CHAPTER 35: SOMEONE HELP ME (2)

4.6K 375 70
                                    

Sehun terus saja menggeleng sambil menangis dihadapan pria asing tersebut. Ia tidak mau menjadi buta atau lebih parahnya lagi mati. Sehun berharap jika ada seseorang yg akan menyelamatkannya.

"Percuma saja kau terus meronta-ronta seperti itu. Kau tidak akan bisa lepas dari..."

Cklekk...

"Permisi... "

Pria asing tersebut dengan panik langsung menghentikan aktivitasnya kemudian memandang Sehun dengan penuh ancaman agar ia tetap diam dan tidak mengatakan apapun.

Pria asing itu berbalik dan melihat jika ada seorang pria setengah baya yg sedang melihat kearahnya. Dia mengepalkan kedua tangannya karena merasa orang tersebut telah menggagalkan rencananya. Dia juga berusaha menutupi tubuh Sehun agar orang tersebut tidak bisa melihat kondisi Sehun.

"Permisi, bisakah anda memberitahu letak toilet dimana? Saya sudah mencarinya kemana-mana, tapi tetap tidak ketemu juga. Bisakah anda membantu saya?" Ucap orang tersebut.

"Untuk apa saya membantumu? Tidak bisakah kau meminta bantuan orang lain?" Ucap pria asing itu dingin.

"Nde?? Tapi tidak ada siapapun disini. Jadi bisakah anda membantuku? Aku sudah tidak tahan" ucap orang tersebut memohon.

Pria asing itu tampak menggeram marah dan menghampiri si pria pengganggu rencananya. Sepertinya mau tidak mau pria asing itu harus mengantarkan si pengganggu agar cepat-cepat pergi dari ruangan Sehun dan sebelum orang itu juga mengetahui jika dia bukanlah kerabat pasien melainkan ingin mencelakai pasien.

Kedua pria tersebut berjalan beriringan menjauhi kamar Sehun. Sebenarnya pria asing itu juga tidak tahu letak toilet dimana, tapi daripada nanti ia dicurigai lebih baik ia mengiyakan permintaan orang yg telah mengganggunya saja.

Sehun menghembuskan nafas lega saat mengetahui jika rencana pria asing itu gagal karena kedatangan seseorang yg ia tidak kenal. Setidaknya Sehun bisa aman untuk sementara waktu.

'Ahjussi, siapapun kau, aku sangat mengucapkan terimakasih karena sudah menolongku' batin Sehun.

Sehun meringis kesakitan saat ia merasakan perih akibat luka pada pipinya. Ia kemudian menyentuh pipinya dengan telapak tangannya. Darah, sepertinya pipi Sehun sudah mengeluarkan banyak darah akibat goresan pisau pria asing tadi.

"Eunggg.... " Tao menggeliat pelan dalam tidurnya. Kemudian ia mengerjapkan kedua matanya perlahan.

Sehun melihat jika hyungnya itu sudah mulai bangun dan Sehun tentunya sangat berterimakasih akan hal itu. Setidaknya ia berpikir jika pria asing tersebut tidak akan berani untuk mendatanginya lagi.

Tao memandang Sehun dengan wajah yg masih mengantuk, tapi saat melihat pipi Sehun yg berdarah-darah, ia langsung membelalakkan matanya dan menghampiri Sehun secepat kilat.

"SEHUNAAAH... WAE GEURRAE??" Teriak Tao panik sambil berusaha melepaskan ikatan Sehun dan membuka bekapan mulutnya.

"Hh.hhhaaahh hhaaa...hhaahh hyung... Syukurlah kau sudah bangun hiksss" ucap Sehun lemah.

Tao memandang Sehun dengan penuh penyesalan lalu lantas memeluknya pelan, "Mianhae, Sehunaahh.. Aku tidak menjagamu dengan baik. Aku malah tertidur dan membiarkanmu disakiti lagi... Hiksss"

"Anniyo, hyung.. Gwenchana" ucap Sehun pelan.

"Kau tunggu disini sebentar, nde? Hyung akan memanggilkan dokter untukmu dan hyung akan mencari pelaku yg telah melukaimu. Kau sebut saja ciri-ciri orang tersebut seperti apa" ucap Tao setelah melepaskan pelukannya.

"Tidak perlu, hyung. Jangan tinggalkan aku. Aku juga tidak ingat bagaimana rupa si pelaku" dusta Sehun, ya Sehun berbohong mengenai jika ia tidak ingat akan si pelaku. Sehun hanya tidak ingin nyawa Tao dalam bahaya jika hyungnya itu nekat mencari pria asing tadi.

POOR MAKNAE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang