[38] Liburan Bareng Levi (Bag.1)

6.6K 453 206
                                    

READER POV

Dengan tubuh yang masih berselimut kain beludru merah, aku menyenderkan kepalaku di dada Levi. Ia tak henti mengelus kepalaku dengan tangan kanannya.

Ya, setelah aktivitas panas yang baru saja berakhir sekitar 15 menit yang lalu, Levi membawa tubuh polosku keatas ranjang yang empuk ini dan menyelimuti tubuhku dan merebahkan tubuh polosnya yang dilengkapi eight-pack di perutnya itu disamping tubuhku.

"Masih 2 tahun lagi ya..." ucapnya tiba-tiba, sambil kulihat kedua matanya memandang kearah jendela kereta yang saat itu berada tepat dihadapan kami.

Aku mengernyitkan dahiku dan menatap 2 manik abunya. "Apanya yang 2 tahun lagi?" tanyaku.

Pandangannya berubah, sekarang wajahnya menatap kearah bawah—kearah wajahku yang sedang menyender di dadanya. 

"Tentu saja melamarmu dan kemudian menikahimu, my silly brat" jawabnya sambil menyentil lembut hidungku, membuat pipiku memanas seketika setelah tau apa yang dikatakannya. Sebelum Levi melihatnya, aku dengan cepat membenamkan wajahku didadanya.

Tapi sepertinya aku terlambat, karena kudengar ia tertawa kecil.

"Ku yakin kau juga sudah tidak sabar dipanggil nyonya Ackerman kan? (y/n)?" ucapnya diakhir tawanya.

Karena terlalu fokus mengontrol rona merah di pipiku, aku hanya bisa tersenyum didadanya dan memeluknya erat. Hingga tak berapa lama aku merasakan Levi mencium puncak kepalaku dan melingkarkan dua tangannya di tubuhku.

"Jangan pernah tinggalkan aku (y/n).... aku sangat mencintaimu...." bisiknya ditelingaku ditengah dekapan eratnya. Aku mendonggakkan wajahku, hanya untuk melihat 2 iris abu-abunya yang terlihat berkaca-kaca.

Oh....percayalah...siapapun yang melihatnya pasti akan tahu, kalau lelaki yang sedang mendekapku ini baru saja mengatakan kalimat yang keluar dari lubuk hatinya yang paling dalam.

"I love you too.. Levi" ucapku sambil kemudian mencium cepat bibirnya.

Jangan pernah tinggalkan aku juga Levi.....karena aku juga sangat mencintaimu....

~~~~~~~~~~

"Oh iya, aku meninggalkan ranselku di bar Hanji waktu itu....aduh.....kenapa aku bisa jadi pelupa seperti ini sih" ucap (y/n) sambil menepuk jidatnya sendiri.

Levi yang sedang duduk di sofa segera menoleh kearah kekasihnya yang baru saja selesai berpakaian dan sedang memasukkan beberapa potong pakaian yang baru dibelikannya ke dalam ransel hitam Levi.

"Tenang saja, ransel kesayanganmu itu sudah ada di apartemen. Waktu itu Shitty Glasses yang memberikannya padaku" ucap Levi sambil kemudian meneguk teh dari cangkir yang sedang ia pegang.

(y/n) yang masih terduduk diatas ranjang—tepat didepan sofa. Segera menolehkan kepalanya kearah Levi yang masih santai meminum teh hangatnya.

"Lalu, apa kau membawa ponselku, Levi?" ucap (y/n) sambil kedua matanya tertuju kearah Levi.

Levi yang baru selesai meneguk tehnya kemudian menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak ingin ada yang mengganggu waktu liburan kita nanti (y/n). Karena saat kita tiba di tujuan kita nanti, hanya ada aku dan kau yang akan menghabisi waktu bersama.....oke?" ucapnya sembari meletakannya cangkirnya yang sudah kosong diatas laci kecil disebelah sofa.

Ia kemudian berdiri dan melangkahkan kakinya ke depan—kearah ranjang dimana (y/n) sedang terduduk diatas sana.

Dengan diiringi suara kereta yang menderu dari arah luar dan getaran karena gesekkan antara roda kereta dengan rel. Levi yang saat itu sudah mengenakan kembali kaos lengan panjang abu-abunya dan celana jeans hitamnya tanpa diberi aba-aba menjatuhkan tubuhnya keatas tubuh (y/n)—lalu meletakkan masing-masing tangannya disebelah kanan dan kiri wajah (y/n).

Levi x Reader | You're My Only Shorty (Modern AU)Where stories live. Discover now