Chapter 10

410 49 1
                                    

Toktoktok.Suara sepatu seseorang telah memecahkan keheningan di koridor sekolah.Sekarang masih terlalu pagi.Tentunya murid murid pun belum 100%  datang ke sekolah pada jam segini.

Gadis itu berjalan memasuki kelasnya.Lalu menghempaskan tubuhnya kekursi dan bersandar.Tangannya bergerak untuk mengambil bukunya yang ada di tas.Ia memang biasa seperti itu.Belajar disekolah ketika sekolah masih sepi.Ia pernah bilang,jika dalam keadaan hening ia akan lebih konsen belajar.

Namun tak lama setelah itu—

"Amel!" ucap seseorang yang tiba tiba datang mengagetkannya.

"Ya ampun cip..kalo gue jantungan trus mati gimana?" omelnya kepada rasyifa.Sedangkan rasyifa hanya menyengir."Yampun amel,.ya engga mati juga lah" rasyifa kembali menyengir.Lalu ia duduk disebelah kiri amel.Tempat duduknya.

"Cip?" panggil amel.Membuat rasyifa menengok."Apa sayang?"

"Ajarin gue bab ini dong!! Kaga ngertiii" rengeknya.

"Ya ampun..yaudah sini!" lalu amel mendekatkan kursinya ke kursi rasyifa,dan mereka pun belajar bersama.Kali ini mereka sedang mengerjakan pr matematika yang menurut amel itu susah.Namun berbeda dengan rasyifa.Rasyifa cukup pandai dalam hal matematika.Sehingga rasyifa mampu mengajari amel rumus rumus yang amel tak pahami.

"Hai cecan cecan" sapa azka yang baru saja datang membuat kelas menjadi ramai.Bukan ramai karna banyak murid dikelas.Namun ramai karna suara azka yang melebihi toak.

"Too cogan" jawab amel dan rasyifa barengan dengan wajah datar.Lalu mereka kembali menatap buku mtk nya.

"Emangnya ada pr ya guys?" tanyanya sambil mendekat kearah rasyifa dan amel."Iya nih,mtk..mana rumusnya gue gak ngerti lagi" keluh amel sambil menyodorkan bukunya ke azka yang sudah duduk dibangkunya.

"Ebusett,,!! Tu soal anaknya banyak amat?? Mana rumusnya gue gak tau lagii" triak azka kembali memecah keheningan kelas.

"Wey!!! Toa beud si lo!!" omel rasyifa.Lalu azka hanya menyengir.

"Yaudahlah kerjain bareng bareng.Untung cipa ngerti rumusnya."

"Iya donggg bebeb gue kan the best"

"Udah udah,kerjain lagi" ajak rasyifa yang sepertinya sudah tak sabar ingin menyelesaikan pr nya.Lalu mereka bertiga pun mengerjakan pr itu bersama.

Waktu berlalu begitu cepat.Tanpa sadar jam sudah menunjukan pukul 7 kurang 5 menit.Jadi bisa dipastikan bentar lagi bel akan bunyi dan seluruh murid bakal datengnya keroyokan.

***

Bel pulang sekolah ahirnya berbunyi dengan nyaring.Membuat semua mirid grasak grusuk saat keluar kelas.

"Cip,gue duluan ya,bye" lalu ia berjalan meninggalkan rasyifa.

"Bye mel.." dan rasyifa pun pergi meninggalkan tempat itu kearah yang berlainan dari amel.

Amel tetap berjalan lurus.Ia benar benar berjalan.Bukan naik kendaraan.Sesekali kakinya usil menendang kerikil yang selalu hadir dihadapannya.Tak perlu waktu lama,amel sampai ditempat tujuannya.Sebuah tempat dimana ia merangkai kenangan yang amel pun masih belum tahu itu indah apa buruk.Tapi yang pasti disinilah ia bertemu dan berpisah dengan sahabat kecilnya.Choco/Chiko

Amel duduk di pinggir danau.Lebih tepatnya direrumputan yang masih hijau itu.Sambil memandang pemandangan yang sangat indah untuk dipandang.Amel mengulum senyum.Lalu meneteskan air mata yang telah ia bendung sejak tadi.

Ia menghela nafas ringan.

Disini benar benar sepi.Tak ada seorang pun selain dirinya yang berada disini.Yahh..dia memang terbiasa seperti ini.Sendiri dikeheningan yang memenuhi perjalanannya.

"Disini tempat gue bertemu lo.Dan disini juga gue berpisah sama lo.Buat apa lo ada dikehidupan gue kalau lo bakal ninggalin gue se-lama ini.Lo mengingkari janji yang udah lo buat sendiri chiko.Lo bohong."

Sesekali tangannya terangkat untuk sekedar mengusap air matanya sendiri."Biasanya kalo gue lagi nangis gini,lo selalu ada buat ngehapus air mata gue"

***

Flashback

"Caramel kenapa nangis?" tanya choco dengan raut wajah khawatir."Balonnya caramel terbang kelangit." ucap caramel sendu sembari menunjuk balon yang sudah terbang ditelan lautan biru itu.

"Caramel jangan sedih,nih aku kasih balon aku deh,," lelaki kecil itu memberikan balonnya,dan gadis kecil itu tersenyum manis.

"Jangan sedih lagi ya" ucapnya.Lalu ia mengusap air mata caramel dengan tangan mungilnya.Dan lagi lagi caramel hanya bisa tersenyum.

Flashback off

***

"Chikooooo!!!!!! Gue kangen looooooo!!!!!" triak amel sekuat tenaga.Melepaskan semua emosi dan kerinduannya selama ini.Bayangkan.10 tahun ia harus menunggu.Hanya menunggu seseorang yang pernah berjanji akan kembali.

Amel kini masih meneteskan air matanya.Dari kejauhan,tampak seseorang berdiri dibalik pohon besar.Ia memperhatikan amel sedari tadi.

"Gue sayang lo mel..gue gak tau sampai kapan gue nyembunyiin ini dari lo..maafin gue" perlahan,kaki nya mundur,melangkah menjauh dari sana.Lalu ia pergi meninggalkan tempat itu.

"Enggak!! Gue gak boleh lemah gini.Gue harus kuat!! Dan gue yakin chiko gak semudah itu ngelupain gue" amel mengangguk yakin.Ia mengusap air matanya.Lalu tersenyum.

Amel berdiri dan membersihkan rok nya yang kotor."Makasih danau..lo selalu mau ngedengerin luapan kekesalan dan kesedihan gue,Cuma lo yang bisa bikin hati gue tenang.Makasih" amel mengembangkan senyumnya.Lalu ia berlari pergi meninggalkan tempat itu.

To be continued

Makasi udah baca dan kasih vote commentnya..😝
Tapi jan lupa kasi vote comment di part ini dan part part selanjutnya yaaa😊😊

Kayaknya ending udah ketebak ya??
Tapi sepertinya dugaan kalian salah..
Dia yang muncul bukanlah dia yang ditunggu..aseeekkk😂😂
Udahlah baca aja kelanjutannya kalo gangerti mah😑

Publish✔
20 mei 2017

Revisi ✔
20 okt 2017

BRITTLE  *Revisi*Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum