2 | Ketahuan

7.3K 393 3
                                    

Alisha sedang menghisap rokok di rooftop sekolahnya, ia duduk di sofa butut tepat menghadap kebawah.

"Andai dirumah masih ada kegembiraan dan tawa, gue ga akan kaya gini." ucap Alisha lirih.

"Gue cariin lo malah disini," suara berat khas lelaki membuat Alisha buru-buru menghapus sisa-sisa air matanya lalu memasang wajah datar seperti biasa.

"Heh gue ngomong ama lo, balik badan kali ga sopan!" Ucap lelaki itu lagi yang akhirnya membuat Alisha menatap malas orang tersebut.

"Sehari gausah ganggu gue bisa ga?" Balas Alisha sinis.

"Gue disuruh bu Aini nyariin lo! lo ga mikir apa? Lo belom ngerjain makalah yang disuruh bu Aini!" Ucap lelaki itu gemas.

"Terserah gue dong? Hidup-hidup gue kenapa lo harus repot Alvaro?" Tanya Alisha dengan nada yang dibuat-buat jengkel. Sesungguhnya ia malas meladeni orang bawel macam Alvaro.

"Karena gue Ketos!" Hardiknya. "Lagi pula itu tangan lo ngapain diumpetin? trus duduk-duduk sendiri di sini lagi? Bukannya ngerjain makalah." Ucap Alvaro sambil bertanya.

"Bukan urusan lo!" Balas Alisha lalu buru-buru berdiri dan menjatuh kan rokok nya dan menginjaknya sebentar.

"Heh tunggu, lo ngerokok?" Tanya Alvaro lagi.

"Kan tadi udah gue jawab, bukan urusan lo." balas Alisha datar.

"Lo tau ga lis? Ngerokok itu ga baik buat paru-paru, lagian disekolah dilarang ngerokok apalagi itu perempuan," ucap alvaro pelan.

"Baru 2 kali gue ngerokok, slow ga bakalan kenapa-kenapa." balas Alisha malas.

"Kenapa lo ngerokok?"

sebenernya alisha malas meladeni ketua osis nya yang super bawel ngelebihin perempuan ini, tapi apa daya ia malas berdebat dan lebih malas lagi kalo mendengar seribu ancaman nya jika ia tak menuruti nya.

"Kenapa bengong, hm?" Tanya alvaro yang mulai jadi dingin, ia tidak suka dengan perempuan yang suka merokok karena dia sendiri pun tidak pernah merokok.

"Ngilangin stres," jawab Alisha asal, namun Alisha tidak sepenuh nya berbohong karena ia juga bingung harus melakukan apa biar hati dan pikiran tenang.

"Kalo banyak masalah, sholat, minta sama yang diatas buat dikasih petunjuk jalan keluar, jangan begini. Ga baik buat kesehatan lis, gue ngomong gini karena gue care sama lo." ucap Alvaro yang entah kenapa meluncur begitu saja keluar dari bibirnya.

Alisha diam sesaat dan langsung pergi meninggalkan tempat itu tanpa mengucapkan sepatah katapun. Alvaro diam tak tau harus berbuat apa.

•••••

"Udah jam setengah delapan," gumam Alisha pelan, sambil melihat jam yang melingkar dipergelangan tangan nya.

Sekarang Alisha lagi on the way menuju rumah sakit tempat bunda nya dirawat. Sudah seminggu ia tak mengunjungi bunda nya yang lagi koma, ia jadi rindu. Setelah membeli makanan untuk nya makan disana, ia berjalan pelan dan membuka pintu itu, juga dengan sangat perlahan. Dilihatnya ada seorang lelaki yang tertidur nyandar di bangku sambil menggenggam tangan bunda nya, ia jalan mengendap-endap agar lelaki itu tidak bangun.

"Lho bang Alvin?" Gumam Alisha pelan saat melihat wajah lelaki itu.

Jadi setiap hari bang Alvin selalu pulang malam ngejaga bunda? , Tanya Alisa dalam hati.

Lalu Alisa mengurungkan niatnya untuk memakan makanan yang dibelinya tadi, dan mulai jalan ke sofa dekat ranjang bundanya. Baru ingin mendaratkan bokongnya ke sofa suara berat khas bangun tidur mengintrupsi pendengarannya dan segera mungkin Alisha menoleh ke abangnya itu.

AlishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang