Part 10 - Second Mistake

Mulai dari awal
                                    

"Evelyn?"

Nic terlunjak kaget saat mendengar suara yang sangat ia kenal dari balik punggungnya. Hampir saja botol-botol minumannya terjatuh tapi Nic berhasil menjaganya seimbang kembali. Ia terpaksa harus meralat kata-katanya tadi. Daniel tahu! Oh, bagaimana cara pria itu tahu padahal ia tadi tidak melihat Nic?

Pelan-pelan Nic berbalik dan menemukan Daniel memang berdiri di sana dengan senyumannya yang seperti biasa, semanis malaikat.

"Ternyata benar dirimu. Kupikir aku salah. Kau melihatku tadi tapi malah tidak menyapa. Sungguh tidak sopan."

"Kenapa kau bisa ada di sini, Pak Fernandez?" gerutu Nic.

Daniel mengerutkan alis mendengar pertanyaannya. "Ini tempat umum, Evelyn. Siapapun boleh kemari. Lagipula seharusnya aku yang menanyakan hal itu padamu."

"Aku bekerja di sini."

"Bekerja?"

"Benar." Nic menaikkan dagunya.

"Untuk apa?"

"Untuk apa? Orang bekerja untuk mendapatkan uang! Itu pertanyaan konyol."

Daniel mendengus. "Jangan-jangan ini yang kaukatakan kemarin tentang sesuatu yang kaulakukan agar terbebas dari utangmu lebih cepat."

"Begitulah." sahut Nic singkat.

"Kau tahu tempat apa ini?"

Nic menghela napas karena pertanyaan itu, tapi ia menjawabnya juga dengan agak malas. "Klub malam."

"Benar. Dan kau perempuan, Evelyn. Kau tahu sebutan untuk seorang wanita yang bekerja di klub malam?"

"Aku tidak peduli tanggapanmu tapi aku tidak melakukan hal yang buruk di sini."

"Benarkah?" Daniel terdiam sesaat sebelum melanjutkan, "Aku tidak mengerti kenapa kau begitu ingin cepat-cepat membayar utangmu dengan menyiksa diri bekerja siang malam seperti ini padahal aku tidak pernah memaksamu."

"Karena waktuku tidak banyak! Aku tidak bisa membuang-buang waktuku dengan lama-lama bekerja sebagai tukang bersih-bersih."

"Ada apa? Memangnya kau menderita penyakit kronis sehingga waktumu tidak banyak?"

"Bukan itu! Aku baik-baik saja!" sanggah Nic cepat-cepat. Rasanya tadi ia memang salah memilih kosakata sehingga siapa saja yang mendengarnya bisa salah paham. "Dengar, intinya aku bukan orang yang bisa bersantai sepertimu, Pak Fernandez. Ada sesuatu yang harus kuraih dalam hidup ini secepatnya. Sedangkan pekerjaan yang kau berikan bukan yang ku inginkan. Tapi karena aku berkewajiban membayar utangku padamu aku ingin menjalaninya sesingkat mungkin," jelas Nic dengan pelan.

Oh, sial...ucapannya tadi terdengar agak memprihatinkan. Nic tidak suka menunjukkan kerapuhannya seperti ini dan sekarang Daniel menatapnya antara rasa keheranan dan kasihan. Ini tidak baik...

Nic tidak suka dikasihani.

"Lagipula, seharusnya ini berita bagus bagimu, bukan? Dan kau tidak boleh melarangku karena ini di luar jam kerja perusahaan. Kau bukan atasanku saat ini." tambahnya dengan ketus. Begitu lebih baik.

"Aku tidak akan melarangmu, tapi dengar ini baik-baik, Evelyn," Wajah Daniel berubah serius saat melangkah mendekatinya sehingga Nic menelan ludah karena panik. Ia agak risih jika berada dalam jarak dekat dengan seseorang terutama laki-laki.

"Aku tidak mau kau membayar utangmu padaku dengan uang haram. Jika kau mengerti maksudku." ucap Daniel tajam.

Nic ternganga mendengarnya. Tentu saja ia mengerti apa yang dimaksud oleh pria itu. "Jangan khawatir, Pak Fernandez. Meski aku wanita, aku bekerja di tempat ini sebagai pengantar minuman. Hanya pengantar minuman." tegas Nic di akhir kalimatnya.

DANIEL AND NICOLETTE  (SUDAH DISERIESKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang