3 | bang Alfan come back

6.7K 348 1
                                    

Alisha POV

Aku memandangi figura yang ada di kamar ku, figura keluarga ku dulu yang masih ada Ayah dirumah, Bunda ku yang sehat, bang Alfan yang penyayang dan tentu saja bang Alvin yang perhatian. Seandai nya aku tau kenapa keluargaku jadi seperti ini aku pasti akan mencegah nya.

Jika ditanya Rindu, Aku sangat rindu, ingin merasakan lagi kebahagiaan yang dulu pernah kurasakan. Yang kupunya sekarang hanya bang Alvin, dia masih sama seperti dulu, masih perhatian sama aku, masih sayang aku. 2 tahun aku merasakan sakit hati, menutup diri dari semua orang, tidak punya teman, dan tidak perduli akan prestasi di sekolah.

Aku hanya anak berumur 16tahun tapi sudah merasakan pahit nya kehidupan dan banyak nya masalah yang mengahadang. Sejujur nya aku ingin, ingin berteman dengan semua teman sekelas ku, ingin berbagi cerita, ingin merasakan jatuh cinta, tapi seperti nya itu tidak mungkin.

Aku kembali menghapus sisa-sisa air mataku, Ugh setiap malam aku jadi sering menangis, padahal hanya mengingat hal kecil seperti ini saja.

Ku dengar seseorang mengetuk pintu kamarku, dan ku tau pasti bang Alvin yang melakukan nya. Karena aku hanya tinggal berdua dengan nya.

"Masuk aja bang," aku menyahut dan pintu terbuka. Tapi...

Deg.

Itu bukan bang Alvin, melainkan..

"Hai lis, bang Alfan kangen kamu,"

Ya, itu bang Alfan orang yang aku hindari karena prilakunya yang tak semanis dulu, dan membuatku canggung berada didekatnya.

"I-iya," hanya itu yang mampu keluar dari mulut ku, aku terlalu gugup dan takut. Entah takut karena apa.

"Maaf karena tak suka mengabari mu, dan jarang pulang kerumah," ia tersenyum kecil dan berjalan kearah ku.

Aku hanya diam, tak tau harus berbuat apa.

"Sudah 2 tahun bang Alfan lari dari kenyataan pahit. Abang emang pengecut ga seperti kamu dan Alvin,"

Aku memperhatikan bang Alfan yang me...nangis? Bang Alfan menangis? Aku mengernyitkan dahi seolah bingung.

"Maafin bang Alfan Lis. sudah menelantarkan kamu dan Alvin. Kenapa bang Alfan bicara kaya gini? Karena abang tau, bahwa adik perempuan satu-satunya yang abang punya, kecewa dengan prilaku abang,"

Kulihat bang Alfan melebarkan tangan nya bermaksud memeluk ku. Tapi aku enggan melakukan nya, prilakunya selama 2 tahun belakang yang membuat ku ragu, ia seolah tak mengenali ku dan setelah 2 tahun ini ia tak pernah bicara padaku. Dan baru hari ini ia bicara padaku.

"Kalo kamu ga mau, ga apa-apa Lis, bang Alfan ngaku salah," ia tersenyum, senyum yang kurindukan. Tapi aku tetap pada pendirian ku, diam dan memasang tampang biasa saja. Seolah tak mengenalinya. Jahat memang, namun aku sudah terlanjur kecewa.

"Abang kekamar dulu ya, mulai sekarang bang Alfan bakalan tinggal lagi dirumah ini,"

Aku memandangi punggung nya yang mulai menjauh dan sesegera mungkin mengabari bang Alvin tentang semua yang barusan terjadi. Baru jam 18.44 pasti bang Alvin masih dirumah sakit dan aku lagi berhalangan hadir ke sana karena badan ku yang kurang vit bahkan aku juga izin kerja.

Ku hubungin nomor telfon bang Alvin sekali lagi, namun masih tak diangkat.

Drrt..Drrt

Akhirnya, Bang Alvin nelfon balik. Segera mungkin aku menekan tombol hijau tanpa melihat nama panggilan yang tertera, karena aku yakin itu pasti bang Alvin.

AlishaWhere stories live. Discover now