Part 32 : Bohong, lagi.

Start from the beginning
                                    


Shit,, umpat Al.

Apa yang Al takutkan benar-benar terjadi. Dan ini terulang. Bukan kasus yang sama, tapi permainan yang Alyssa gunakan untuk membuat hidupnya kembali kacau.

" Bund, Alyssa bukan gadis baik-baik, please percaya sama Al. Al lebih tau dia seperti apa! " Al masih mencoba menjelaskan apa yang ia bisa lakukan sekarang, namun Maia tetap pada pendiriannya.
" Nggak sayang, keputusan sudah diambil dan Alyssa sudah tanda tangan kontrak. Bunda mohon kamu ngerti ya. Lagi pula, ini demi kebaikan hubungan kalian. " Maia menepuk bahu Al dan berlalu masuk ke dalam kamar meninggalkan Al dan perdebatan mereka.

" Ya ampun, dia bahkan udah ngirim foto yang diambil gara-gara gue kalah taruhan. Gimana kalo dia juga nunjukkin sama Yuki. Yuki pasti akan salah paham! " monolog Al. Otaknya kini berpikir keras bagaimana menjauhkan Alyssa dari Yuki dan orang-orang terdekatnya. Al yakin jika Alyssa akan melakukan hal apapun, termasuk hal yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya.

[•••]

" Weyy, ngelamun aja lo? Mikirin apa? " Sebuah tepukan keras pada bahu mengagetkan lelaki yang saat ini tengah duduk pada sofa di ruang tengah apartemen kekasihnya. Lelaki itu menoleh dengan sebal kala yang datang adalah sang manajer. Ily.

" Ngagetin aja lo. Gue lagi pusing! " jawabnya yang kini duduk dan memangku dagu, lalu Ily mengernyit heran. Tidak biasanya kekasih sahabatnya itu bersikap demikian. Biasanya jika datang ke apartemen, hal yang sering ia lakukan adalah menonton Tv ditemani camilan atau bermain game di ponsel pintarnya.

" Ah elah, pusing mah minum obat. Ada masalah apa sih? " Ily bertanya penasaran.
Lalu duduk dengan nyaman di sebelah Al. " Buruan cerita, kali aja gue punya solusi! "

" Hmm, menurut lo bohong sama pasangan demi kebaikan itu gimana? " tanya Al akhirnya.
" Lah, lo lagi bohong sama Yuki? " tanya Ily langsung, Al terkejut saat sadar dengan apa yang ia ucapkan barusan. " Ishh, diem aja. Please, gue,, umm gue nggak bohong Ly. Gue cuma belum ceritain sesuatu karena nunggu waktu yang tepat aja. " jelas Al dengan mata melirik mengitari sekelilingnya. Takut-takut jika Yuki mendengar.
" Iya, tapi gimana kalo Yuki tau dari orang lain? " tanya Ily sedikit tidak terima.
" Bantu gue dong! " ucap Al memohon.
" Oke. Yang pertama lo cerita dulu masalahnya apa. Yuki mah gampang, gue bujuk juga ngerti. " ucap Ily dengan percaya diri.

" Ini tentang Alyssa. Gue bohong saat gue bilang nggak kenal dia. Ini yang mau gue jelasin ke Yuki. Alyssa bukan gadis baik-baik Ly, please jauhin Yuki dari dia."

" Alyssa? lo nggak salah? Tampang baik-baik gitu. " ujar Ily sedikit bingung.

" Iya, itu kelebihan dia. Tapi gue jamin Ly, dia datang dengan sebuah maksud. Gue nggak tau apa. Untuk sekarang, gue cuma pengen lo jagain Yuki. Lo percaya gue kan? "

" Bisa kasih gue bukti? " tanya Ily memastikan. Setidaknya dirinya tidak akan salah menilai seseorang.

" Gue belum bisa kasih bukti sekarang Ly. lagian masa' iya gue bohong.! " ucap Al. Ily terlihat sedikit menimang ucapan Al. Dalam benaknya jika bukti belum menunjukkan kebenaran tentang ucapan Al, akan ada alasan di balik itu semua.

" Oke, Alyssa pernah satu sekolah sama gue. " jujur Al.
" terus? "

" Dia itu.. "

" Ih serius amat, ngomongin apaan sih? " suara Yuki tiba-tiba mengagetkan Al yang hendak bercerita pada Ily. Al terlihat gugup, sedangkan Ily sudah menguasai dirinya dan bersikap biasa seolah tidak ada obrolan serius yang terjadi antara dirinya dan Al.
" Iya, biasa, ngomongin masalah kontrak. Kan nggak lama lagi kalian bakal syuting. " jawab Ily dan di angguki oleh Al.

Yuki hanya ber'oh' dan duduk dengan santai. Tidak curiga sedikitpun. Tak lama ponselnya berdering karena sebuah panggilan. Yuki menunjukkan layarnya pada Al setelah tahu siapa yang menghubunginya.

" Ini Alyssa kenapa ya hubungin aku? "

" Nggak usah di ang.. " ucapan Al terhenti saat Yuki sudah terlanjur mengangkatnya.
Al kembali mengatupkan rahangnya dan menunduk sambil memijat pelipisnya.

" Hallo, ya Sa? "

"...... "

" Oh Ya, kenapa Al nggak cerita ya? "

"...... "

" Ke rumah kamu? Boleh, aku tanya manajer aku dulu ya. Oke! "

Sambungan terputus, lalu Yuki meletakkan ponsel nya di atas meja.

" Al, kenapa kamu nggak cerita kalo Alyssa akan maen film bareng kita? "

" Eh? Emm, iya aku baru mau cerita kok. Ya kan Ly? " tanya Al pada Ily sambil memberi kode agar mengiyakan ucapannya.

" I iya, Yuki. Al baru mau cerita keburu lo dapet telepon. " Ujar Ily sedikit gugup.

" Ohh, gitu. By the way si Alyssa ngundang kita ke rumahnya, ada pesta kecil-kecilan katanya! Kapan gue sama Al kosong? " tanya Yuki pada Ily, lalu Ily menatap pada Al meminta jawaban. Al menggeleng, lalu pura-pura tidak tahu saat Yuki menoleh padanya. Sepertinya Yuki sedikit curiga pada kedua orang yang duduk di sofa apartemennya ini.

" Kalian kenapa? " tanya Yuki penasaran memandangi Al dan Ily secara bergantian.
Al kembali pura-pura tidak tahu dan mengedarkan matanya sembarangan.

" Nggak papa Yuki. Lo nanya kapan jadwal kalian kosong kan? Lusa, tapi sore. Selain itu nggak ada.! " jawab Ily cari aman. Jika tidak seperti ini, Yuki akan penasaran dan membuat keduanya mau tidak mau harus cerita.

" Oke, lusa kita ke rumah Alyssa. Kamu mau kan? " kini Yuki bertanya pada Al.

" Lusa aku ada kerjaan, nggak bisa. Lain kali aja ya? " tolak Al halus.

" Kerjaan apa? Sok sibuk ih. Aku ngambek ya kalo kamu nggak mau! "ancam Yuki.

" Diihh, kayak ABG lo pada. Sok manis amat. Ada Jomblo nihh! " ucap Ily tiba-tiba dan membuat Yuki menoleh pada Ily. Reflex dirinya tertawa karena sadar jika sahabatnya itu single alias jomblo.

" Ciee dia Envy , hahah! " bukan berhenti, Yuki malah merajalela mentertawakan Ily. Tak ayal, Al ikut tertawa melihat tingkah dua orang sahabat itu.

TBC

Pacar sewaan? (✔)Where stories live. Discover now