2. Perbandingan

57.8K 2.3K 26
                                    

Natasya menatap papan yang berisi berbagai ekstrakulikuler yang berada di mading koridor sekolah.
Gadis itu bingung harus memilih yang mana,Ia tertarik pada tari juga fotografi dimana kegiatan ekskul nya ada di hari yang sama

Disisi lain ia menyukai fotografi, dan disisi lain juga ia ingin mengikuti jejak mamanya yang mahir di dunia seni tari, meskipun ia sama sekali tidak menyukai tari dan belum pernah belajar tari

Selain itu dulu di sekolah lamanya ia mengikuti ekskul jurnalistik yang merangkap menjadi fotografi dalam bidang itu. Tapi ekskul semacam itu tidak ada disini

Drrt drrt drrt
Ponsel milik gadis berjas maroon itu bergetar 'nathan call'

"ha_"

"Lo dimana sih kak? Gue udah nunggu disini setengah jam ya. Lo menguji gue atau gimana? Lo tidur ya di dalem?" omel Nathan-adiknya bertubi-tubi membuat Natasya melirik arloji putih yang melingkar di pergelangan tangannya dan tanpa natasya sadar, jam pulang sekolah sudah setengah jam yang lalu. Pantas saja Nathan mengomel

"Iya-iya gue kesana" ujar Natasya yang kemudian memutus sambungan telefonnya secara sepihak dan mungkin sekarang di sebrang sana nathan sudah mencak-mencak atau bersumpah serapah. Hanya laki-laki itu yang tau

Setelah memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku jas, Natasya berlari kecil kearah gerbang depan dimana hanya ada satu mobil yang terparkir disana. Siapa lagi jika bukan nathan

Disepanjang perjalanan Nathan maupun natasya hanya diam. Natasya tak mau buka bicara lantaran takut jika nathan mengomelinya berlebih atau hanya dikata-katai dengan ucapan dingin. Sedangkan Nathan tidak mengajak ngobrol kakaknya lantaran ia cukup tau bahwa kakaknya itu tipikal orang cerewet dan susah berhenti bicara ketika sudah terlanjur ngomong. Entahlah menurun dari siapa, orang tuanya tak ada yang secerewet Natasya dimana jika gadis itu bicara bisa berabad-abad  lamanya

***

Elang memasuki rumahnya dengan langkah santai yang seperti biasa ia lakukan. Tidak seperti biasanya juga ia harus pulang di jam sesiang ini padahal biasanya laki-laki itu akan keluyuran entah kemana

"Elang, tunggu" ucap Dita-mamanya saat melihat anaknya hendak naik ke anak tangga

Yang dipanggil hanya menoleh dengan tatapan datar, ia cukup malas untuk mendengar penuturan atau ceramah mama nya siang ini

"Bu Rully tadi bilang sama mama kalo nilai kamu turun terus nggak ada perubahan" ucap Dita yang membuat Elang ingin memberi pelajaran kepada guru BK yang senantiasa mengawasinya 7  jam selama ia disekolah. Tapi apalah daya ia hanya seorang murid di SMA Petranda

"Gimana nggak turun, orang kerjaannya cuma bolos, game, telat sama menyalahi aturan" sahut Aldo-kembarannya yang juga merangkap sebagai kakaknya.

Bukan nya Aldi menguping, ia sedari tadi memang sedang berada di ruang tengah dengan memainkan ponselnya yang kebetulan Dita memanggil Elang dam seperti biasa pula laki-laki itu dengan sifat dinginnya tak mau menyahut

"Diem lo. Gatau apa apa gausah ikut ikutan" ucap tajam Elang membuat aldo tersenyum sinis. Ia cukup tau bagaimana sifat elang yang tak mau orang lain mengikut campuri urusan pribadi nya

"Emang kenyataannya gitu lang" jawab Aldo dengan santai.

Elang jengah dengan sikap Aldo. Dan ia akan lebih jengah jika papanya akan ikut campur juga, pasti akan berujung elang dibanding-bandingkan dengan Aldo yang notaben nya sebagai anak yang penurut, cerdas, banyak prestasi dan selalu taat aturan. Sedangkan elang adalah kebalikannya

Beruntung bahwa papanya sedang berada di kantor saat ini, jadi ia tak perlu mendengar perbandingan yang hanya akan membuatnya semakin tak menyukai sosok aldo. Elang tidak pernah membenci Aldo, ia hanya tak menyukainya

"Lo selalu bolos, game, ga pernah belajar dan menyalahi aturan. Terus kalo lo nggak naik, lo gunain kekuasaan oma untuk tameng biar lo bisa naik atau mungkin nantinya lo lulus juga karena kekuasaan oma. Kapan lo mau berubah" ucap Aldo yang pada nyatanya benar tanpa ada kesalahan disetiap inci perkataan nya.

Elang menekan amarahnya dalam-dalam tapi Aldo terus saja memancing nya untuk berbuat kekerasan pada saudaranya.

"Sudah-sudah. Kalian ini selalu saja adu mulut" cegah Dita sebelum kedua putra nya adu jotos dan berakhir Elang lah yang menang kemudian Farhan-suaminya akan berpihak pada Aldo dan menyeramahi Elang habis-habisan

Daripada mendengar ocehan Aldo yang menurutnya hanya berisi cemoohan lebih baik ia melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti karena dita ditambah dengan Aldo yang men dramatis keadaan.

"Aldo, mama minta kamu cariin guru les private untuk Elang" ucap dita yang sukses membuat Elang menghentikan langkahnya di anak tangga ke 8

"Ba_"

"Mama apa-apaan sih?  Elang nggak mau" potong elang sebelum aldo mengiyakan ucapan dita barusan

"Kalo kamu nggak mau, mama akan laporkan kejadian ini pada papamu. Biar semua fasilitas kamu disita oleh papa. Mama nggak main-main dengan ucapan mama kali ini" ancam Dita membuat Elang semakin frustasi. Elang yakin, Dita tak mendaftarkan nya pada les umum lantaran setiap di daftarkan les, maka laki-laki itu selalu bolos di jam belajar yang sudah ia sepakati dengan guru les nya. Berakhir uang bulanan les menjadi sangat sia-sia.

Tapi Elang takut jika semua fasilitasnya di sita oleh Farhan seperti sewaktu ia kelas X dulu karena Elang bolos sekolah dan kejadian itu didengar oleh papanya.

"Kamu minta saran Bu Rully siapa siswa pintar yang pantas mengajar siswa seperti Elang. Yang tahan dengan bandelnya Elang" ucap Dita dengan menahan emosi yang sudah di ubun-ubun.

Memang, Elang adalah cucu kesayangan dari omanya. Tapi disisi lain Dita juga tidak mau di kira tidak bisa mengurus anaknya dengan baik lantaran selalu menjadikan omanya tameng seperti yang dikatakan Aldo tadi.

Sifat antara Aldo dan Elang yang seperti gurun dan kutub benar-benar membuat Dita pusing melebihi apapun. Elang yang semaunya sendiri, tidak mau di atur dan malah mengatur sangat berbeda dengan Aldo yang pendiam, sering belajar dan banyak prestasi.

"Iya Ma, secepatnya Aldo minta saran ke bu Rully" ucap Aldo dengan senyum kemenangan. Sudah lama ia menanti saat-saat seperti ini dimana Elang yang tak bisa berkutik di depan mamanya.

Aldo maupun Elang cukup tau jika Elang adalah anak kesayangan dita sekaligus cucu kesayangan omanya, sedangkan Aldo adalah kesayangan Farhan.

Bukan iri atau apa, tapi Aldo menginginkan hal yang sama rata dan tidak ada perbandingan pada keduanya. Aldo ingin Elang berubah agar Farhan juga menyayangi Elang sebagaimana Farhan menyayangi Aldo dan selalu membangga-banggakan Aldo.

"Terserah kalian" tandas Elang kemudian melenggang pergi. Kini mama nya malah membela Aldo. Semua orang di rumah ini sama saja, tidak ada yang memihak Elang.

Cool V SweetWhere stories live. Discover now