Part 39 : Fakta sebenarnya

Start from the beginning
                                    

"Hahahah,,, lenyapkan salah satunya "

" Lenyapkan? "

" Kenapa tidak? Jika ini berhasil, saya akan membayarmu dua kali lipat dari sebelumnya. Setelah itu kamu bisa pergi ke manapun kamu mau"

" Tapi.... "

" Ya, atau tidak? "

" Baiklah, secepatnya saya akan melakukan perintah Ibu! "

*****

Emily terduduk pada kursinya dengan syok.  Penjelasan singkat kakak iparnya sungguh membuat dirinya menggeleng tak percaya.

" Kak Sharine bisa ngelakuin itu? " ucapnya lemas.

" Tentu Ly! "

" Saya juga tidak menyangka Sari akan melakukan hal serendah ini. Saya amat mempercayainya hingga harus mengusir Maia dari kehidupan saya. Tapi apa yang saya dapatkan? "

" Dia bahkan berniat membunuh saya karena saya kabur dari sana setelah Semua harta saya dia ambil "

" Tapi Mas, bagaimana kak Sharine bisa keluar dari penjara?! "

" Beberapa bulan lalu, saya memberikan harta saya atas nama Sari, namun, hari itu juga Sari merubah kehidupan saya. "

"Dia merenggut kebebasan Saya dan membuat saya harus menuruti semua kemauannya. Tidak lama setelah itu, dia menghilang dan saya tetap tidak diizinkan keluar dari rumah. "

" Saya mendengar kabar jika dia tertangkap karena melakukan tindakan kriminal. Mencoba melakukan pembunuhan terhadap Maia dan Al. "

" Saat itu saya merasa bahwa penderitaan saya segera berakhir, dan akan segera bertemu dengan Maia dan Al untuk meminta maaf,  tapi nyatanya dia punya rencana lain.  Dia mengancam Maia jika tidak mencabut laporannya, dia akan merebut hak asuh Al. "

" Dan Maia, menyetujuinya. Ini barter Ly. "

Doni menjelaskan semuanya, dan kini Ily semakin yakin jika kedatangan Alyssa memang seperti apa yang mereka pikirkan.

" Dendam itu merenggut semuanya. Bahkan kini hatinya tidak bersisa" monolog Ily prihatin.

" Baiklah, Mas bisa tenang sekarang, Bu Maia dan Al aman. Sekarang saya malah memikirkan keamanan Mas Doni. Jika kak Sharine tau Mas masih hidup, dia mungkin nggak akan tinggal diem. Saya akan kasih keamanan ketat di sini sampai saya dapet bukti kejahatan mereka. "

" Kak Sharine harus mendapat balasan yang setimpal. "

" Tapi kamu yakin Emily? Bukannya dia kakakmu? "
Ily menggeleng.

" Takdir yang membuat saya menjadi adiknya, tapi sayangnya takdir tidak membiarkan hubungan kami baik untuk selamanya. Kak Sharine sudah memilih jalannya Mas, sayapun memilih jalan yang saya pikir benar "

" Kamu benar Emily, saya akan mendukung tindakan kamu. Bahkan saya siap jadi saksi. " ungkan Doni bersemangat. Kini dia tidak sendiri. Ily bersamanya.

" Kita hanya perlu rencana Mas"

Doni mengangguk antusias

*****

Ily sudah berada di apartemen, tertidur dengan lelap di kamar dengan selimut yang membalut hampir seluruh tubuhnya. Muka lelah itu sangat jelas terpancar saat baru saja tiba dari rumah sakit dini hari tadi, karena alasan itu pula, Yuki menyuruhnya untuk segera istirahat.

Tanpa penolakan, Ily segera menuruti perintah Yuki. Alhasil, pejaman mata itu berhasil menghabiskan waktu enam jam lamanya.
Waktu enam jam itu lebih dari cukup untuk ukuran seorang Ily, karena sebelumnya bahkan Ily tidak mendapatkan jatah tidur setengahnya. Tidur di rumah sakit dengan keadaan duduk sangat tidak nyaman, itu alasan Ily tidak merasakan kualitas tidur yang baik. Tidak seperti sekarang.

Namun, kenyamanan itu segera berakhir saat Ily terbangun dengan keterkejutannya akan sesuatu.

" Astaga, gue belum cerita sama Vebby.  Kalo Yuki tiba-tiba dateng ke rumah sakit dan liat Mas Doni terus langsung diceritain ke Al, rencana gue bisa gagal, ckkk" Ily berdecak sebal atas keteledorannya. Tubuhnya terangkat untuk segera berdiri. Mencari ponsel pintarnya yang kini ia lupa letakkan di mana.

" Sial, ke mana tu Hape, " gerutunya kesal. Matanya melirik pada setiap sudut setelah mencari pada tas yang semalam ia bawa ternyata tidak ada.

Beberapa menit mencari dengan rasa kesal, ponsel itu akhirnya ketemu di saku jaket yang ia pakai akhir-akhir ini.

" Oh Tuhan, mati pula. umm telepon rumah " Ily berlari menuju ruang depan, mencari telepon rumah lalu menekan nomor seseorang.

" Hallo, Vebb. Lo lagi bareng Yuki? "

"Enggak, kenapa?"

"  Yuki ke mana? "

" Tadi bilang ada urusan sama Alyssa. Gue nggak bisa nemenin karena gue juga sibuk. Kenapa? "

" Alyssa? Urusan apa? Vebb, kayaknya lo harus buat jarak di antara mereka. Gue udah tau semuanya. Dan keyakinan kita tentang Alyssa itu bener. "

" Lo tau dari mana? "

" Nanti gue jelasin semuanya. Vebb, pokoknya, Alyssa harus tetep kita awasin, dan Yuki nggak boleh ketemu sama Mas Doni. "

" Ya, gue ngerti. Setelah urusan gue selesai, gue akan samperin mereka. "

Telepon ditutup. Ily bernapas lega saat tahu kini Yuki tidak ke rumah sakit, namun, ada urusan apa Yuki harus bertemu Alyssa?

Semoga saja Alyssa tidak melakukan rencana apapun dalam waktu dekat ini.


Tbc



Pendek ya?
Hahah,,  Intinya mah jangan ngarep lebih sama author.

Buat cerita yang lain, lagi dicicil. Kalo bahasa palembangnya sih diguyuri. 😊😊 jadi yg sabar yo.

See U.

Pacar sewaan? (✔)Where stories live. Discover now