Hello, Memory Keduabelas!

Start from the beginning
                                        

Mereka turun dari mobil di depan pintu utama mal. Dewa menyerahkan kunci mobilnya pada petugas valet parking. Setelah tadi di mobil mereka melepas atau membungkus seragam sekolah mereka dengan pakaian bebas, ketiganya masuk ke dalam mal.

Maura langsung pamit menuju toilet begitu mereka berada di dalam mal.

"Mau ganti rok dulu, ya," pamitnya.

Dewa mengangguk. "Jangan lama!"

Nando berdiri di depan Dewa yang menyandar pada tembok mal. Memperhatikan Dewa yang sudah mengganti sepatu sekolahnya dengan sneaker berwarna maroon di dalam mobil tadi.

Dari saku celana Dewa, Nando melihat bungkus rokok berwarna putih sedikit menyembul dari dalam.

"Lo masih ngerokok?"

Dewa yang semula sedang memperhatikan mobil-mobil yang dipajang di pameran, memutar kepalanya ke arah Nando.

"Kalo lagi bad day aja," jawab Dewa. "Lo juga kan?"

"Udah enggak."

"Bisa berenti gitu?"

"Buat makan aja susah, apalagi beli rokok."

Dewa mengangguk-angguk paham. "Ya udah bagus malah, biar sehat."

"Lo kurang-kurangin."

"Gue juga nggak sering kok. Kalo suasana hati adem-adem aja ya nggak gue bakar."

Nando tidak menjawab lagi. Ia pun ingat ucapan Dewa di koridor tadi. Tentang Mia.

"Maksud lo tadi apa?"

Dewa menoleh lagi, keningnya berkerut. "Yang mana?"

"Mia."

"Oh..." Dewa langsung paham. Ini tentang iming-imingnya di koridor tadi. "Liat aja nanti. Itu ide Maura."

"Ide apa?"

"Bawel deh. Liat aja nanti." Dewa kembali memusatkan pandangannya pada mobil-mobil yang terpajang itu. Dengan kedua tangan yang bersembunyi di saku celana.

Lalu tak lama kemudian, Maura menghalangi pandangannya pada jejeran mobil itu. Gadis itu datang dengan cengirannya. Rok seragamnya sudah berubah menjadi celana jeans hitam. Cocok dengan atasan merahnya. Sepatu sekolahnya berganti menjadi sandal ber-hak 3cm.

"Nggak lama kan?" ujarnya pada Dewa sambil menjulurkan lidah.

"Lama. Tadi aja gue boker dulu."

Maura memukul lengan Dewa sambil mencibir. Kemudian ia menatap Nando. "Yuk, ikut gue," ajaknya.

"Ke mana?"

Dengan senyuman penuh makna, Maura menjawab. "Make over!"

***

Sementara Maura sibuk memilih pakaian, sepatu, tas dan segala keperluan lainnya untuk Nando, dua cowok yang bersamanya hanya duduk menunggu. Dewa sibuk memainkan game di ponselnya, sementara Nando hanya diam tak mengerti dengan maksud Maura ini.

Hello, Memory!   [COMPLETED]Where stories live. Discover now