[7] Kunjungan Tak Terduga

9K 903 88
                                    

"OUCH...Jangan bicara seperti itu dooong, lagipula aku kesini kan ingin melihat keadaan pelayan wanita yang paling kusayang... (y/n)~ kau dimana sayang~" jawab seorang wanita berambut panjang coklat dengan ikatan ekor kudanya yang khas itu sambil memegang pundak Levi lalu ngeloyor masuk ke apartemen Levi.

"Tch. Oi Shitty Glasses! Buka dulu sepatumu, kau hanya akan membuat lantai apartemenku yang selicin kaca ini menjadi kotor!" teriak Levi sambil menarik kerah baju Hanji dari arah belakang.

Hanji menepuk jidatnya lalu tersenyum kearah Levi yang sekarang sedang menghentak-hentakkan kakinya kanannya dengan tak sabaran sambil menyilangkan kedua tangannya di dadanya.

"Hehehe....maaf shorty!" ujarnya sambil dengan asal meletakkan sepatunya di sembarang tempat lalu berlari kearah kamar.

"OI SHITTY GLASSES!"

--timeSkip—

Hanji dengan tidak sabaran membuka pintu kamar dan mendapati (y/n) yang sedang duduk di tempat tidur dengan wajahnya yang pucat.

Hanji lalu berlari mendekati (y/n) dan memeluknya erat.

"Heiii~ sayang..oh~ harusnya kau berteduh dulu tadi pagi.. liat sekarang, nanti malam pelangganku akan berkurang deh kalau kau tidak ada"

"Ha-Hanji-san..dekapanmu terlalu kuat!" ucap (y/n) yang hampir kehabisan nafas, ia menepuk-nepuk pundak Hanji agar sedikit melonggarkan dekapannya.

Levi yang baru memasuki kamar segera berjalan mendekati Hanji dan menarik dari belakang tubuh Hanji agar melepas dekapan mematikannya itu dari tubuh kekasihnya.

"Oi, kau mau membunuhnya ya!"

"Ups, ma-maaf (y/n)! Aku hanya merasa lega kau terlihat baik-baik saja! Tidak seperti yang ada di bayanganku sebelumnya!"

"Tch"

"Eh..kalau boleh tau, memang apa yang ada dibayanganmu Hanji-san?"

"Hmm...aku kira saat diperjalanan pulang pagi tadi, saat kau kehujanan..kau bertemu dengan sesosok makhluk misterius pemakan manusi-"

Levi segera menutup mulut Hanji sebelum omongannya makin ngelantur. Terlihat Hanji memegang tangan Levi yang menutupi mulutnya.

"Engh-Hmmph.."

Alhasil hanya itu yang terdengar dari mulutnya sekarang, membuat (y/n) tertawa kecil melihat dua manusia dewasa yang umurnya lebih tua 10 tahun darinya ini tetapi memiliki sikap seperti manusia berumur 10 tahun.

"(y/n)? Jadi kau hujan-hujanan?" ucap Levi sambil menoleh ke arah (y/n), seketika tawa (y/n) terhenti. Dia mengusap bagian belakang lehernya sendiri sambil menganggukkan kepalanya ke arah Levi.

"Karena saat hujan turun, jarak apartemenmu tinggal beberapa blok lagi dari tempatku berdiri jadi aku cepet-cepet lari deh biar cepet sampe..hehe" jawabnya tanpa ada kebohongan di dalamnya.

Levi melepas tangannya yang sedang menutup mulut Hanji, lalu dengan cepat ia gunakan untuk menyentil kening (y/n). Diakhiri dengan teriakan kesakitan dari mulut (y/n).

"Bodoh! Itulah akibatnya kalau kau tidak sabaran! Memang apa salahnya kalau berteduh dulu, hah?"

"A-aku hanya ingin cepat sampai di apartemen... Levi...aku tidak ingin membuatmu khawatir" ucap (y/n) sambil mengelus-elus keningnya.

Hanji yang melihat perkelahian kecil ini hanya bisa tersenyum. Dia tidak bisa menyalahkan kedua insan yang saling menyayangi ini. Hanji tau kalau Levi melakukan itu karena dia sangat mengkhawatirkan (y/n).

"Hei, sudah... kalian ini hanya terlalu mencintai satu sama lain, jadi berhentilah bertengkar. Oke?" ucap Hanji sambil bertolak pinggang kearah (y/n) dan Levi seperti seorang ibu yang sedang menasehati anak-anaknya yang sedang berebut mainan.

Levi x Reader | You're My Only Shorty (Modern AU)Where stories live. Discover now