13

118K 6.9K 39
                                    

Semakinku mencoba untuk melupakan semakin ku tak dapat mengeluarkanmu dari pikiranku.
-Salsabila Kirana-

***

"Morning, Bil!" panggil Cintia dari arah belakang.

Bila baru saja turun dari mobilnya dan berjalan menuju gerbang. Cintia berjalan menghampiri Bila setelah memanggilnya. Wajahnya terlihat sangat senang.

"Apa kabar?" Cintia menepuk pundak Bila.

"Baru aja ketemu kemaren udah nanya apa kabar."

"Kan wajar. Gue udah kangen ama lo."

"Lebay, ah." Bila tertawa kecil.

"By the way, lo kemaren balik bareng Rian, kan?" tanya Cintia, yang mampu membuat reaksi temannya ini berubah seketika.

"Hah? Kok lo tau?" Bila memandangnya bertanya-tanya.

"Gue kemaren balik lagi buat ngambil barang. Terus, gua liat lo boncengan sama Rian," ujarnya, lalu menyeringai.

"Cie, udah pacaran ya?" tanya Cintia kepada Bila, yang melihatnya dengan tatapan terusik.

"Gak!" sanggah Bila, meninggalkan Cintia.

"Yah, Bil! Jangan marah dong!" Cintia tertawa kecil, lalu menghampiri Bila sambil membujuknya.

Bila meletakkan tas-nya di atas kursinya dan menghampiri beberapa temannya yang sedang berkumpul di meja Diana, si sekretaris kelas.

"Kayanya, hari ini kita olahraga bareng 11 IPA 1, deh," ujar Diana, sambil melihat ke daftar pelajaran yang berada dalam genggamannya.

"Kenapa?" tanya Mona penasaran.

"Soalnya, kata Pak Doni ada pengambilan nilai gitu. Nah, dia juga mau keluar kota buat beberapa hari makanya gak sempat buat ambil nilai kelas sebelah." Diana menjelaskan.

Kalau olahraga bareng berarti harus ketemu sama Rian dan Dion, batin Bila.

"Terus, olahraganya kapan?" tanya Rendy, yang baru datang dan langsung nimbrung.

"Kayanya habis istirahat pertama deh," sahut Diana.

Setelah itu, semua teman sekelas Bila kembali ke kursi masing-masing menunggu guru pelajaran pertama mereka datang.

Bila berjalan keluar kelas untuk melihat tanda-tanda guru yang datang, sambil sesekali mengintip ke arah tangga.

"Pagi, Bila."

Bila menoleh dan melihat Rian yang sedang membuang sampah di depan kelasnya. Bila menghela nafas jengah, lalu  menatap cowok yang sekarang menatapnya itu.

"Bila?" tanya Bila heran.

"Kenapa? Nama lo kan itu?" Rian menaikkan alisnya.

Bila hanya menganggukan kepalanya sedikit. Rian memasukkan tangannya ke dalam saku celananya, sambil memperhatikan gadis di depannya yang mencoba mengabaikannya ini.

"Dijawab dong," ujar Rian, yang tersenyum geli saat melihat wajah Bila yang berubah masam.

"Pagi," balas Bila, langsung mengalihkan pandangannya.

"Nah, gitu dong! Sampe ketemu pas olahraga, Bila!" panggilnya, dengan suara yang dibuat semanis mungkin.

Bila cepat-cepat masuk ke kelasnya dan langsung menutup pintunya, diikuti oleh tawa dari Rian yang juga masuk ke kelasnya setelahnya. Jijik banget. Bila menahan rasa jijiknya melihat sikap Rian barusan.

Sweet EnemyWhere stories live. Discover now