Chapter 14

347 43 4
                                    

"Whatttttttt!!!!" triak rasyifa sekuat tenaga.Otomatis,amel langsung membekap mulut rasyifa.Supaya suara rasyifa bisa terhentikan(?)

"Toak banget si lo" omel amel ke rasyifa.Ia melepaskan bekapan tangannya dari mulut tasyifa,Sedangkan rasyifa hanya nyengir.

Amel mengbela nafas."Kira kira dia mau ngomong apa ya?" ucapnya sembari menaruh dagunya ditangan."Udah lo dateng aja,daripada lo penasaran juga kan?" ucap rasyifa memberi saran,lalu ia kembali membaca buku novel yang memang ia bawa dari rumah.Amel menengok kearah rasyifa."Iya deh,"

***

"Mel..lo jadi kesana?" tanya rasyifa.Amel hanya mengangguk."Yaudah semoga gak terjadi apa apa okey?—bye!!" ucap rasyifa,lalu ia berlari kearah azka yang sudah siap dengan motornya dan meninggalkan amel.

Amel menatap datar mereka yang hendak pergi meninggalkan amel.Lalu berjalan ke gerbang sekolah.Menyapa satpam yang berjaga disana.Lalu berjalan melewati trotoar.

"Gue balik dulu ah,lagi pula jam 5 kan?"ucap amel bergumam sendiri.Lalu ia pun melanjutkan perjalanan arah pulang.Ia menunggu taxi di tempat biasa.Namun setelah menunggu sekitar 10 menit,taxi tak kunjung datang.Oh ya—Satu hal lagi yang harus diketahui.Bahwa amel paling tak suka menunggu.

"Ihhh ni taxi pada demo apa ya??" gerutunya.Lalu tiba tiba suara klakson motor terdengar.Amel pun segera menengok ke sumber suara.

Amel mengerutkan keningnya.Seakan akan mengatakan—Dia siapa?

Tak lama setelah itu,lelaki yang sedang berada dimotor itu langsung membuka helmnya.Seakan akan dia tau bahwa amel tak tahu siapa dia.

Tanpa aba aba—amel langsung menampilkan senyumnya."Ka aldi?" dan orang yang namanya disebut hanya tersenyum sembari menaruh helmnya di stang (?) motor.

"Lo kok belum pulang mel?" tanya aldi sembari turun dari jok motornya."Iya nih ka,gak ada taxi daritadi"

"Yaudah,bareng gue aja.Gue anter sampe rumah" ucap aldi.Amel yang mendengar itu membulatkan matanya."Serius ka?" tanya amel memastikan bahwa pendengarannya kini tak salah.Tapi ternyata aldi mengangguk.Pertanda bahwa ia tak salah dengar.

"Udah cepet naik" ucapnya.Amel hanya mengangguk antusias."Makasih ya kak" ucap amel.Dan aldi hanya tersenyum.Lalu mereka pun melaju dengan kecepatan standar.

***

Kini amel sedang menatap langit langit kamarnya.Memikirkan apa yang baru saja terjadi.Ya,Ia kini tengah memikirkan apa yang akan ari katakan nanti sore?

Tapi—sebenarnya bukan itu yang sedang ia pikirkan.Namun yang sedang ia pikirkan yaitu—kenapa sampai saat ini jantungnya selalu berpacu dengan cepat? Bahkan sejak dari setelah ari mengajaknya ketemuan di tepi danau.

Ia benar benar gugup saat ini.Ya,karena bahkan ia tak pernah mengalami hal seperti ini.Padahal bukankah ari hanya mengajaknya ketemuan? Bukankah itu hal yang wajar? Tapi kali ini sangatlah berbeda bagi amel.Amel merasa ari itu choco nya yang kedua.


Ia tau,ari tak akan pernah bisa menjadi choco nya.Tapi bagi amel,ari tetap bisa menjadi choco kedua baginya.Karna dari prilakunya,rasa sayangnya ke amel,bahkan wajahnya sangat sangat mirip.Ah entahlah—

BRITTLE  *Revisi*Onde as histórias ganham vida. Descobre agora