"Aduh, Ra, gue lagi nyetir."
Maura pun berhenti. Bibirnya masih mengerucut. Sekali lagi ia pukul lengan Dewa sebagai penutup kekesalannya.
Sudah lama sekali mereka berdua tidak berada di dalam mobil hanya berdua seperti ini. Sudah lama sekali mereka tidak menghabiskan quality time berdua di dalam mobil seperti ini. Sejak ada Nando di tengah-tengah mereka, dan sejak seminggu yang lalu Dewa tiba-tiba menghilang.
Saat ini Dewa merasa sangat senang. Oleh karena itu sejak tadi senyumnya tak berhenti mengembang. Ada saja bahan keisengannya pada Maura.
Hingga tiba-tiba keduanya tidak lagi tersenyum dan duduk di posisi yang tidak nyaman. Saat lantunan lagu yang diputar di radio seolah sedang menyindir mereka.
Detik-detik waktu pun terbuang
Teganya kau menggantung cintaku
Bicaralah biar semua pasti
Sampai kapan kau gantung cerita cintaku
Memberi harapan
Hingga mungkin ku tak sanggup lagi
Dan meninggalkan dirimu
Gantungannya hubungan cinta denganmu
Membuatku sakit
Hingga mungkin ku tak sanggup lagi
Dan meninggalkan dirimu
[Gantung by Melly Goeslaw (2007)]
"Ehm!" Dewa berdeham lebih dulu, sambil merubah-ubah posisi duduknya gelisah. Kemudian ia terbatuk-batuk dan perlahan mengulurkan tangan untuk mengganti saluran radio.
Tapi sialnya, lagu yang juga sedang diputar di saluran lain pun seolah sudah berkomplotan untuk kembali menyindir mereka. Membuat keadaan semakin canggung.
Mungkin ini memang jalan takdirku
Mengagumi tanpa dicintai
Tak mengapa bagiku, asal kau pun bahagia dalam hidupmu
Telah lama kupendam perasaan ini
Menunggu hatimu menyambut diriku
Tak mengapa bagiku, mencintaimu pun adalah bahagia untukku
[Cinta dalam Hati by Ungu (2007)]
Untuk kedua kalinya, Dewa berdeham dan mengulurkan tangan mengganti saluran radio lagi, sambil terus memaki di dalam hati. Dan memang sudah dasarnya takdir, lagu yang diputar pun lagi-lagi menyindir mereka.
Terlambat ku mengartikan cintamu
Kusadari setelah kau pergi
Terlambat ku memenangkan hatimu
Setelah kau menyerah padaku
Berat hati menerima kehilanganmu
Tegarkan aku saat kau memilih dirinya
Pergi, cinta... lupakanlah aku, cinta...
Kurelakan dia ada di pelukmu
[Pergi Cinta by Audy (2006)]
Kali ini giliran Maura yang terbatuk-batuk. Untuk lagu yang satu ini, Maura merasa tersindir. Wajahnya semakin panas dan ia pun lalu mengulurkan tangan dan dengan cepat mematikan radio sialan itu. Maura lalu tertawa kaku, mencoba mencairkan suasana canggung ini.
"Ha ha ha, lagu kok nggak ada yang bener ya."
"Ha ha ha, jadi kesindir ya?"
"Ha ha ha."
Hanya tawa-tawa aneh itu yang keluar dari mulut mereka berdua. Pertama kalinya mereka berada di situasi canggung seperti ini. Seolah sedang ditampar keras-keras oleh sebuah lagu.
"Berarti bener ya kata orang-orang kalo lagu itu bisa mewakili perasaan," kata Dewa lagi. Sudah berhasil menghilangkan kecanggungan pada dirinya. Cowok satu ini memang selalu bisa dengan mudah dan cepatnya mengubah suasana hatinya.
"Kan emang itu tujuan si pencipta." Maura pun perlahan ikut mencoba menghilangkan kecanggunannya.
"Oh, apa besok gue nyanyi aja ya di lapangan buat nembak lo?"
Keusilan Dewa itu selalu berhasil merubah mood Maura. Sehingga kecanggungan yang tadi mereka rasakan kini sudah tak tersisa lagi. Mereka kembali menjadi seperti biasanya mereka.
YOU ARE READING
Hello, Memory! [COMPLETED]
Teen Fiction[DITERBITKAN] Ketika segalanya telah berlalu, kebersamaan menjadi terasa berarti. Cinta yang belum sempat diucapkan, hanya tertelan bersama memori. Keterlambatan menyadari perasaan, kini jadi penyesalan. Dihadapkan dengan beberapa pilihan membua...
Hello, Memory Keduapuluh Empat!
Start from the beginning
![Hello, Memory! [COMPLETED]](https://img.wattpad.com/cover/57194961-64-k900663.jpg)