LTT Veintiséis (26)

763 74 42
                                    

Sebelomnya ane mo minta amvyun karena gak paham sama perbedaan waktu dan lamanya perjalanan Ausie-Jerman. Jadi ane ngarang. (Itulah enaknya jadi penulis) hihihi. Karena udah ngebet pengen nulis part ini.

***

Kembali menapaki tanah Jerman membuat Marc menghela nafas dengan lega. Antara rindu dan bahagia yang dirasakan lelaki itu, mengingat akan bertemu kekasihnya.

Marc mengecek ponsel, kali ada balasan email dari Selena. Satu email nampak belum terbuka. Marc yakin email itu dari kekasihnya.

Benarkah? Aku menunggumu. Maaf tidak bisa menjemput. Aku harus mengurus surat tugasku di kampus.

Marc mencebik karena Selena tak menjemputnya di bandara. Buru-buru dihapus pikiran manjanya kemudian masuk ke dalam taksi menuju rumah Selena.

Jalanan ramai oleh para pelalu lalang beroda empat. Mengedarkan pandangannya pada jalan raya sambil memasang handsfree pada sumbatan lubang telinga. Menikmati lagu-lagu yang ia suka sembari bersabar pada dinginnya cuaca.

"Tidak bisa lebih cepat, pak?" ujarnya pada supir taksi.

"Maaf, jalanan terlalu ramai. Saya tidak ingin membahayakan anda Tuan Marquez."

"Eh... anda tahu saya?"

"Saya salah satu penggemar anda. Lihat kaus yang saya pakai." Marc berdecak bangga melihat kaus merah bertulis namanya.

"Terima kasih sudah mendukung saya."

"Saya paling tidak terima ketika ada haters yang menyerang anda."

"Hahaha, biarlah. Jika boleh memilih, saya akan lebih memikirkan fans daripada haters."

"Semua orang benar, bahwa anda ramah dan baik hati. Beruntung anda menumpang taksi saya. Nanti boleh saya meminta selfie?"

"Dengan senang hati. Tapi sekarang tolong antar ke rumah kekasih saya. Saya akan melamarnya."

Supir taksi itu melongo. Lalu tertawa senang.

"Wah, semoga saja nanti anda tak kehilangan fans wanita."

"Jangan sampai. Aku yakin mereka bersikap baik pada istriku nanti."
(Gimana menurut kalian marquezistas? Bagaimana jika nanti marquez nikah? Apakah kalian akan patah hati dan melupakan sosok marquez? Author pribadi IYA. semoga pas marquez nikah ane udah punya anak 5. Biar gak bisa kepoin marc lagi. Hiksss #nangis)

"Baiklah, ini tempat yang anda tuju, Tuan. Maaf jika tak bisa mengantar masuk. Terima kasih atas selfienya."

Marc tak keberatan jika harus berjalan sedikit untuk sampai kerumah Selena. Melihat dari jauh rumah bercat coklat pastel itu saja sudah membuat jantung Marc berdegup tak tenang. Ingin rasanya segera datang berdiri di hadapan Selena lalu membawanya dalam pelukan.

"Maaaarc!" Selena memekik dari balkon kamarnya. Tangannya melambai semangat melihat kekasihnya datang menjemput.

"Selenaaaa!" Membalas lambaian Selena, Marc sedikit berlari agar segera sampai.

"Ya Tuhan, Marc Awaaaaasssss !!!" Sekilas Marc mendengar seseorang memekik kencang. Dan ia merasakan tubuhnya terlempar.

Brrukk craatt pyaarrr Bughhh..

***

Darah.

Terkesiap dengan apa yang dilihatnya saat ia membuka mata. Samar-samar dengan telinganya yang sedikit kurang peka ia mendengar suara langkah kaki mendekat. Bukan ke arahnya, melainkan pada sosok yang sedang terkapar tak berdaya tepat satu meter lebih dekat dengan truk pengangkut ikan. Marc mengerjap, menahan rasa pusing yang tiba-tiba menyerang.

A Love At The Thresold Of Twilight (Marc Marquez & Selena Gomez) COMPLETEDWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu