Hello, Memory Ketigapuluh!

Start from the beginning
                                        

Semua mata tertuju pada Mia dan Marco yang saling teriak di mejanya, dekat meja geng Adorable. Bahkan rombongan Dewa dan teman-temannya yang biasanya paling heboh di kantin mendadak diam memperhatikan pertengkaran itu dengan serius.

Sambil bertaruh Mia dan Marco bakal putus apa enggak.

"Lima puluh ribu. Putus." Dewa menutup pertaruhan itu dengan nominal paling tinggi.

Ketika pertengkaran yang sepertinya disebabkan orang ketiga itu mulai memanas, Nando tiba-tiba berdiri dari bangkunya. Maura pun sontak menoleh.

"Mau ke mana, Nan?" tanya Maura, cemas. Karena jika dilihat dari wajahnya, Nando sepertinya mulai kesal.

Nando tidak menjawab. Cowok itu malah berjalan ke arah Mia dan Marco. Maura yang panik langsung mengejar dan menahan tangan Nando.

"Lo mau ngapain?" tanya Maura, gemas.

"Gue mana bisa diem aja liat kayak gitu," jawab Nando. Tidak mau menghentikan langkahnya.

"Kalo lo ada di sana malah bikin semuanya tambah parah."

"Seenggaknya gue bisa ngelindungin Mia dari deket."

Jawaban itu mengiris hati Maura. Sesakit ini rasanya melihat orang yang kita sukai dengan terang-terangan malah menyukai orang lain. Seperih ini rasanya tidak dipilih. Sampai-sampai dengan lemas Maura pun hanya bisa melepas tangan Nando pergi menuju Mia.

Adegan drama yang terjadi pun jadi semakin seru saat Nando datang tepat sesaat sebelum tangan Mia dihempas kasar oleh Marco.

Kehadiran Nando di kantin sontak membuat Dewa mengerutkan keningnya. Lalu dengan cepat ia pun mencari keberadaan orang yang akhir-akhir ini dia biarkan berada dekat Nando; Maura. Begitu melihat Maura berada di jarak yang cukup dekat dengan medan pertengkaran itu, Dewa langsung turun dari meja yang didudukinya. Memasang wajah sama cemasnya dengan Maura.

"Ah gila, apaan lagi nih? Ada mantan terindah ikut-ikutan dateng juga?" Marco berkoar lagi.

"Ngapain sih lo? Sana pergi!" Mia mengusir Nando sambil mencoba melepaskan cekalan Nando pada tangannya yang tadi hendak dihempas Marco. Kini di tangan Marco ada tangan Mia yang mencengkramnya. Dan di tangan Mia yang mencengkram tangan Marco, ada tangan Nando yang mencengkram tangan Mia.

Lucu. Rumit.

Sampai-sampai teman-teman Dewa menambah taruhan mereka.

"Goceng pertama. Marco yang nonjok duluan." Aldo memulai taruhan. Namun kali ini Dewa tidak ikut andil.

Dewa terus memperhatikan Maura dengan khawatir karena sepertinya gadis itu kapan saja bisa maju untuk menarik Nando keluar dari medan pertengkaran itu.

"Berantem di sini, lagi shooting sinetron?" ucapan Nando langsung mengundang tawa seluruh siswa yang berada di kantin. Dan ditertawakan seperti itu membuat Marco geram.

"Mending lo nggak usah ikut campur deh, Culun!" balas Marco.

"Emang gue masih keliatan culun?" Keberanian Nando menantang seperti itu semakin membuat Maura cemas.

"Culun tuh nggak cuma penampilan doang! Kenyataannya kelakuan lo masih culun!"

"Yang lebih culun lagi itu cowok yang berani kasar sama cewek."

Hello, Memory!   [COMPLETED]Where stories live. Discover now