Part 3 : Salah orang

2.6K 291 7
                                    

" Ly, gue pengen hari ini berjalan sesuai rencana ya! " gadis itu bicara tanpa menoleh pada lawan bicaranya yang sedari tadi hanya sibuk membolak-balikkan halaman majalah favorite-nya.
Sedangkan dia tengah sibuk mematut diri di depan cermin bersiap untuk pergi.

" Hem "hanya sebuah deheman yang keluar,

" Dan satu lagi, lo harus bisa bujuk dia buat dateng ke tempat yang udah gue sedia'in. Dan nggak boleh telat. Biar kerjaan lo gue serahin sama asisten gue. " jelasnya lagi dan bersiap untuk pergi.

Hari ini Yuki dijadwalkan untuk menghadiri sebuah acara di Tv swasta sebagai bintang tamu.

Saat menoleh ke belakang di mana Ily duduk santai, Yuki menghela napas dengan kesal.

" Ly,, lo denger gue kan? "kini Yuki terlihat sebal dengan sikap sahabatnya itu. Merasa terabaikan, lantas majalah yang sebelumnya berada di tangan Ily, kini sudah berpindah tempat.

Yuki merampas dengan cepat dan sukses membuat Ily terkejut.

" Lo apa-apaan sih? "

" Gue yang seharusnya nanya, lo kenapa cuekin gue yang lagi ngomong. Ayolah Ly, gue tau lo nggak setuju, tapi apa lo bisa kasih gue solusi? Enggak kan? " erang Yuki frustrasi.

Beberapa hari belakangan, hubungan mereka merenggang. Ily yang biasanya cerewet menjadi lebih pendiam.
Suasana menjadi hening, Ily tak menyangka jika sahabatnya itu benar-benar akan melakukan hal yang sebenarnya sangat merugikan karirnya jika ketahuan oleh publik. Tapi,  sahabatnya itu seolah enggan mendengar apa yang Ily khawatirkan.
Bayangkan saja, beberapa hari yang lalu,  Yuki sendiri memutuskan bagaimana dia membuat peraturan dalam pacaran ala dirinya dengan calon pacar sewaannya itu, dan itu tanpa meminta pendapatnya terlebih dahulu.

Ily berpikir sejenak, menenangkan dirinya dan mengeluarkan napas lelahnya.

" Oke, gue harus ngapain? "

Akhirnya

Yuki terlihat senang dan tersenyum kecil.

Ia menjelaskan apa saja yang harus Ily lakukan, dan jika sudah maka selanjutnya pekerjaan itu akan ia ambil alih.

" Lo liat ini baik-baik, dan pastikan dia bawa ID yang sama persis dengan ini . Gue udah kirim gambarnya di Bbm lo. Gue berangkat sekarang . Thanks before "

Yuki berjalan keluar untuk pergi setelah memeluk sahabatnya yang akan melaksanakan perintahnya itu.

[•••]

" Kalo bukan sahabat, males banget gue ngelakuin hal kayak gini. Kurang kerjaan banget. Cari cowok cuma kasih gambar ID kek biginian, foto tu cowok nggak ada. Gimana bisa ketemu? Tu si Yuki kenapa nggak jelas kasih perintah ke gue?
Suruh ketemu di tempat rame tanpa kasih tau ketemuan di mana. Emang ya,  kalo cerobohnya kumat, lupa kasih perintah yang lengkap. Lagian gue juga oon, kenapa nggak nanya. Arggghhh "

Ily mengomel sendiri menyadari kecerobohannya yang lupa menanyakan dengan jelas tempat pertemuannya dengan calon 'pacar' Yuki.
Di tempat sebesar ini, bertemu dengan satu orang asing bukan perkara mudah. Apalagi tidak memiliki petunjuk yang jelas.

Dan menghubungi Yuki sekarang tidak akan mendapat jalan keluar. Ily sangat tahu jika seorang Yuki tidak akan selalu bersama Handphone-nya disaat dia sedang syuting. Akan mengganggu katanya.

Jadilah Ily hanya bisa menunggu untuk dihubungi Yuki karena sebelumnya, Ily telah mengirim pesan.

Beberapa lama menunggu, sebuah getaran singkat pada Handphone-nya membuat sang pemilik langsung membuka kunci layar dan segera membaca isi pesannya.

Pacar sewaan? (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang