Hello, Memory Kesembilan!

Start from the beginning
                                        

"Ratu sejagad datang," ucap Elma dengan nada malas. "Siapin karpet merah, tuh!"

Entah karena pendengaran Mia yang terlalu tajam atau memang suara Elma yang terlalu kencang, Mia melirik ke meja tempat Maura, Elma dan yang lainnya berkumpul dengan tatapan sinis.

"Awas copot tuh mata," ucap Elma lagi dengan suara yang lebih pelan dari sebelumnya. Kepalanya pun diputar ke arah jendela agar gerakan bibirnya tidak terbaca oleh Mia.

Bukan karena Elma takut pada Mia, tapi karena jabatan Mia yang bisa dibilang agak berpengaruh di Adorable, makanya Elma tidak ingin berurusan dengannya. Pasalnya, Elma ingin sekali menjadi anggota Adorable.

Sementara Maura, ia masih belum memutar badannya lagi. Matanya masih memperhatikan Mia yang berjalan menuju meja Nando. Seperti biasa; ingin menyetor tugas-tugasnya yang harus dikerjakan Nando.

Sebenarnya Maura sudah jengah melihat pemandangan ini. Tapi ia juga tidak bisa melakukan apapun. Maura pikir, pasti ada alasan tersendiri mengapa seorang Nando mau melakukan hal tersebut. Dan menurutnya, itu adalah area pribadi Nando yang tidak boleh Maura masuki. Kecuali jika dirasa Mia sudah terlalu kelewat batas, mungkin Maura akan sedikit menegur.

"Gue heran, bisa-bisanya Nando masih aja cinta sama si Mia."

Ucapan Elma membuat Maura memutar tubuhnya cepat. Ia kini memusatkan seluruh perhatiannya pada Elma.

"Padahal kalau gue jadi dia mah ogah banget masih cinta sama orang yang kayak kacang lupa kulit gitu. Pas giliran udah ada di atas, ditinggalin gitu aja orang yang pernah sama-sama ada di bawah bareng dia," kata Mia lagi.

"Hah? Gimana, gimana?" Maura tidak tahan untuk tidak bertanya. Wajar saja kan, dia anak baru di sini, tidak tahu tentang masalah-masalah yang lalu.

"Duh, makanya sering-sering ikut gosip sama kita," jawab Elma dengan putaran malas bola matanya.

Maura diam saja.

"Kamu teh pasti nggak tau kan kalau dulu Nando sama Mia pernah pacaran?"

Pertanyaan dari salah satu temannya; Dela, membuat Maura membuka matanya lebar. Kaget. "Pernah?"

Mereka semua mengangguk kompak.

"Jadi begini ceritanya ya, Neng..." Elma bersuara lagi, dengan volume suara dibuat sekecil mungkin. "Jadi dulu Nando teh nggak culun kayak sekarang. Pas kelas sepuluh dia gaul, keren, orang berada. Bapaknya menteri. Terus tiba-tiba dia berubah jadi kayak sekarang gara-gara bapaknya ketauan korupsi 30 Miliyar. Semua harta yang dipunya disita, terus nggak lama akhirnya bapaknya meninggal di dalam penjara. Mungkin saking stressnya."

Dela gantian menyambung. "Setelah itu temen-temennya jadi menjauh. Nando jadi suka menyendiri. Tapi terus dia deket sama Mia dan nggak lama mereka pacaran. Mia mah dulu juga culun gitu, nggak punya temen. Tapi pas Luna merekrut Mia jadi anggota Adorable, Mia jadi berubah modis dan gaul kayak sekarang. Dia juga ninggalin Nando demi pacaran sama anak futsal yang populer itu, si Manto. Eh saha eta teh?"

"Marco, Del. Manto mah bapaknya si Arip, tuh," ceplos temannya yang lain. Membuat mereka semua tertawa.

Terkecuali Maura. Gadis itu tengah mencerna ucapan Elma dan Dela. Tubuhnya lalu diputar sekali lagi, memperhatikan Nando dan Mia dari jauh. Seperti waktu itu, ada perasaan aneh yang muncul lagi di hatinya. Padahal Maura berulang kali mencoba untuk tidak peduli, tetapi sulit. Ia semakin ingin menarik Nando dari kukungan Mia dan berhenti menjadikan Nando budak Mia hanya karena cinta.

Menurut Maura, Nando anak yang baik. Buktinya dari sekian banyak teman di sekolah ini, Maura memilih untuk percaya dan membiarkan Nando datang dan tahu rumah mewahnya. Selain Dewa. Karena Maura pikir, Nando adalah teman yang baik. Yang mengerti pernah berada di atas lalu jatuh, maka sepertinya dia pun tidak akan mungkin memanfaatkan hidup Maura yang serba berada ini. Lagipula setelah Maura mengajak Nando ke rumahnya, Nando tetap bersikap biasa saja. Tidak terlihat seperti memaksakan dekat atau baik pada Maura agar bisa terus berteman dengan Maura dan memanfaatkannya.

Hello, Memory!   [COMPLETED]Where stories live. Discover now