28. Moodboster

24.6K 1.3K 1
                                    

Suara sepatu pantofel dan langkah kaki yang mantap kian mendekat kearah laki-laki berpostur tinggi, dada bidang, rambut kekinian serta wajah tampan dan rahang tegas

Elang pun menoleh kearah si pemakai sepatu yang beradu dengan lantai, aldo sedang berjalan kearahnya dengan mata berpandangan lurus

"Attaya mau balik ke Jakarta. Dia mau lo yang jemput di bandara, kalo bukan lo dia gak mau balik dari bandara. Dia sendiri kesini" ucap aldo seraya duduk disamping kursi pantry dimana adiknya berada.

Tak menjawab sepatah katapun, elang lebih memilih meminum capucino nya hingga tandas dan tersisa cangkir kosong dimeja.
Lalu laki-laki itu beranjak pergi dari pantry, daripada harus terus bersama aldo yang hanya membuatnya gerah dengan bahasan yang sama. Yaitu attaya

"Dia sendiri lang. Kalo dia beneran gak mau balik gimana?" tanya aldo saat kaki elang sudah berada pada anak tangga ketiga membuat adiknya itu berbalik badan dan menatap tajam aldo

"Di deket bandara ada hotel, resort, apartemen, atau apa kek yang bisa dia sewa" jawab elang kemudian melangkahkan kakinya kembali. Ia jengah jika harus membahas soal gadis itu, gadis tak tau malu.

"Dia cewek lang" bujuk aldo barangkali elang berubah fikiran dan mau menjemput gadis yang pernah mereka berdua cintai dalam waktu yang sama.

"Terus kalo dia cewek, dia bisa nyakitin orang seenaknya terus kembali kayak tanpa dosa?" elang berganti tanya pada aldo. Membuat kakak laki-laki nya itu diam tak bergeming bingung mau menjawab apa.

Pintu kayu jati yang kokoh didorong oleh elang lalu memasuki ruangan kamar nya dengan langkah gontai, melempar tas nya ke sofa yang berada di pojok ruangan lalu merebahkan tubuhnya di kasur dan menatap langit-langit kamarnya yang hanya ada lampu terang disana

Ia memikirkan gadis yang telah menyakiti nya beberapa tahun yang lalu, gadis yang menghancurkan kehidupannya, gadis yang tak tau malu ingin kembali lagi ke kehidupannya setelah menghancurkan begitu banyak hal dalam hidup elang.

Ia tidak membenci, tapi dia ingat!

Elang pun bangkit dari kasur dan beranjak ke sofa untuk mengambil ponselnya yang berada di tas sekolahnya

Mengetikkan beberapa huruf disana lalu menggeletak kan kembali ponselnya di sofa hitam yang ia duduki

                           ★★★

"Ngapain sih lo ngajakin gue kesini?" omel natasya saat ia tau tujuan elang membawanya keluar hanya untuk mengunjungi mall saja dan melakukan hal unfaedah disini.

"Otak gue butuh refreshing setelah sekian lama lo nyuruh gue belajar dan belajar" jawab elang kemudian menarik lengan natasya untuk memasuki salah satu kedai es krim yang baru-baru ini sedang booming di instagram dan akun sosial medianya itu saja sudah ribuan followers dalam beberapa minggu, Entah beli atau followers asli elang tidak tau.  Yang pasti elang saat ini penasaran dengan eskrim apa yang disajikan mereka.

"Vanilla satu, sama matcha nya satu" ujar elang pada waitress wanita yang menghampiri mereka saat keduanya baru duduk di salah satu kursi di pojokan

"Matcha nya habis mas" jawab waitress itu mengingat bahwa rasa matcha adalah rasa terlaris disini

Dan disini juga natasya kesal, mbak-mbak waitress yang terus menatap elang tanpa berkedip membuat maskaranya seolah ikut mengering serta eyeliner terlalu tebal disana. Ini mbak-mbak nya mau ngelayanin atau jadi ondel-ondel sih?

"Red velvet aja mbak" ucap elang dengan nada dingin seperti biasa. Ia tau bahwa sedari tadi gadis dihadapannya ini menatap waitress tak suka

"Lo nggak suka sama mbak-mbak itu tadi? Lo cemburu?" goda elang saat waitress itu telah pergi kearah meja kasir

"Nggak. Biasa aja" sinis natasya yang sudah terlanjur moodnya hancur gara-gara si mbak yang menurut natasya lebih mirip ondel-ondel dibandingkan pelayan.

Ingin rasanya natasya menusuk-nusuk bola mata mbak waitress tadi dengan pisau lalu mem freazer nya bersama dengan es krim-es krim itu biar beku dan tidak jelalatan menatap pacar orang. Katakan bahwa natasya sudah mirip dengan psikopat disini.

Memang bukan hanya mbak-mbak tadi yang menatap elang seperti itu. Mungkin 95% seisi mall ini menatap elang demikian, tapi natasya paling sebal dengan mbak-mbak tak tau diri itu

"Biar lo nggak bete terus lo mau kemana lagi?" tanya elang pada natasya. Ia tau bahwa gadisnya ini telah cemburu dengan mbak tadi yang seolah menggoda bagi laki-laki lain, tapi tidak untuk elang.

"Pulang" jawab natasya dengan ketus. Ia tak mau jika elang terus menjadi tontonan bagi para gadis lain. Ya jika elang tidak tertarik tidak masalah, jika elang tertarik? Ah sudahlah jangan dibahas, natasya sudah cukup sakit hati oleh waitress tadi

"Bentar gue masih ada urusan. Lo disini aja jangan kemana-mana" ujar elang yang kemudian berlari kecil sebelum natasya bertanya lebih kemana kekasihnya itu akan pergi.

Jangan-jangan elang mau tebar pesona kesana kemari? Atau mengedarkan wajah agar dilihat berbagai model wanita negeri ini? Elang menyebalkan!!!  Dan jika elang melakukan itu, natasya berjanji akan menusuk-nusuk tangan elang dengan garpu. Biarkan tidakan kriminal, apa menyakiti hati tidak kriminal? Itu malah melanggar Ham!

Memikirkan itu saja sudah membuat hati natasya terasa nyeri.

"Nih buat lo. Biar lo gak bete mulu" ucap elang yang tiba-tiba datang dengan membawa boneka panda berukuran besar membuat bibir natasya terangkat membentuk senyum disana

Pria dingin yang mampu romantis dan natasya merasa beruntung memilikinya. Tidak semua orang bisa seberuntung natasya.

Dan beruntung lah tangan elang yang tidak jadi ia tusuk-tusuk dengan garpu atau pisau.

Dan atas kejadian ini, elang dan natasya menjadi tontonan gratis seluruh pengunjung kedai es krim ini. Berbagai tatapan iri dan mupeng ditujukan ke arah kursi yang berada di pojokan dimana elang dan natasya berada.

"Thanks lang" ucap natasya yang memang rasa kesalnya hilang seketika saat itu

"Balesannya mana?" tanya elang dengan menaik turun kan alisnya dengan smirk disana.

"Maksudnya?" natasya justru menyipitkan mata, ia tak tau apa maksud elang saat ini.

Yang ditanya justru menunjuk-nunjuk pipi nya dengan mata tertutup membuat natasya memicingkan bibir.

"Mesum lo" natasya langsung melayangkan jitakan ke kepala elang membuat laki-laki itu meringis kesakitan yang mengundang gelak tawa natasya. Mungkin, berbagai species ingin berada di posisi natasya saat ini. Laki-laki yang mampu membuat senyumnya kembali cerah setelah adanya awan hitam diwajah kekasihnya.

"Setelah ini mau kemana lagi sya?" tanya elang dengan senyum hangat disana

"Pulang. Gue mau peluk boneka ini terus tidur" jawab  natasya dengan senyum yang tak kalah cerah dengan matahari yang sedang bersinar terik-teriknya.

"Lo pasti mau bayangin kalo itu gue. Iya kan?" goda elang dengan senyum percaya diri yang seolah akan diiyakan oleh natasya

"Najis" cibir natasya seraya memakan es krimnya yang sudah datang di mejanya. Es krim kesukaan natasya tentunya.

"Yang penting ganteng" ucap elang dengan PD 100× lipat dari biasanya. Memang ganteng tapi ya nggak waras seperti ini mau bagaimana lagi?

"Oh ya lang, lo pagi tadi bolos?" pertanyaan yang horor bagi elang ditanyakan oleh natasya.

Sebenarnya ia memang tidak berniat bolos, berhubung ia masih pusing memikirkan attaya daripada melamun dikelas lalu dihukum lebih baik ia keluar dan tidak mendapat hukuman.

"Enggak. Mau ke toilet tapi gak jadi yaudah mondar-mandir aja sama Ivan daripada ditanya macam-macam sama guru biologi " bohong elang. Jika ia jujur bisa saja ia merusak mood natasya kembali gara-gara elang yang memikirkan gadis lain.

Natasya pun hanya ber oh-oh ria saja. Lagipula alasan elang juga masuk akal disini.

Cool V SweetWhere stories live. Discover now