Chapter 37

334 34 0
                                    

Disisi lain,amel masih saja berlari dengan kencangnya.Membuat rambutnya yang terurai bebas berkibar kemana mana.Air matanya terus saja menetes tiada henti.Walaupun sejak tadi ia terus saja menyeka nya.Nafas nya masih saja sesak.Bahkan kejadian yang baru saja terjadi terus saja terekam ulang di otaknya.

Ia berlari dan terus berlari.Meski sejak tadi,selalu saja ada batu yang menghalangi perjalanannya.

Brukk.

Seketika Amel terjatuh.Lalu ia berusaha bangkit dan kembali berlari.Dan bahkan tak lama setelah itu ia kembali terjatuh,lalu ia kembali berdiri.Bahkan sampai saat ini amel masih saja berusaha tegar meski sebenarnya pertahanannya kini hancur.

Tak lama,langkah amel terhenti.Tepat di pinggir danau yang selama ini selalu menyimpan kesedihannya.Air mata amel masih terus mengalir.Dan entahlah—kini raut wajah amel susah untuk di deskripsikan lagi.Karna amel benar benar menampilkan ke Rapuh annya saat ini.

Amel terdiam.Mulutnya bungkam.Dan benar.Hanya air matanya lah yang mampu berbicara dikala ia terluka.Entah kenapa memori nya selalu saja berputar dan menampilkan tayangan itu dengan sempurna.

Ia bahkan tengah mengingat janji janji apa yang telah ari katakan dulu.Bahkan disaat ia bersedih,ari mampu menghapus air matanya.Namun kini? Ari lah yang justru sumber air mata itu terjatuh.

***

Flashback

"Choco janji choco bakalan pulang"

"Aku mau kok jadi pangeran kamu"

"Kamu jangan sedih ya,ada choco disini."

"Caramel jangan lari!!"

"Aku sayang sama kamu"

"Aku janji aku gak bakal ninggalin kamu lagi"

Flashback off

***

"Arrrggggghhhhhhhh" triaknya sekuat tenaga.Tak peduli orang orang yang bahkan memperhatikannya.Hidupnya kini sunyi.Lelaki yang ia yakini sebagai kebahagiannya itu lebih memilih wanita lain dalam hidupnya.

Aku mau kok jadi pangeran kamu..

Kata kata itu terus saja terngiang di otaknya.Sebuah janji.Ya,sebuah janji yang mungkin orang tak pernah percaya dengan ucapan itu.Dan kini—amel percaya.Bahwa itu hanyalah ceplosan dari seorang anak kecil yang bahkan tak tahu apa apa.Ah sudahlah,lupakan saja.Itu hanyalah sebuah wacana.Yang bahkan tak pernah terjadi sampai kapan pun.

"Mel.." amel menengok.Lalu tanpa ba bi bu.Ia langsung memeluk orang itu.

Bahkan ia pun heran dengan sikap amel yang secara tiba tiba ini.Namun berbeda dengan amel.Ia justru terus saja menangis dipelukannya.Tanpa peduli raut wajah bingung yang orang itu pancarkan.Yang ia tahu,hanya sebuah kenyamanan lah yang muncul saat ini.

Tangan kefan bergerak mengelus lembut rambut amel yang masih meluapkan tangisannya di pelukan nya itu.Memberikan kenyamanan terhadap orang yang ia sayang.Yah,kefan memang tak akan membiarkan gadis yang ia sayang ini menangis.

BRITTLE  *Revisi*Where stories live. Discover now