Chapter 19

340 41 0
                                    

Amel dan ari memasuki kelas.Ternyata masih ada azka disana yang masih stay dikursinya.

"Azka,lo ga ke kantin? Tumben lo" ari menepuk pundak azka dan duduk di kursi rasyifa.Alias kursi dihadapan azka.

"Gue udah ke kantin kali.Lo nya aja yang kemana.Eh kok gue gak ngeliat kalian ya?" azka menggaruk belakang kepalanya.

"Tadi gue sama ari ke perpus abis dari kantin.Ya mungkin lo kekantin pas kita lagi on the way perpus" timpal amel yang baru duduk dikursinya.

"Ohhh" jawabnya singkat.Lalu ari kembali ke kursinya yang ada di samping kanan amel

"Mel..nanti pulang sekolah mau ke danau?" amel menengok kearah ari.Lalu mengangguk dan kembali menatap buku yang ada dihadapannya.

Seketika kelas mendadak jadi hening.Ternyata ada seorang guru wanita memasuki kelas untuk melanjutkan materi hari ini.

***

Amel dan ari sekarang sedang berada dijalan menuju danau.Ya memang dari awal mereka sudah berencana ke danau saat pulang sekolah.Sepertinya memang ari saat ini lagi pengen dicritain dongeng kesukaan amel.

Tak perlu waktu lama,akhirnya mereka pun sampai.Mereka langsung duduk di pelataran rumput hijau yang lembut.Awalnya,amel ingin sekali di rumah pohon.Namun,kalian ingat bukan? Ari tak dapat memanjat pohon.Jadi mereka memilih untuk duduk dirumput saja.Sembari memandangi keindahan danau dan burung burung yang tak berenti berbunyi.

"Cepet dong!" amel menghela nafas panjang.Sungguh menyebalkannya ari saat ini.Karna saat ia meminta itu,seperti anak kecil saja.Dan itu membuat amel merasa jijik.

"Iya bawel" amel pun membuka lembaran demi lembaran buku itu.Lalu mulai menceritakannya.

"Jadi..pada suatu hari---" amel mulai bercerita tentang isi dari buku dongeng tersebut.

Yahh seperti yang kalian ketahui.Bahwa isi buku tersebut menceritakan tentang seorang putri raja yang dikurung selama ratusan tahun di menara.Ia tak boleh keluar istana.Ia berparas cantik dan berambut panjang.Sampai sini,kalian sudah bisa menebaknya kan? Itu kisah tentang apa? Yap benar sekali..itu adalah RAPUNZEL .

Tak lama,crita itu pun tamat.Yang diakhiri oleh kisah putri yang menggambari pintu menjadi menaranya dengan kuas ajaib.Dan memasukkan sang ibu tiri ke menara tersebut.Lalu pangeran dan putri itu pun bahagia.

"Tamat" amel menutup buku tersebut.Sedangkan ari masih memandangi wajah amel lekat.Membuat kening amel berkerut.

"Lo suka banget ya sama buku itu?"

deg' kenapa ini selalu terjadi untuk yang ke sekian kalinya? Kalo gue jawab iya dan mengulangi jawaban yang sama seperti dulu.Apa lo bakal membuat janji seperti yang chiko janjikan ke gue? Batin amel.

Amel berusaha tersenyum "Iya,gue suka banget.Soalnya pangerannya baik sama putri.Gue jadi pengen deh punya pangeran kayak gitu..ya walaupun gak akan terjadi"

Amel menjawab apa yang ia jawab dulu ke chiko.Berharap akan mendapat jawaban dan janji yang sama seperti janji yang ia dapat dulu.

"Pasti lo bakal dapet pangeran yang akan selalu menjaga lo kok mel.."

Seketika senyum amel luntur.Lalu ia menunduk.Ternyata ini sangat berbeda.Bukan jawaban yang sama seperti dulu.Bahkan ari tak melontarkan sedikit pun janji yang Chiko katakan.

Memang benar.Ari bukanlah chiko.Dan itu membuat amel merasa putus asa dengan semua itu.Amel yakin chiko tak kan pernah kembali lagi.Lagi pula ia sudah 10 tahun meninggalkan amel.Tak mungkin apabila lelaki tersebut masih mengingat amel di umur nya yang sekarang.Gue pikir lo bakal bikin janji buat gue.Batin amel.

BRITTLE  *Revisi*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang