LTT Treinta y Uno (31)

855 62 93
                                    

Cieeeehhhh mulmed Alex...

Betewe gegara rajin dikirim video sama mak-mak gesrek Aty_kreasi Alentasmara dan EmotionDee ANAK ANE JADINYA LUPA SAMA HAFALAN HURUF HIJAIYAH NYA. SEKARANG TAUNYA VIDEO KUES SAMA ALEX.

#itusalahemaknyablehh

***

"Ah," Pening di kepalaku tiba-tiba terasa nyeri. Akibat benturan yang cukup keras pada waktu itu membuatku semakin susah berpikir lebih dalam.
Sial sekali. Karena aku harus memikirkan hal serumit ini pasca kecelakaan.

"Hey," Tubuhku menegak memdengar suara yang tidak asing ditelinga. Suara gadis yang kurindukan beberapa waktu ini.

Menempatkan posisinya tepat di sebelahku dan berdehem sejenak untuk mencairkan suasana.

Aku masih tidak percaya bahwa Selena akhirnya menemuiku setelah... well kalian tahu sendiri. Diacuhkan.

"Terima kasih sudah mau berbicara denganku. Dengar,"
Merasa memiliki kesempatan emas, kuputar tubuhnya agar menghadap ke arahku. Ingin kujelaskan semua hal bahwa aku tak menginginkan pernikahan ini.

"Aku kemari hanya untuk mengizinkanmu pergi... ke rumah pantai."

"Apa?"

"Hmm... kau kan akan menikah. Kukira kau akan butuh persiapan yang sedikit lebih privacy. Ayah dan ibu juga akan datang, bukan?"

"Selena, aku... kumohon dengarkan penjelasanku dulu."

Kuperhatikan wajahnya yang sedikit memerah sedang menatapku. Merasa tidak tahu ia sedang marah atau merona.

"Marc, aku sedang tidak butuh penjelasan. Kau berulang kali menjelaskannya. Dan aku masih ingat." Selena tidak menolak saat kupegang kedua bahunya berharap ia mendengar penjelasan yang akan kuberikan. Ia menatapku dengan wajah yang--tetap-- sulit ditebak.

"Apa? Apa yang kau ingat?"
ucapku pelan.
Berharap ia berkata bahwa ia mencintaiku. Hanya itu yang kuharap.

"Kita saling mencintai. Aku mencintaimu dan kau mencintaiku. Hanya saja sekarang aku tahu bahwa cinta yang kau miliki terlalu lemah. Cinta yang lemah."

Hatiku bergolak mendengar kata Selena. Bukan karena sakit hati, tapi lebih pada tak ada kepercayaan gadis ini terhadapku.

Tanganku merosot tak lagi memegang bahunya. Kali ini membuang muka adalah cara terbaik. Katakan aku pengecut. Tapi siapa tahan melihat wajah terluka seorang gadis yang kau cintai? Terserahmu saja.

"Kau ingat pernah berkata padaku tentang takdir? Bukankah kita ditemukan oleh takdir, dipersatukan oleh takdir dan dipisahkan oleh takdir. Dan sekarang, apa kau percaya pada takdir?"

"Yah..." ucapku lesu. Tak tahu lagi harus berkata apa.

"Dan tentang kado terakhir yang kau ajukan... ini... maaf aku tak bisa memberikannya."

Selena membuka telapak tanganku dan menaruh sesuatu di atasnya. Sebuah kertas pink dan cincin emas yang telah ia siapkan untuk hadiah ketiga.

Malam itu ketika Selena tertidur berbantal lenganku yang masih sedikit sakit karena kecelakaan, aku menulis beberapa huruf yang kemudian kurangkai menjadi sebuah kalimat yang takkan mampu ditolak oleh Selena.

Menikah. Menjadi istriku seumur hidup.

Aku yakin dia takkan menolak, awalnya. Tapi dia menolak juga, akhirnya.

A Love At The Thresold Of Twilight (Marc Marquez & Selena Gomez) COMPLETEDUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum