Arrrggghhh...

"Ini apa-apaan?? Kenapa semua celana kerja ku berwarna hitam hilang?? Dan yang ada disini... semuanya hanya warna biru, merah, dan putih... apa aku harus kerja dengan semua warna ini? Yang benar saja!!" geram Dirga. Belum selesai masalah Echa hilang, kini dia dipusingkan dengan semua pakaian kerja yang hilang dan tergantikan dengan warna-warna cerah yang sama sekali tidak cocok untuk ukuran pria. Semalam, dia memakai kaos bermotif princess, dia masih bisa menerimanya. Tapi, sekarang? Apakah dia harus bekerja dengan warna yang cerah dan norak? Oh No!!

Dan... mau tidak mau... Dirga harus memilih satu celana diantara semua celana yang ada. Dia memutuskan memakai celana berwarna merah terang dan kemeja pink. Belum selesai dengan celana dan kemeja kerja, kini dia dikejutkan dengan satu hal lagi. Dia berdiri mematung saat membuka lemari sebelahnya, lemari gantung khusus jas kerja. Tidak ada satupun jas kerjanya yang menggantung di dalam sana.

"Sabar Dirga... sabar... pikirkan pelan-pelan... kemana semua pakaian, celana dan jas kamu menghilang..." Dirga mondar-mandir didepan lemari, mengetuk dagunya dengan ibu jari. Berpikir keras, berada dimanakah semua pakaian, celana dan jas kerjanya berada? Dan... siapa yang melakukan semua ini? Apakah benar mamanya yang melakukan semua itu? Kurang kerjaan sekali!! Itulah yang ada dipikiran Dirga saat ini.

💛💛💛💛💛

Echa menunduk tidak enak melihat pak Indra yang salah paham kepada suaminya. "Maafkan saya Pak, yang semalam mengirim foto Mas Dirga ke hp tante Rana itu saya bukan Dirga" ujar Echa minta maaf dengan memainkan jemarinya diatas kedua pahanya.

Pak Indra yang melihat wajah penyesalan dari Echa juga merasa tidak enak, karena telah memukul Dirga yang tidak tahu menahu masalah foto.

"Saya juga minta maaf Cha, saya sudah lepas kontrol tanpa bertanya lebih dulu sudah langsung menghajar suami kamu.

"Gak apa-apa Pak, saya senang Bapak menghajar Mas Dirga. Akhirnya... ada yang berani memukulnya hahahaha" tawa Echa dengan mengelus perutnya. Kedua manusia yang ada disana menatap aneh kepadanya. Baru kali ini ada seorang istri yang senang melihat suaminya dihajar?

💛💛💛💛💛

Dirga menatap jengah melihat para pegawainya yang memandang ke arahnya dengan tatapan... aneh? Dan sesekali dia menangkap basah beberapa karyawan yang membicarakannya secara diam-diam. Bagaimana tidak aneh? Dia seorang pemilik perusahaan percetakan datang ke perusahaan dengan memakai kemeja berwarna pink dan celana kerja berwarna merah? Serta warna dasi yang terang benderang, kuning.

Dia mengetukkan kakinya berkali-kali dilantai lift, berharap pintu lift segera terbuka dan melirik tajam dua karyawan yang sepertinya tengah membicarakannya di belakang dirinya sesama rekan kerja. Dua karyawan tersebut menegakkan tubuhnya, menyadari lirikan Dirga yang terkesan memgintimidasi dirinya.

Ting!!

Pintu lift terbuka, semua karyawan yang berada didalam lift keluar sedikit membungkukkan dirinya, memberikan hormat kepada atasan mereka dan meninggalkan Dirga seorang diri didalam lift. Sebelum pintu lift tertutup kembali, dia sempat mendengar tawa dari luar sana dan beberapa karyawan menoleh kebelakang melihat dirinya.

"Brengsek!! Kalau saja aku tahu siapa yang melakukan semua ini. Akan aku habisi dia!!" gerutu Dirga kesal sambil melonggarkan dasinya.

"Tapi... apa benar Mama yang melakukan semua ini? Lalu, bagaimana cara aku menghabisinya? Biar bagaimana-pun... dia adalah Mamaku, Mama kandungku" Dirga melangkah keluar lift, pintu lift terbuka tepat dilantai ruangannya berada. Saat dia berjalan menuju ruangannya dia sempat melirik sekertarisnya yang sepertinya sedang menahan tawa.

[03] Love Two Heart [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang