[30] "Aku Pasti Akan Memenangkan Hatimu, Levi"

5.2K 492 293
                                    

LEVI POV

Setelah aku mengganti setelan kerjaku dengan kaos oblong putih dan celana training hitamku, aku segera kembali ke ruang makan untuk menikmati makan malamku bersama (y/n).

Kulihat (y/n) sudah duduk di salah satu kursi meja makan sambil tangannya memegang sendok dan sedikit demi sedikit menyendok (f/f)nya ke dalam mulutnya. Aku duduk di kursi di sebelahnya dan melihat terdapat sebutir nasi diujung bibirnya.

"Tch. Dasar bocah ini..." gumamku pelan sambil menyentuh ujung bibirnya untuk membersihkannya.

Tapi, respon (y/n) diluar dugaanku.

Dia menepis tanganku dan tanpa melihat kearahku ia dengan cepat mengangkat piringnya dan berjalan kearah wastafel dan meletakkan piringnya disitu. Padahal dari yang kulihat, ia belum melahap abis makanan favoritnya itu seperti yang selalu ia lakukan setiap saat aku membawakan makanan favoritnya itu.

Aku mengernyitkan dahiku, perlahan aku berdiri dari kursiku dan berjalan kearah (y/n) yang sedang mencuci piringnya. Kulingkarkan kedua tanganku di pinggangnya dan memeluknya dari belakang sambil berbisik di telinga sebelah kirinya,

"Hei, ada apa?" ucapku penuh tanya.

Dia hanya diam dan tetap melanjutkan aktifitas mencuci piringnya.

Tiba-tiba aku teringat tentang panggilan telpon yang tadi (y/n) beritahu saat aku mengganti bajuku di kamar mandi.

Pasti ada hubungannya dengan itu

Aku segera berjalan kearah meja makan dan mengecek siapa gerangan orang yang tadi menelponku dan membuat mood (y/n) berubah seperti ini.

"Semoga bukan dia, semoga bukan dia.." gumamku dalam hati, sambil memikirkan 1 nama yang sangat tidak ingin kuucapkan.

Pupil mataku membesar saat kulihat nama itu, nama yang paling kubenci terpampang jelas di kontak panggilan terjawab.

Petra.

Sudah pasti karena dia, mood (y/n) jadi berubah 180 derajat begini

Aku menghela nafasku dan perlahan berjalan kembali ke arah (y/n). Dia sudah selesai mencuci piringnya dan sekarang sedang mengeringkan tangannya di kain lap. Tubuhnya masih memunggungiku dan mulutnya masih diam seribu bahasa.

"(y/n)? Apa yang ia katakan padamu?" ucapku kearahnya saat aku sudah berdiri disebelahnya.

--Flashback-

"Halo Levi sayaaaaang~ hei... Erwin menyuruhku untuk mengambil berkas hasil rapat hari ini, besok sore aku akan kembali berkunjung ke apartemen kita Levi~ ups, apartemenmu maksudnya...maaf hehehe"

"Petra-san? Levi sedang di kamar mandi, ia tidak bisa menjawab telponnya sekarang...biar aku yang sampaikan"

"Ehhhhh? Kau siapa? Tunggu-tunggu......ah! Kau pasti bocah ingusan bernama (y/n) itu ya?"

"Iya namaku (y/n), tapi aku bukan bocah ing-"

"Sudah diam, cukup beritahu apa yang tadi sudah kukatakan diawal. Aku malas berurusan dengan bocah ingusan sepertimu. Sudah ya, jangan lupa beritahu Levi!"

--End of Flashback-

Sorot mataku melembut sesaat setelah (y/n) selesai menceritakan apa yang sedang mengganjal di hatinya. Benar dugaanku, ini pasti karena perempuan itu. Tidak cukup untuknya menyakitiku, sekarang dia juga mulai menyakiti perasaan (y/n).

"Levi, kau tidak pernah memberitahuku bahwa Petra satu kantor denganmu" ucap (y/n) sambil menatap lurus kearah mataku, kedua mata (e/c)nya terlihat berkaca-kaca karena menahan tangis.

Levi x Reader | You're My Only Shorty (Modern AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang