"Kalo dia nggak mau ya udah kita jalan berdua aja," kata Dewa sambil tersenyum pada Maura.
Maura membalas dengan mata melotot. Sebenarnya ia sudah memiliki ide untuk Nando hari ini dan Dewa pun sudah tahu tentang ide ini. Tapi bukannya membantu Maura melancarkan idenya, Dewa malah bercanda. Maura kesal.
"Bantuin gue, ih!" bisik Maura pada Dewa. Tangannya yang bertengger di bahu Dewa, meremas bahu itu, nyaris mencubitnya.
Dewa pun membalasnya dengan putaran bola mata malas.
Selalu seperti ini, Maura selalu hanya memikirkan Nando.
"Ayo lah, Nan," bujuk Maura lagi pada Nando. Matanya mengerjap lucu.
Nando menoleh dan kaget betapa dekatnya jarak mereka saat ini. Ia pun memundurkan kepalanya dan menyingkirkan tangan Maura dari bahunya.
"Kalian berdua aja," jawabnya datar.
"Ih, sebentar doang. Gue mau ngajak lo ke suatu tempat."
"Ya udah besok aja."
"Justru besok itu klimaksnya. Makanya harus sekarang."
Nando diam.
"Ayo, dong.... Sebentar aja kok. Ini juga baik kok buat lo."
Nando masih bergeming. Ia bahkan memperlebar langkahnya agar berjarak dengan Dewa dan Maura.
Melihat Maura yang membuang napasnya dengan tatapan sedih karena idenya gagal terlaksana, Dewa akhirnya membantu. Dengan suaranya yang agak keras, Dewa bermaksud berbicara pada Nando yang berjalan di depan.
"Kalo lo mau dianggap ada sama Mia, lo harus ikut kita!"
Bukan hanya Nando yang berhenti ketika Dewa mengatakan itu, tetapi Maura juga. Maura bingung dengan maksud Dewa. Tujuan dari idenya ini bukan untuk Mia. Bukan.
Atau ini hanya sekedar iming-iming agar Nando mau mengikuti ide Maura?
"Sekarang terserah lo mau ikut apa enggak," kata Dewa lagi lalu memindahkan tangan Maura yang semula berada di bahunya, ke telapak tangannya. Menggandeng Maura berjalan mendahului Nando.
Namun saat Maura dan Dewa berada pada langkah yang sejajar dengan tempat Nando berdiri, cowok berkacamata itu mengeluarkan suara.
"Maksudnya apa?"
Dewa tersenyum miring. Ia kembali menghentikan langkahnya lalu menoleh pada Nando.
"Ayo ikut kalo mau tau."
Maura pun ikut menoleh dan tersenyum pada Nando. "Ayo ikut," ajaknya sambil mengulurkan tangannya pada Nando.
Akhirnya setelah diam cukup lama, Nando mengangguk. Ia ikut berjalan beriringan kembali dengan Dewa dan Maura, tanpa membalas uluran tangan Maura.
Iming-iming Dewa tadi berhasil. Meskipun Nando belum tau apa maksud ajakan Maura dan Dewa. Karena jika apapun menyangkut tentang Mia, Nando akan selalu peduli.
Meskipun hanya hinaan dan luka yang selalu Mia berikan padanya. Nando tetap akan selalu peduli.
***
YOU ARE READING
Hello, Memory! [COMPLETED]
Teen Fiction[DITERBITKAN] Ketika segalanya telah berlalu, kebersamaan menjadi terasa berarti. Cinta yang belum sempat diucapkan, hanya tertelan bersama memori. Keterlambatan menyadari perasaan, kini jadi penyesalan. Dihadapkan dengan beberapa pilihan membua...
Hello, Memory Keduabelas!
Start from the beginning
![Hello, Memory! [COMPLETED]](https://img.wattpad.com/cover/57194961-64-k900663.jpg)