LTT Oncé (11)

903 71 7
                                    

Beteweee itu mulmed nyolong dari mak Alentasmara hehehe

***

Selena ""

Jika ini mimpi, aku tak ingin terbangun dan mendapati semuanya yang semu. Tak ingin pagi datang membuyarkan segala mimpiku. Aku tak ingin Marc dengan tingkahnya yang membuatku merindu itu tiba-tiba hilang. Sungguh tak rela jika kokohnya lengan ini sudah tak merengkuhku lagi.

Aku tak ingin kehilangan Marc. Tidak ingin.

***

Suara dengkuran halus memaksaku kembali pada dunia yang seharusnya. Lengan kokoh ini masih menjadi penopang kepalaku.

Aku masih dalam mimpi rupanya.

Tapi dengkuran ini milik siapa?

Kupaksakan mataku untuk membuka.

"Aaaaarrrrrggghhhh....." Spontan aku menjerit saat melihat sosok pria sedang meringkuk duduk di lantai persis di samping tempat tidurku. Dan aku berbantal lengannya.

"Ada apa? Ada apa?" Mataku membulat penuh, tak percaya pada sosok pria ini yang sedang memaksa matanya untuk membuka.

"Marc? Sedang apa kau di sini?" tanyaku penuh penekanan.
Marc mengucek matanya menyesuaikan cahaya subuh di kamarku.

"Ini tidak seperti yang kau pikirkan, Selena." Aku masih tercengang melihat Marc tiba-tiba ada di sini-- di kamarku. Tidur di lantaiku. Ini bukan mimpi kan?

"Aku memanjat malam tadi. Ulah Ariana. Maaf aku lancang. Aku hanya ingin memberikan itu padamu." Jari telunjuk Marc menunjuk pada sebuah bungkusan besar di meja komputerku.

"Tapi Marc, memanjat jendela kamar seorang gadis bukanlah ide yang keren. Kau bisa mengetuk pintuku."

"Sudah kulakukan. Kau tak membukanya."

"Setidaknya kau bisa menunggu sampai pagi kan?"

"Tidak bisa."

"Kenapa?" Demi Tuhan, aku ingin marah pada lelaki ini. Tingkahnua sudah keterlaluan. Untung saja aku bukan gadis yang suka naked kalau sedang tidur.

"Entah kau percaya atau tidak, tapi... tapi aku merindukanmu."

"Huh? Apa kau bilang?"

"Aku merindukanmu, Selena. Jangan bilang kau tak merindukanku." Bibirku menyungging. Marc benar, bahkan aku memimpikannya semalam.

"Hahaha, percaya dirimu tinggi sekali." Kalian tahu, aku tak mungkin jujur bahwa aku juga... well aku merindukannya.

"Oh ya? Lalu kenapa kau semalam menyebut namaku? Kau sendiri yang meminta aku untuk tidak meninggalkanmu."

Oh God.
Benarkah itu?
Marc pasti salah. Pemuda gila ini hanya mengada-ada.

"Jangan gila."

"Jadi, mimpi tentangku ya semalam?" Aku melonjak saat Marc dengan gesit naik ke tempat tidurku.

"Marc, ini masih subuh. Pulanglah." Tak ingin memperpanjang obrolan ini, aku mengalihkan topik.

"Tidak."

"Marc, aku ingin istirahat."

"Silahkan. Aku akan tetap di sini sampai kau jujur tentang mimpimu semalam." Mendengus kesal, kutarik selimutku dan mencoba tidak meladeni sifat gila Marc.

"Aku tidak bermimpi. Jadi pulanglah. Adikmu pasti mencari."

"Tidak... tidak... tidak."

"Keras kepala."

A Love At The Thresold Of Twilight (Marc Marquez & Selena Gomez) COMPLETEDHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin