumbangan belas kasihan dari Cintia.

"Gue jitak kepala lo. Duduk gak, lo!" Cintia mendorong Rendy untuk duduk.

Bila dan teman-temannya duduk di pinggir lapangan untuk melihat pertandingan basket, sebagai highlight perlombaan yang akan segera dimulai.

Sorot mata Bila meng-scan sekeliling lapangan untuk mencari tim basket kelasnya, yang kemudian terlihat sedang melakukan pemanasan di pinggir lapangan.

"Bil. Team Cogan arah jam 9." Cintia menyenggol pundak Bila, membuat gadis itu menoleh.

Bila mengalihkan pandangannya ke arah yang disebutkan Cintia. Merasa penasaran dengan siapa yang Cintia maksud. Like, siapa sih yang gak suka memanjakan matanya dengan melihat cogan? Hehe.

Bila mengerang ketika mengetahui bahwa cogan yang disebutkan Cintia bukan lain adalah Rian dan rombongannya.

Bila tersadar bahwa cogan yang dimaksud Cintia di sekolah ini siapa lagi kalau bukan, Rian, Dion, George, dan Kak Reza. Hanya keempat orang itu yang mampu masuk hottest-boy list nya Cintia.

Di sisi lain, Rian yang sedang pemanasan di pinggir lapangan, menyadari ada sorot mata yang sedang memandangnya dari kejauhan. Ia mendapati Bila yang sedang menatapnya dari kejauhan.

Tiba-tiba, muncul ide brilian lagi untuk membuat Bila merasa kesal.

Rian kemudian melambaikan tangannya ke arah Bila, diikuti oleh teriakan dari siswi-siswi yang berbaris di belakangnya.

"Rian, kece abis!" teriak mereka bersamaan. Rian tersenyum sombong, merasa percaya diri mendengar pujian dari gadis-gadis tersebut.

Lo liat kan?
Tanya Rian dalam benaknya, yang ditujukan khusus kepada Bila.

Bila melihat semuanya, alih-alih membalas Rian dengan melambaikan tangannya, ataupun membalas Rian dengan ekspresi kesal atau kata-kata sarkasnya. Bila lebih memilih untuk tidak menghiraukannya dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Buat apa peduli? Pikirnya.

Rian yang melihat Bila merasa terpancing dan kesal. Rencana awalnya ingin membuat Bila kesal. Namun, malah dirinya yang menjadi kesal.

Tak lama, bunyi peluit terdengar dari tengah lapangan. Pelatih, sekaligus juri pada perlombaan kali ini memulai pertandingannya setelah beberapa kata sambutan untuk para peserta.

Tim Rio, Heru dan Kriwil mendapatkan kesempatan bermain di ronde ke 2.

Sedangkan, Tim Cogan melaju di babak pertama. Dion, George, dan Rian masuk ke lapangan. Lawan mereka kali ini adalah 11 IPA 3.

Para siswi-siswi yang berbaris di pinggir lapangan berteriak saat melihat ketiga orang yang tampan itu berjalan beriringan menuju ke tengah lapangan.

"Ya ampun, Dion!"
"George noleh kesini dong!"
"Rian! Semangat ya!"

Kedua tim berdiri di tengah lapangan dan saling berhadapan satu sama lain.

Bola dilempar ke udara sebagai tanda pertandingan dimulai. Rian langsung merebut bola dari tim lawan dan menerobos untuk memasukkan bola ke dalam ring.

Sweet EnemyWhere stories live. Discover now