LTT Nuéve (9)

902 73 36
                                    

"Usted nunca encontrará la felicidad si nunca intenta abrir el corazón para ser penetrado por la propia felicidad."

"Kau tak akan menemukan kebahagiaan jika kau tak pernah mencoba membuka hati untuk dimasuki oleh kebahagiaan itu sendiri."

***

"Marc! Sedang apa kau di dalam?"

Sudah hampir lima menit Alex mengetuk pintu kamar Marc namun sang penghuni kamar tidak juga menampkkan batang hidungnya.

"Marc! Sumpah, akan ku dobrak pintu ini jika kau tak keluar."

Sementara Marc yang masih bergelung di bawah selimut tebalnya, melempar jauh pandangannya pada pantai. Mengingat Selena membuat senyumnya tak pernah redup.

"Marc, tunggu aku." Selena berteriak di pinggir pantai memaju mundurkan langkahnya. Ia ingin menyusul Marc yang berenang menuju ke tengah pantai. Namun yang dilakukan Selena hanya berteriak di pinggir pantai.

"Kemarilah. Airnya hangat." Balas Marc yang samar di dengar Selena.

Matahari memang sedang terik sehingga membuat air pantai menghangat. Selena mengumpat berkali-kali pada Marc karena berenang lebih dulu meninggalkannya.

Melihat Selena yang ragu, Marc memutuskan untuk kembali ke tepi menyusul Selena.

"Ayo." Marc mengulurkan tangannya.

"Aku takut."

"Ada aku. Kau bisa percaya pada pemuda tampan ini." Marc tertawa melihat Selena yang sepertinya protes mendengar kata Tampan.

"Ah, kau lama." Segera saja tangan kekar Marc memanggul tubuh Selena yang masih berteriak ingin dilepaskan.

"Marc! Kau gila. Ada ombak." Marc menurunkan Selena begitu air sudah mencapai pinggang keduanya.

Marc memeluk pinggang Selena yang masih kaku ketakutan berada di dalam air. Bibirnya mengembang saat tahu Selena malah melingkarkan tangannya pada leher Marc. Sesekali meremas belakang kepala Marc.

Ada yang berdegup kencang di dalam sana. Dengan Selena yang ada dekat dengannya, tangan halusnya yang meremas rambut Marc.

"Selena...." Mendengar namanya di sebut begitu intim, Selena mendongak. Bertatapan langsung dengan mata elang Marc yang menggelap.

Dan Marc lebih mendekatkan bibirnya pada bibir ranum itu. Ingin sekali merasakan kelembutannya.

"Dasar pemalas." Marc merasakan selimutnya ditarik dengan paksa oleh seseorang yang tidak sopan mengganggu khayalannya.

"Kau, ergh.... mengganggu saja." Marc balik kesal pada Alex yang kini berdiri di depan kaca sambil memakai wax rambut.

"Kau yang pemalas. Lihat sudah jam berapa. Kau tak mau menguntit Selena lagi memangnya, huh?"

"Selena? Ya ampun. Hari ini aku berjanji untuk mengantarnya kuliah." ucap Marc sambil ngeloyor ke kamar mandi.

"Aku ikut. Bosan sekali di sini sendirian."

"Hah? Kau mengganggu acara pendekatanku." Balas Marc dari dalam kamar mandi.

"Tidak. Aku akan jalan-jalan sendiri. Aku ingin jadi penguntit juga sepertimu."
Bibir Alex bersiul senang.

"Mau menguntit siapa?"

"Ariana. Kita lihat saja siapa yang jago di dunia penguntitan."

Setelahnya, Alex hanya mendengar kakaknya terbahak-bahak di dalam kamar mandi.

A Love At The Thresold Of Twilight (Marc Marquez & Selena Gomez) COMPLETEDWhere stories live. Discover now