15. The Man

15.6K 1.1K 7
                                    


Badanku kembali seperti semula, badanku tidak kedinginan dan yang lebih penting aku terbangun dari mimpi buruk.

Masih belum sadar betul apa yang terjadi, namun badanku jauh lebih baik,,, ruangan ini terasa begitu hangat dan jauh nyaman

"Kau hampir saja mati seperti cacing beku"
                                             
  Sahut seorang pria yang sedang menyesap kopinya.

"Kau hampir saja mati seperti cacing beku"                                                Sahut seorang pria yang sedang menyesap kopinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oh tidak,,,,

Aku tahu siapa dia

Ini bukan kamar chloe, dan ini bukan kasurku!

"Vit..to.. bagaimana-?"

"Jangan berfikir yang macam-macam" Vitto sama sekali tak menatapku.

Aku mencoba untuk turun dari tempat tidur yang sangat besar ini, namun sekeras apapun aku berusaha badanku masih sakit, benar benar sakit.

BRUUKK!!!

Akhirnya aku berhasil turun tapi,,
Terjatuh....

Vitto menghela nafas panjang, meletakkan koran dan menyisir rambut dengan tangannya yang terlihat begitu berotot,

Perlahan ia melangkah mendekati Vivi.

Vivi masih saja berusaha berdiri tapi tentu tidak mungkin, tadi malam seluruh tulangnya sudah membeku di kamar tua itu.

"Hei pendek,, kau coba diam" Vitto berbisik dan duduk disamping Vivi.

Ia menatap vivi dengan sangat intense, seolah berharap vivi tak banyak bergerak.

"Kau ini sangat rapuh kau tahu?"
Vitto mencoba mengangkat vivi perlahan,Namun ia melakukannya dengan begitu mudah.

Sangat mudah, tangannya yang berotot menggendong tubuh kecil vivi seolah mengangkat kertas, Vivipun tak mencoba untuk melawan, ia sadar tubuhnya memang sempat membeku tadi malam dan ia sama sekali tak bisa kabur dari pria mafia kejam satu ini.

Aku tahu aku kalah darinya, tapi aku tak sudi berterimakasih "..."

Vitto membantu Vivi menyelimuti tubuhnya dengan selimut, lalu menyentuh dahi Vivi dengan sentuhan hangat yang begitu lembut

Seperti seorang pelukis yang menyentuh lukisannya karena takut menghancurkan dirinya yang begitu rapuh,,,

"Aku tidak tahu di Italy sangat dingin" sahut vivi.

Vitto kembali merapihkan buku buku yang tertumpuk di mejanya menjauh dari tempat tidur.

"Bulan ini adalah musim paling dingin di Italy, seharusnya kamar chloe memiliki pemanas otomatis"

Vitto tidak terlihat beristirahat dengan cukup, rambutnya acak-acakan dan bajunya terbuka tidak karuan, matanya-pun terlihat sangat sayu,,,

"Akan kuperintahkan seseorang membeli pemanas yang baru.."

Tidak lama vitto tertidur di sofanya, begitu cepat setelah mengetahui vivi sudah sadar,,,

Pempimpin para mafia itu tertidur lelap,, tanpa ada tanda-tanda mengancam vivi,

'... bagaimana bisa aku berakhir disini?'
'apa ini kamar vitto??'

Kamar ini begitu klassik, hitam, abu abu, putih dan warna caramel. Ada pemanas ruangan besar berada didepan tempat tidur.
Karpet besar khas italia yang membuat ruangan ini terlihat begitu maskulin,,, benar benar mirip dengan karakter pemimpin kejam ini.

Vitto tertidur, tapi postur tubuhnya sama sekali tidak berubah, ia tidak membiarkan siapapun menganggunya bahkan dalam tidur, memunculkan aura mengintimidasi dan seolah menyatakan siapapun yang berani mendekat kau akan habis.

Aku melihat jam kayu di dinding, sudah jam 9,,, diluar jendela sepertinya diselimuti kabut tebal,,

Ruangan ini benar-benar hangat, sepertinya jika satu malam lagi aku tetap berada di kamar chloe aku berani bertaruh darahku dan tulangku membeku dan mati.

Melihat pria mengerikan itu tertidur membuatku juga sangat mengantuk, dan sekarang satu satunya yang bisa kulakukan hanya mengistirahatkan tubuhku,,,

-NEXT Scene-

LADY and DEVIL (TAMAT)Where stories live. Discover now