[43] "Maukah Kau Menikah Denganku?"

7.4K 458 208
                                    

3rd Person POV

Di tengah momen kembalinya sang kekasih dari tidur panjangnya. Terdengar suara daun pintu terbuka, membuat dua kekasih yang baru saja selesai bercumbu itu mengalihkan pandangannya bersamaan ke arah suara.

"(y/n)? Kau sudah sadar?!" ucap seorang gadis berambut hitam sebahu setengah berteriak. Hari itu terlihat ia memakai baju kodok dan kaos oblong putih didalamnya.

Levi ber'tch' ria-sedikit kesal karena momen intimnya terganggu.

"Mikasa!" ucap (y/n) kearah sahabatnya yang sekarang sudah memeluk tubuh terbaringnya dengan erat.

"Maafkan aku (y/n).. aku sangat menyesal telah berpikiran buruk tentangmu.." bisik Mikasa di telinga (y/n). Gadis yang baru terbangun dari tidur panjangnya itu perlahan mengelus lembut punggung Mikasa. "Its okay.. sudah jangan diingat lagi" jawabnya tulus.

Levi menyilangkan kedua tangannya di dada sambil menarik kursi menjauh dari samping tempat tidur (y/n), lalu ia duduk disitu.

"Mana mungkin aku tidak mengingatnya, kau..sudah menyelamatkan nyawaku, disaat aku sedang mengatakan hal buruk kepadamu.." ucap gadis bersurai hitam itu lagi-membuat (y/n) memegang erat pundaknya dan menatap kedua matanya lekat-lekat.

"Itu sudah lewat.. yang penting sekarang kita berdua selamat Mikasa"

Mikasa terdiam, ia menganggukkan kepalanya dengan matanya yang terlihat berkaca-kaca.

"(y/n)? Syukurlah kau sudah sadar.."

Alis Levi terangkat, mendengar suara lelaki yang sangat ia benci tiba-tiba terdengar dari arah pintu dan perlahan melangkahkan kedua kakinya yang berbalut sepatu kets biru tua kedalam-mendekat kearah tempat tidur (y/n).

Muncul perempatan di kening (y/n) setelah melihat sosok Eren dengan kaos coklat muda serta sweater hitam tanpa diresleting berdiri disamping tempat tidurnya-jangan lupakan sodoran buket bunga mawar yang sedang di genggamnya.

Mikasa melepas pelukan (y/n) dan berdiri di pinggir tempat tidur sambil tersenyum.

"Kau tidak keberatan dijenguk olehnya kan?" ucapnya setengah berbisik.

Levi kembali ber'tch' ria-kali ini berusaha sekeras mungkin untuk tidak meluapkan emosinya ke pemuda yang lebih tinggi beberapa centi dari dirinya itu.

"Ya, terima kasih. E-Eren" jawab (y/n) sambil menerima buket bunga Eren. (y/n) hampir mengutuk dirinya sendiri karena lidahnya hampir kelu saat mengucap nama mantan kekasihnya itu.

Eren mengangguk sambil memperlihatkan senyum manisnya-membuat Mikasa yang berdiri di hadapannya menggigit bibir bagian bawahnya sendiri. Ia masih mencintai Eren tetapi Eren tidak, itulah yang harus diterimanya saat ini.

(y/n) tersenyum seperlunya, matanya tak berapa lama bertemu pandang dengan Levi yang raut wajahnya terlihat kesal.

~~~~

"Eren? Mengenai lamaranmu.." ucap (y/n) sambil menatap lekat-lekat kedua mata Eren.

(y/n) sengaja baru menyinggungnya saat Mikasa baru saja pamit untuk pergi ke kamar kecil, ia tidak ingin menyakiti perasaan sahabatnya itu.

Levi yang duduk disamping tempat tidur (y/n) dengan kursi penjeguk yang disediakan rumah sakit tak henti menyapukan jemarinya di punggung tangan kiri (y/n).

"Tidak usah dijawab sekarang, kau baru saja sadar.... fokus saja dulu dengan penyembuhanmu" jawab Eren sambil kemudian mengenggam pelan jemari di tangan kanan (y/n) yang diatasnya tertanam jarum infus.

Sekilas (y/n) melirik ke Levi yang mulai melancarkan death-glarenya kearah Eren tanpa diketahui Eren.

"Tapi-"

Levi x Reader | You're My Only Shorty (Modern AU)Where stories live. Discover now