LTT Treinta y Quatro (34)

959 71 56
                                    

Beraaattt banget nulis part ini karena ternyta udah bagian yg hampir masuk ending hiksss (kepedean) padahal reader, voters cuman dikit hahaha.

Babainlah, ane cukup merasa lega karena kalian semua menyayangi diriku (maksudnya?) *lupakan

Aniwey... ini story pertama di wattpad yang akhirnya nyampe ENDING wkkkkk (niat banget)

Yaudahlah yuk dibaca...

***

Hanya untuk malam ini, dan semuanya akan menjadi kenangan. Dalam genggaman Marc, Selena justru tidak bisa memejamkan mata. Semalaman hanya menelusuri wajah tegas yang kini terlelap berbaring di sebelahnya.

Benarkah ini adalah malam terakhir?

Marc selalu tampak indah meski dalam kegelapan. Cahaya bulan menciptakan bayang-bayangnya yang terukir melebihi kata sempurna.

Pria ini sempurna.

Aku pernah mencintainya, memberikan hatiku dan berjalan bersamanya.
Ini tidak semudah yang kubayangkan. Mengencani seorang pembalap muda dan karirnya yang bagus.
Jika boleh kukatakan, aku ingin Marc menjadi orang biasa. Yang tak menebar pesonanya pada kaum hawa.
Hingga tak ada yang harus menjadi penengah diantara kami
Harus merasa sakit ketika  berjuang mempertahankan cinta ini.

Di ufuk timur cahaya fajar malu-malu merangkak. Tanda bahwa ini hari terakhirnya memiliki Marc. Pagi pertama untuk memaksanya melepaskan Marc selamanya.

Selena memutar sedikit badannya menghadap jendela kamar.

Aku benci perpisahan, Marc. Benci jika harus merelakanmu untuk orang lain.

Sudut bibirnya bergetar menyembunyikan isakannya yang hadir lagi.

Hidup memang akan terus berlanjut, tapi tidak dengan perasaannya. Hari ini, pagi ini juga Selena menyerahkan seluruh sisa cinta yang ia miliki.
Alamgkah bahagianya Ariana nanti, ketika bangun dan beranjak tidur. Melihat Marc di sisinya, sedang pulas dengan wajah polosnya.

Hati Selena seolah menjerit seiring semakin derasnya air matanya.

Sudah cukup seperti ini.
Semalam mengenang segalanya sudah teramat cukup umtukku.

Perlahan membuka genggaman Marc dan membiarkan lelaki itu mengembara dalam mimpinya. Selena mengendap-endap ke arah pintu, memegang knopnya lalu menengok ke belakang, lagi.

"Good bye, Marc. I will leave my heart at the door. Hope u will forget all."

Mengusap airmatanya kasar lalu bergegas keluar.

***

"Selena?"

Mendengar namanya disebut sontak kepala Selena mendongak. Menatap siapa yang tengah menyapanya.

Sepanjang perjalanan pulang dari rumah pantai, Selena berusaha meyakinkan dirinya sendiri. Berusaha menghapus jejak yang telah dilewatinya bersama Marc dengan tak lagi menoleh ke belakang dan tetap menatap jalan di depan meski harus bersusah payah.
Kenyataannya ia berhasil tak menoleh ke belakang hingga sampai di rumah. Namun seketika semua buyar tatkala melihat Ariana berada di depannya, sedang menyapanya.

"Kau... ada apa? Ehm... tumben pagi sekali." Selena tersenyum. Lebih tepatnya terpaksa tersenyum.

Masa bodoh.

Gadis itu menatap Selena dengan mata menyelidik. Sambil menyilangkan kedua tangan di dada ia berjalan lebih dekat.

"Kau tak pernah terlihat beberapa hari ini. Rumahmu kosong dan... kau pergi kemana?"

A Love At The Thresold Of Twilight (Marc Marquez & Selena Gomez) COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang