[37] Dipaksa Liburan (?)

6.8K 487 172
                                    

READER POV

"EEHH?!!" teriakku histeris setelah mendengar apa yang Levi katakan barusan.

Levi yang pandangannya tetap terfokus kearah depan, tak berapa lama mengacak puncak kepalaku dengan tangan kirinya sambil menoleh kearahku dan menyunggingkan senyum.

"Selain itu..kita harus membeli sesuatu untuk dipakai saat kita menghabiskan waktu disana nanti" ucapnya ambigu, membuatku seketika sweatdrop dikursi penumpang—tepatnya disebelah Levi. Dengan cepat aku menoleh kearah Levi yang kulihat sudah kembali menyetir dengan santainya menggunakan dua tangannya.

"Aku tahu kau sedang berpikiran kotor (y/n).. tapi bukan itu kok maksudnya"

Aku merasakan kedua pipiku memanas saat Levi dengan gamblangnya mengatakan kalimat itu karena aku tidak bisa memungkiri kalau aku memang sedang berpikiran kotor saat itu.

"L-Levi!" ujarku sambil menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku yang sedari tadi anteng kuletakkan diatas kedua pahaku.

Kudengar suara tawa kecil Levi dari kursi sebelah "Liat aja nanti" jawabnya, membuat pikiranku semakin mengarah ke hal-hal yang tidak senonoh.

~~~~~~~~~~

3rd Person POV

Jam digital yang terpampang di radio mobil Levi sudah menunjukkan pukul 10.30 yang berarti 1 jam sudah (y/n) berada di dalam mobil Levi yang tak ia ketahui akan menuju kemana, karena Levi memilih bungkam setiap kali (y/n) menanyakannya.

Dengan menyenderkan punggung di kursi dan pandangan yang tertuju lurus kedepan, (y/n) mencoba mencoba menahan rasa kantuk yang tiba-tiba datang menghampiri. Bahkan saking ngantuknya, kadang kepalanya terasa berat ke kanan dan hampir saja mengenai pundak Levi yang sedang menyetir. Levi yang menyadari hal itu memberikan tepukan lembut di paha sebelah kanan (y/n).

"Kalo ngantuk tidur aja, nanti aku bangunkan saat kita sudah tiba" ucapnya sambil kemudian agak mengeser tubuhnya kearah kiri dan mencium cepat pipi kanan (y/n). (y/n) hanya tersenyum simpul dan kemudian memejamkan matanya yang sedari tadi sebenarnya sudah terasa berat.

~~~~~~~~~~

[1 ½ Jam Kemudian]

Levi menghentikan laju mobilnya di salah satu stasiun besar di Tokyo. Perlahan ia melepas seat-beltnya dan menoleh kearah (y/n) yang terlihat masih pulas tertidur. Levi kemudian menepuk pelan pundak sebelah kanan (y/n), membuat (y/n) seketika terbangun dengan matanya yang sayu.

"Kita sudah sampai, ayo turun" ucapnya, diakhiri dengan mencabut kunci mobilnya dan membuka pintu mobil lalu menjejakkan kakinya kearah luar.

(y/n) yang masih dalam mode mengumpulkan nyawanya untuk beberapa saat masih terdiam di tempat dan mencoba mengerjapkan matanya—mencoba melihat lebih jelas kedepan. Ia lalu merentangkan dua tangannya kearah depan sembari menggerak-gerakkan kepalanya kearah kanan dan kiri hingga menghasilkan suara 'krek' yang membuat otot lehernya seketika rileks.

Dengan hanya memakai pakaian pinjaman dari Hanji yang berupa sweater hoodie kebesaran berwarna hijau lumut dan celana training abu-abu serta sepasang sendal rumah sakit (?), (y/n) perlahan membuka pintu mobil dan melangkah keluar.

"Levi? Kenapa kita ada di stasiun?" ucap (y/n) sesaat setelah menghadapi kenyataan bahwa dia sedang berada di parkiran mobil salah satu stasiun terbesar yang berada di Tokyo.

Levi yang saat itu memakai kaos lengan panjang berwarna abu-abu dan jeans hitam dengan sepasang sepatu converse yang senada dengan hoodienya berjalan kearah (y/n) dan merangkul pinggangnya—membuat tubuh kekasihnya itu berdekatan dengan tubuhnya.

Levi x Reader | You're My Only Shorty (Modern AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang