21 | Kesalahan Alisha

Start from the beginning
                                    

Dua kata terakhir yang diucapkan Ken barusan cukup menyayat hati nya, Alvin yg mendengar adik nya disalah kan angkat suara.

"Kenapa.lo.jadi.nyalahin.Alisha?!" Tanya Alvin dengan penekanan disetiap kata yg diucap.

"Ya emang karna Alisha!" Sahut Ferri.

"please, jangan emosi" kata Rafly.

"So, gue mau ngejelasin.. Alvaro bisa ikut balap liar karena lo--" belum sempat Rafly menyelesaikan kalimat nya Alisha sudah berlari meninggalkan yg lain nya.

"Alisha, Alisha tunggu! ALISHA KAMU MAU KEMANA?!" Alvin berteriak mengejar Alisha.

"Kamu?" Ferri menatap teman nya dan berusaha mengulang ucapan 'kamu' yg tadi di sebut Alvin untuk Alisha.

"Jadi Alisha udah punya cowok?"

•••••

"Alisha tunggu!" Alvin berhasil menarik lengan Alisha dan memberhentikan langkah nya.

"Apa? Apa bang?" Tanya Alisha kecewa.

"Aku disini, didunia ini emang gak terlahir untuk bahagia!" Alisha menyeka air mata nya yg masih membanjir di kelopak matanya.

"Abang tau? Alisha baru menemukan kebahagiaan baru, tapi Alisha sendiri menghancurkan nya! Abang ga pernah ngerasain apa yg Alisha rasa bang.

Alisha sakit hati. Kecewa. Marah. Benci. Benci sama diri sendiri. Kenapa? Kenapa harus Alisha yg dicintai Alvaro? Klo aja Alvaro ga pernah berurusan sama Alisha ini ga akan terjadi" lanjut Alisha panjang lebar.

Alvin diam, ia menarik badan mungil Alisha ke dalam dekapan nya, menangis dalam dekapan Alvin adalah hal yg Alisha suka, karena itu membuat nya tenang seketika.

"Bang Alvin ngerasain apa yg kamu rasain sayang, karena aku selalu menjadi ingin menjadi yg terbaik dalam hidup kamu" Alvin berbisik tepat ditelinga Alisha.

"Sekarang kita kembali kerumah sakit, kamu mau tau kan apa yg terjadi dengan Alvaro?" Kata Alvin.

Alisha menggeleng dan menatap mata Alvin, Alvin mengerti maksud dari tatapan Alisha dan ia segera mengajak Alisha masuk kemobil dan kembali pulang.

"Once again, everything it's gonna be okay" Alvin menatap Alisha dalam dan Alisha hanya mengangguk mengiyakan.

•••••

Alfan menatap adik nya iba, ia sudah tau apa yg terjadi dengan Alisha beberapa jam yg lalu, tentu nya dari Alvin.

Alisha melipat kedua kaki nya, dan memeluk nya erat dipojok dekat ranjang nya. Ia menatap kosong lantai kamar yg dilapisi karpet berbulu.

"Alisha please jangan buat bang Alfan khawatir," Alfan memasuki kamar Alisha, masa bodo dengan tulisan yg tertera di pintu kamar.

"sayang, sekarang udh jam 11 malam, jangan buat bang Alfan dan Alvin cemas dengan keadaan kamu" Alfan berjongkok mensejajarkan wajah nya dengan Alisha.

Alisha hanya diam, pandangan nya kosong. Ia masih memikirkan Alvaro yg sedang koma karena diri nya.

Bukannya membalas perkataan Alfan, Alisha malah menangis tanpa suara.

brak! pintu kamar Alisha didobrak kencang oleh Alvin.

"Apa-apaan si lu Al?" Teriak Alfan.

Alisha yg tak memperdulikan sekitar tetap tak bergeming.

"Ayah, ayah ada dirumah sakit!" Kata Alvin cepat.

"Yaudah terus apa masalah nya?" Tanya Alfan kesal.

"Dia bilang sama dokter klo setuju buat mencabut semua alat bantuan bunda!" Alvin terlihat cemas.

"KOK BISA?!"

"Kita kerumah sakit sekarang!"

"Alisha?" Tanya Alfan.

Alvin menengok kearah Alisha yg seperti patung, tak bergerak sama sekali hanya air mata yg terus mengalir.

"Kenapa bisa kaya gini sih?" Alvin terlihat frustasi dan mengusap wajag nya kasar.

"Lo temenin Alisha disini, biar gue yg ngehandle bunda" Alfan memberikan solusi.

Alvin hanya mengangguk, dan membiarkan kakak nya pergi. Ia menatap adik nya iba, kenapa ini harus terjadi kepada adik nya? Ia sungguh tak tega.

"Alisha, abang disini," panggil Alvin.

"Hiks.. hiks.." hanya isak tangis yg terdengar dari mulut Alisha.

"Alisha, jangan kaya gini sayang" Alvin berusaha memeluk adik nya.

"Alisha salah bang, Alisha salah" suara Alisha bergetar.

"Kamu ga salah" Alvin berhasil meraih tubuh adik nya dan memeluk nya erat.

"Aku salah! Aku salah bang! Bunda koma karna aku, karna aku yg minta bunda datang ke skolah waktu itu"

"Sekarang, Alvaro koma karna aku! Karna aku bang! Aku salah. Aku selalu buat kesalahan! Aku salah... hiks.. aku salah.." Alisha memukul dada bidang Alvin ia menangis sesegukan dalam pelukan abang nya.

Alvaro memejam kan matanya, ikut merasakan kepedihan yg dirasakan adik nya.

"Kamu ga salah" sekali lagi Alvin meyakinkan adik nya bahwa bunda dan Alvaro koma karena kehendak Allah swt.

"Hiks.. hiks.." Alisha lagi-lagi terisak. "Aku mau ketemu bunda bang"

Mendengar permintaan adik nya, Alvin diam namun masih memeluk Alisha erat.

"Aku mau ketemu bunda bang" ulang Alisha. "Aku mau cerita sama bunda.."

Alvin bingung apa yg harus dikatakan nya? Jika ia bilang bahwa alat yg terpasang di tubuh bunda nya dirumah sakit, berusaha dicabut.

Pasti ini bakalan jadi hal terpukul buat Alisha, karena tak ada harapan untuk bunda nya akan sembuh.

"Kenapa diam bang?" Alisha melepas pelukan, dan menatap wajah Alvin.

"Anterin aku rumah sakit" pinta Alisha.

"Bunda--" Alvin menggantungkan kalimat nya.

"Why?" Tanya Alisha menyeka air mata nya yg dari tadi masih mengalir.

"Bunda, ayah--" lagi, Alvin menggantungkan kalimat nya.

Alisha hanya menaikan satu alis nya menunggu Alvin melanjutkan kalimat nya.

"Ayah menyetujui klo.. alat bunda dicabut" Alvin menatap mata adik nya yg terlihat shock.


*****

AlishaWhere stories live. Discover now