33

90.7K 5.1K 64
                                    

Bila terbangun dari tidurnya. Gadis itu tersenyum saat mengingat mimpinya. Mimpinya semalam adalah tentang kejadian di rumah pohon bersama Rian. Ia tertawa kecil saat menyebutkan nama Rian. Ia akhirnya telah berbaikan dengan pacarnya itu.

Setelah Bila bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, ia berpamitan kepada kedua orang tuanya yang sudah duduk santai di ruang tamu.

Ketika Bila keluar rumah, ia kembali tersenyum melihat cowok yang sedang bersandar di motornya itu. Rian yang merasakan kehadiran seseorang. Lalu, menoleh dan mendapati gadis yang sedang ia tunggu. Muncul sebuah senyum dari bibirnya, yang ditujukan kepada Bila.

"Yuk," ujarnya, yang segera naik ke atas motornya.

"Oke." Bila mengangguk.

"Bil, balik sekolah temenin gue ke rumah sakit ya?" pinta Rian, yang tiba-tiba teringat.

"Iya," balas Bila.

"Yaudah. Yuk cabut ke sekolah."

Bila naik ke belakang jok motor Rian dan berpegangan kepadanya. Perasaan mereka berdua pada pagi hari ini berbunga-bunga. Mereka berdua sama-sama merasa senang, melihat bahwa keadaan sudah kembali seperti semula.

"Gue seneng deh baikan sama lo." Rian tertawa kecil, masih memfokuskan matanya ke jalan di depannya. Bila tersenyum kecil mendengar pernyataan Rian yang berlaku untuknya juga.

Gue juga. Bila berkata dalam benaknya, sambil memandangi lingkungan di sekitarnya.

***

Akhirnya, keduanya sampai di sekolah. Bila dan Rian berjalan bersampingan, membuat para murid keheranan. Biasanya, kedua pasangan ini berjauhan. Sekarang sudah balikan lagi. Pacaran sih gitu ya. Putus-nyambung, kaya minjem wi-fi tetangga.

Mereka berdua sampai di depan kelas masing-masing. Kebetulan, saat Bila akan masuk, seorang cowok menyapanya dan tersenyum ke arahnya. Namun, langsung ketakutan saat matanya bertatapan dengan Rian, yang seakan mengancamnya. Cowok itu cepat-cepat pamit kepada Bila dan berjalan menuruni tangga.

Bila mengalihkan pandangannya kepada Rian dan tertawa kecil.

"Lo ngapain lagi?" Bila mengernyitkan dahinya heran.

"Dia kayanya suka deh sama lo." Rian mulai berasumsi sesuatu yang gak masuk akal lagi.

"Gak lah!" Bila menggelengkan kepalanya. "Dia itu temen satu ekskul gue! Biasa aja kali," ujar Bila.

"Ya, gabisa lah! Gue cemburu dong!" protes Rian, yang gak mau kalah dengan Bila.

"Dih! Pake acara cemburu-cemburu. Gue lebih cemburu kali liat lo sama Alana!" balas Bila, membuat Rian terdiam seketika. Cowok itu langsung tersenyum kecut.

"Ya... itu kan." Rian tergagap dan salah tingkah, mengundang tawa kecil dari Bila.

"Woi! Pagi-pagi udah nempel aja kaya perangko." Dion merangkul Rian. Rian mendorongnya dan mencibir. Bila yang melihatnya merasa senang. Akhirnya, kedua orang ini kembali berbaikan.

"Pengen ya, yon? Makanya, cepet-cepet jadian sama anak cheers itu. Si Manda," ledek Rian.

Sekarang, Dion sudah merasa nyaman dengan title sahabat yang diberikan Bila. Ia juga sedang dekat dengan salah seorang anak cheers yang masih junior, Amanda namanya.

Sweet EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang