"Jadi ia bernama Stevan?"

Nic mengerang dalam hati. Untuk apa ia menceritakan urusan pribadinya lagi pada Daniel? Kadang-kadang Nic merasa dirinya memang mudah untuk terprovokasi.

"Sudah berapa lama kau dan Stevan berpacaran sebelum ia meninggalkanmu hingga kau sangat mengharapkannya?" lanjut Daniel.

"Kami tidak berpacaran. Kami hanya teman dekat sejak kecil. Ia tahu aku dan aku tahu bagaimana dirinya. Bisakah anda tidak menanyakannya lagi, Pak Fernandez?"

"Apa kau tidak pernah berpikir mungkin saja di sana ia menemukan wanita lain yang lebih menarik darimu? Kau bahkan bukan kekasihnya tapi kulihat kau begitu mengharapkan Stevan ini sedangkan bisa saja ia hanya menganggapmu masa lalu. Aku memperingatkan agar tidak terlalu menyakitkan bagimu nanti."

Nic tidak terima dengan pernyataan itu. "Dia tidak akan melakukannya."

"Yakin? Yang mengetahui bagaimana tabiat seorang laki-laki hanya makhluk sejenisnya."

"Jangan samakan Stevan denganmu, Pak Fernandez! Kau tidak mengenalnya sepertiku!" Nic mulai meninggikan suaranya karena emosi. "Ia sudah berjanji akan menikah denganku dan aku percaya padanya. Titik!" Ia sudah tidak tahan lagi karena topik tentang Stevan mulai berlarut-larut. Sudah cukup Daniel Fernandez tahu tentang kehidupan pribadinya. Dan di sisi lain, Nic agak khawatir juga Stevan akan benar-benar melakukan itu. Melupakannya...

"Baiklah, aku hanya mencoba memberikan nasehat."

"Aku tidak perlu nasehat tentang urusan pribadiku, tapi asal kau tahu itu juga bukan cita-cita yang kumaksud," gerutu Nic cemberut. "Aku serius melamar sebagai penata musik di perusahaan ini karena cita-citaku adalah bekerja sebagai pianis. Jika gagal, aku akan melamar pekerjaan sebagai guru musik di sekolah atau apa pun pekerjaan yang berhubungan dengan musik." Nic duduk kembali di rumput dengan masa bodoh sambil memeluk lututnya.

"Dengar Evelyn, meski semua orang saat audisi mengatakan bahwa kau mahir memainkan musik klasik dengan piano tapi itu bukan hal yang akan menjaminmu cocok dengan kriteria apa yang diperlukan sebagai seorang penata musik. Rata-rata dari mereka semua di sana memiliki apa yang dinamakan kreativitas untuk membuat sesuatu yang baru dan berbeda. Kau belum tentu mengerti."

Nic sebenarnya mengerti dengan itu semua. Hanya saja ia belum berpengalaman dan sayangnya Daniel sepertinya tidak memberikannya kesempatan. Ia tidak hanya bisa memainkan piano saja. Beberapa alat musik lainnya Nic bisa meski tidak semahir piano. Ia juga mengerti nada secara alamiah sebelum menyentuh alat musik untuk pertama kalinya. Dan ia juga sudah membuat banyak catatan lagu lengkap dengan melodi ciptaannya sendiri. Sekarang catatan itu sepertinya akan terus mendekam dalam tas ranselnya di rumah. Dulu saat ia masih bersekolah, catatan itu masih belum terlalu tebal dan menumpuk di laci meja belajarnya.

Tapi Nic tidak ingin memohon ataupun meminta Daniel untuk memberikannya kesempatan mencoba. Ia sudah telanjur kesal dengan perlakuan Daniel yang meremehkan kemampuannya tanpa melihat terlebih dulu, tipe manusia yang dibenci Nic. Suatu saat, Nic pasti akan menemukan jalan lain untuk memperkenalkan karyanya pada dunia.

"Daripada kau membuang-buang waktu mencari pekerjaan dan mengacaukan dunia, lebih baik kau bekerja padaku." sambung Daniel sambil mengembalikan koran Nic di pangkuannya.

Nic mendongak dengan kesal. "Saat ini aku sedang bekerja padamu, Pak Fernandez."

"Kau ingin pekerjaan tambahan bukan? Aku sudah memikirkannya semalaman dan akhirnya aku ingin menawarkan pekerjaan tambahan ini padamu."

Seorang pemilik perusahaan mau memikirkan dirinya semalaman? Orang aneh. Nic agak keheranan mendengarnya, tapi Nic juga penasaran akan tawaran itu. "Pekerjaan tambahan?"

DANIEL AND NICOLETTE  (SUDAH DISERIESKAN)Where stories live. Discover now