Part 35 : Cemburu

Bắt đầu từ đầu
                                    

Al menatap jarinya, lalu teringat pada malam saat ia memberikan sebuah cincin yang ia niatkan untuk mengikat Yuki dengan perasaannya. Hatinya kini terpukul kembali, sebesar itukah kesalahannya hingga Yuki tega berbuat demikian.

Acara berjalan dengan meriah hingga satu kesempatan Al melihat Yuki bergegas pergi ke suatu tempat. Al mengikuti Yuki yang berjalan sendiri.

Dan di sini lah, tempat di mana para perempuan melakukan aktifitas di luar buang air.
Setidaknya tempat ini para perempuan bisa memperbaiki dandanan, mencuci tangan atau sekedar untuk berkaca. Toilet wanita.

Al berdiri di depan pintu karena merasa ragu akan masuk atau menunggu di luar.
Tempat ini sepi, bahkan Al tidak mendengar suara lain selain derap langkah kaki Yuki yang menghantam lantai.
Al menarik napas lalu memberanikan tubuhnya untuk masuk ke dalam. Semoga ini kesempatan yang baik untuk menjelaskan semuanya pada orang yang ia cintai itu.

Al melihat Yuki yang kini sedang menatap tubuhnya pada sebuah cermin besar di sana.
Ia tidak bisa menahan perasaan rindunya hingga tanpa sadar, tangannya menutup pintu toilet dan membuat kekasihnya itu terkejut.

Yuki menoleh ke belakang dan mendapati Al dengan setelan kemeja panjang dilapisi blazer. Sangat tampan.

Gadis cantik itu membuang muka dan kembali menatap pada cermin.

" Yuki, aku kangen kamu" ucapnya.

"Kamu nggak seharusnya dateng bareng Ryu. Kamu masih milik aku Yuki. " sambungnya lagi tak terima. Yuki masih diam dan mencoba mengabaikan Al yang menatapnya dengan perasaan kesal.

" Aku minta maaf kalo aku salah, ini semua nggak sesuai dengan apa yang kamu pikirin . Aku cuma belum punya bukti untuk ngeyakinin kamu. Tapi aku mohon jangan buat aku cemburu! " jelasnya tanpa peduli lagi apa yang akan Yuki pikirkan tentang perasaannya. Sungguh, kecemburuan yang ia rasakan membuat pikirannya kacau. Napasnya sesak hingga tak bisa lagi mengontrol semuanya.

" Cemburu? Apa kamu pikir aku tahan liat kamu sama Alyssa? " Yuki menatap Al tak kalah kesal.
Al bingung dengan apa yang Yuki katakan.
" Emang aku ngapain sama dia?  Apa karena tadi dia nyamperin aku? " tanya Al bingung.

Yuki menggeleng.
" Aku buntutin kamu Al. Dan aku liat kamu pegang tangan dia ! Kamu pikir aku nggak cemburu? " Al kembali bingung dengan penjelasan Yuki hingga ia teringat beberapa hari lalu saat Alyssa mengajaknya bertemu untuk melakukan kesepakatan.

" Itu.. - itu nggak sesuai kenyataannya sayang,  " Al menggeleng meyakinkan Yuki bahwa apa yang ia lihat tidak sesuai dengan apa yang terjadi.

"Aku ketemu dia untuk bikin kesepakatan. Dan saat itu, aku lagi bujuk dia! " jelasnya lagi. Al mendekat pada Yuki dan meraih tangannya.
" Please percaya! ", Yuki menggeleng. " Aku nggak percaya! " ucap Yuki lagi.

" Yuki, kamu bilang cinta itu tentang kepercayaan. Kalo kamu cinta aku, kenapa nggak percaya sama aku? Dan kamu lebih percaya sama orang lain. Demi apapun, aku bersumpah bahwa orang yang aku cintai itu cuma kamu. Bukan cewek lain apa lagi Alyssa. " ucap Al bersungguh-sungguh.

Yuki menghempaskan tangannya " Al, aku cewek biasa. Aku sensitif dan pecemburu. Pahamilah. Aku cuma butuh bukti! " Yuki menangis, airmatanya terus menerus mengalir membasahi pipi mulusnya. Al semakin merasa bersalah dan kembali meraih tangan Yuki untuk ia genggam. Al mengikis jarak di antara keduanya.
Yuki memejamkan mata merasakan hatinya ikut sakit karena menyangkal rasa rindu yang juga menumpuk pada hatinya terhadap Al. Sebagian hatinya percaya jika Al tidak mungkin melakukan apa yang ia pikirkan, namun ego dan beberapa bukti tidak mendukung itu semua. Sebagian hatinya merasa jika Al tidak sepenuhnya jujur. Itu lah hal yang membuat dirinya menjauhi Al hingga Al benar-benar meyakininya dengan menujukkan bukti.

Tanpa Yuki sadari, tangan Al sudah meraih pipinya dan menghapus dengan lembut air matanya. Mata Al menatap Yuki dalam. Matanya tersirat kesedihan dan berusaha meyakinkan semua ucapannya lewat indra penglihatan itu. Yuki memindai tatapan Al dengan seksama, tidak ada kebohongan di sana. Justru Yuki melihat luka yang dengan sengaja ia torehkan untuk membuat Al cemburu malam ini.

Tanpa sadar, Al sudah mendaratkan sebuah ciuman tepat pada bibir Yuki. Ia sudah lelah menahan rindunya.
Ia berharap ciuman ini menjadi jawaban atas keragu-raguan Yuki terhadapnya.

Ciuman itu lembut, hingga tanpa sadar Yukipun menikmati setiap detik yang terasa melambat. Waktu terasa berhenti seketika,    Yuki merasakan kebahagiaan yang beberapa hari hilang sejak ia menjauhi Al.

Menikmati beberapa detik kebersamaan hingga mereka sadari jika pasokan oksigen yang mereka hirup semakin menipis. Yuki membuka mata dan refleks mendorong Al yang sangat dekat pada tubuhnya. Bahkan Yuki sempat melihat jika tangannya memeluk Al. Yuki mundur ke belakang dan berbalik badan. Tangannya menutup bibir merah yang baru saja menjamah bibir Al beberapa detik yang lalu.

" Yuki.. - "

Tok tok tok

Sebuah ketukan membuat perhatian keduanya berpaling pada pintu toilet.

" Sebaiknya kamu sembunyi Al! "

Yuki menarik Al dan menyuruhnya masuk di salah satu bilik toilet. Sedang dirinya membuka pintu dan kembali berdiri di depan cermin. Beberapa perempuan masuk dan melakukan aktifitas yang sebelumnya Yuki lakukan.

Yuki menarik napas, dan terdiam menatap bibirnya di cermin. Ciuman lembut itu masih terasa. Hangat dan manis. Kali ini Yuki menjadi bingung kembali. Jika dirinya memang marah pada Al, kenapa dia tidak menolak saat Al mendekat dan meraih tangannya, bahkan dengan berani menciumnya. Dan lebih parahnya adalah, Yuki sama sekali tidak keberatan dan justru menikmati itu semua.

Tbc

Pacar sewaan? (✔)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ