Cool V Sweet

43. Selamat

Seandainya menghindari elang adalah pilihan, natasya lebih memilih menghindari mantan kekasihnya itu.

"Sya yuk gue anter" ujar elang dengan berlari kecil kearah halte yang berada di depan sekolah

"Enggak usah. Bentar lagi nathan juga dateng" jawab natasya datar. Soal nathan, laki-laki itu tidak akan menjemputnya lantaran pagi tadi nathan sakit dan tidak masuk sekolah. Jadi dengan sangat tidak ikhlas natasya akan naik taxi dan mengurangi sisa uang sakunya

"Yaudah gue tungguin sampe nathan dateng" putus elang membuat natasya membelalak kan matanya 2× lipat. Sampai raisa duet sama keenan pearce pun yang namanya nathan tidak akan datang hari ini.

"Nggak usah. Ntar gue yang dimarahin nathan kalo bareng lo mulu" alibi natasya

"Ya gampang, gue ngomong kalo gue nunggu jemputan nyokap juga. Lagipula nathan bukan orang yang ngurusin urusan orang lain" bantah elang dan apa yang diucapkan elang ada benarnya. Yang namanya nathan tidak akan kepo berlebihan pada urusan orang lain.

Sulit ngomong sama orang kelas kepala semacam elang, natasya hanya mengharapkan Dewi fortuna ada di pihak nya sekarang. Kalau bareng elang terus kapan move on nya?

Tin tin

Mobil warna putih berhenti tepat di depan natasya dan elang, kaca mobil dibuka dan menampilkan senyum amira yang mengembang disana.

"Sya bareng gue aja. Sekalian gue mau ke blog C juga tapi bingung gitu tempatnya. Bisa nganter?" tanya amira

Ternyata Dewi fortuna benar-benar ada di pihaknya saat ini. Amira lah sang Dewi itu

"O. Oh oke" natasya pun mengiyakan saja.

"Lang gue duluan" sambung natasya dan langsung berlari kecil memasuki mobil amira

"Thanks ra udah nyelametin gue dari elang" ujar natasya ketika mobil amira sudah melaju dengan kecepatan sedang

"Heh?" amira sungguh tidak tau tentang natasya yang menghindari elang. Dia memang sungguh ingin ke Blog C lantaran papanya yang meminta gadis itu untuk mengambil pesanan kemeja

"Sorry ya ra. Oh ya lo mau ke blog c di jalan apa?" natasya mengalihkan pembicaraan mereka

"Jl. Hasanuddin no. 4 blog c. Lo tau?" tanya amira

"Mau dianterin atau gue Kasih arah-arah aja?" tanya natasya balik

"Arah-arah aja sya" disini amira tidak mau merepotkan natasya. Ini sudah jam pulang sekolah, jika ia belum pulang takutnya nanti dicari mama atau papanya

                            ★★★

Elang mendengus kesal. Pasalnya ia sudah berencana sejak pagi akan mengantarkan natasya pulang atau jalan-jalan terlebih dahulu. Dan amira datang merusak semua rencananya

Disisi lain elang tidak mungkin pulang di jam sesiang ini. Terlebih ini masih jam 2

Cogan smanda (4)
Elangdylng: heh
Marioadtm: kita ada nama lang
Bayuandika: baru tau yo
Elangdylng: rmh sp yg gaada orang?
Bayuandika: lo mau ngrampok?
Marioadtm: lah si goblok nanya mulu
Ivanriodp: rumah gue cuma ada satpam
Bayuandika: gak nanya van
Marioadtm: dia ngomong sama elang bkn sama lo blok
Elangdylng: gue ke rmh lo van

Elang pun langsung menutup ponsel dan meletakkan di dashboard lalu menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia malas pulang ke rumah jika yang dilihatnya hanya aldo

Jalanan Jakarta yang lumayan rame jika di jam seperti ini, banyak yang berlalu lalang pulang sekolah, pulang kantor atau sekedar istirahat kantor. Jadi macet sudah sering elang alami

Sedangkan rumah ivan berada di bagian barat pusat kota. Jadi sebelum kesana pasti melewati tengah kota atau paling tidak melewati kemacetan

Jarum jam menunjukkan pukul 02.45 elang sampai di pekarangan rumah ivan. Satpam yang mengenal baik elang pun langsung mengizinkan laki-laki itu masuk.

Bahkan sudah biasa bagi elang untuk masuk ke dalam rumah ivan tanpa permisi dan langsung ke kamar sahabatnya

"Ah si bego dateng" ujar ivan dengan kaget saat elang tiba-tiba membuka pintu tanpa permisi atau say hello basa-basi

"Masih idup lo" komentar elang dan langsung mendapat lemparan bantal dari ivan

"Mario sama bayu ntar kesini. Paling juga kena macet" ucap ivan yang diacuhkan oleh elang. Ya bodo amat mau kesini atau tidak itu kan hak asasi mereka.

"Mangkanya rumah lo di perumahan aja biar gak ada macet" timpal elang

Kemudian elang pun mengambil soft drink dari kulkas yang berada di pojok ruangan. Kamar ivan memang lengkap bagai apartemen,  ada kulkas, pes, kamar mandi, makanan. Jadi dikurung setahun pun akan tetap hidup jika berada di kamar ini.

"Hello everybody I'm here"ucap bayu dengan alay yang tiba-tiba datang dengan mario dibelakang nya. Ingin menyumpal mulut memes itu rasanya.

"Bahasa Indonesia aja lo berantakan, sok pake bahasa inggris segala" cibir mario dari belakang. Jika gila, mungkin Bayu itu sudah ada pada level tertinggi dari gilanya gila. Perlu dibawa ke rumah sakit jiwa!

"Sirik aja" cibir bayu dengan membanting tubuhnya di sofa warna krem yang berada di area kamar.

"Otak lo kayaknya ketinggalan waktu macet tadi bay" timpal ivan

"Seinget gue enggak" jawab bayu kelewat polos membuat mario langsung menjitak kepala sahabatnya itu. Ya bodo amat jika baut diotaknya kendor atau jatuh berantakan sekalian

"Bego jangan dipelihara" ucap elang gemas

"Lo mau gue Kasih?" tanya bayu balik

"Ntar rugi mbak natasya ngelesin pagi malem kalo lo Kasih kebegoan lo bay" timpal mario

"Mumet gue dengerin lo berdua bertengkar kayak mak-mak yang rebutan daster" cibir elang dan langsung berpindah ke kasur dimana ivan sibuk tengkurap disana.

"Bay lo tau hal yang paling gue suka di dunia ini?" pertanyaan horor keluar dari mulut mario membuat Bayu bergidik ngeri mendengar nya

"Apaan?" tanya bayu ganti

Elang tidak mau mendengarkan hal gila yang mario dan Bayu lontarkan. Sudah cukup setiap pagi mendengar mereka mengeluarkan jokes receh dengan humor yang rendah

"Makan malkist roma terus diputer, dijilat, dice_"

Belum sempat mario meneruskan ucapannya, bayu sudah menjitak kepala sahabatnya itu dengan keras

"Itu oreo bego" ucap bayu dengan kesal. Sudah di dengarkan dengan seksama jatuhnya malah begini. Kan bayu jadi menyesal!

"Oreo bisa diputer bay?" mario yang terus menggoda bayu

"Bodo ah bodo. Serah lo yo serah" bayu pun menyerah dan memilih diam daripada mendengar hal yang lebih bodoh bin tolol dari mario yang setengah waras.