[9] Petaka dari Jujur atau Berani (Bag.1)

7.5K 773 149
                                    

LEVI POV

Sudah 2 hari sejak permainan bodoh yang Eren cetuskan itu berlalu.. dan itu artinya sudah 2 hari lamanya (y/n) tidak berbicara denganku. Sepertinya dia memang benar-benar tidak senang mendengar jawabanku waktu itu. Terlebih lagi saat di perjalanan pulang aku tak sengaja memarahinya..

I'm so fucking messed up!

--Flashback

"Oke....Levi-san...siapa ciuman pertamamu?" ucap bocah kampret yang katanya kapten di tim futsal kampusnya itu. Kulihat semua mata tertuju padaku, menungguku menjawab pertanyaan dari permainan bodoh bernama Jujur atau Berani ini.

"Tch"

Aku menoleh ke arah (y/n) yang memandangiku dengan tatapan lembutnya.

"Petra" ucapku datar.

(y/n) segera melepas rangkulan tanganku dipundaknya tanpa mengucapkan apapun kepadaku lalu dia berdiri dan berjalan kearah kamar mandi diikuti oleh Sasha dan Krista.

Kulihat Eren tersenyum penuh kemenangan, sementara Mikasa menjitak keras kepala Eren.

'Dasar bocah kampret, benar kan dugaanku! Dia hanya ingin membuat hubunganku dan (y/n) berantakan'

--timeSkip—

Sepanjang perjalanan pulang menuju apartemenku, (y/n) hanya diam. Dia hanya menolehkan wajahnya ke jendela yang berada di sebelah kirinya.

"Oi brat, aku tau kau marah karena jawabanku tadi kan?" tanyaku sambil mengelus lembut pahanya dengan tangan kiriku sedangkan tangan kananku tetap berpegangan di stir mobil.

Dia tetap diam.

Sampai tak berapa lama aku mendengar suara isak tangis, aku segera menepikan mobilku lalu mematikan mesin mobilku dan perlahan menoleh ke arahnya. Aku pegang pundaknya agar pandangannya tertuju kearahku.

"Hei...(y/n)?" ucapku dengan penuh kekhawatiran, kulihat air mata mengalir di pipinya dia menundukkan wajahnya sambil menepis tanganku yang memegang pundaknya.

"Levi...? Jika dulu Petra tidak berselingkuh, apa kau akan tetap bersamanya sampai sekarang?" ucapnya tiba-tiba sambil menatap lurus ke arah mataku.

"Tch. Pertanyaan bodoh macam apa itu" jawabku.

"Levi! Kau hanya cukup me-"

"(y/n)! Hentikan ini, aku tidak ingin bertengkar denganmu!" ucapku sambil kemudian kembali menyalakan mesin mobil dan menginjak pedal gas.

--End of Flashback

"Levi?"

Lamunanku tentang malam pertengkaranku dengan (y/n) tiba-tiba sirna saat Erwin masuk ke ruangan kantorku.

"Tch. Apalagi Erwin!" ucapku spontan.

Kulihat Erwin membawa beberapa lembar kertas di tangannya. Aku yang sedang duduk di kursi kerjaku perlahan memijit pangkal hidungku dan memejamkan mataku.

"Hei, santai! Tempramenmu tinggi sekali beberapa hari ini Levi, apa ada yang ingin kau bicarakan dengan kami? Siapa tau kami bisa membantu" ucapnya sambil menggeser kursi di hadapanku ke belakang, lalu dia mendudukinya.

Aku menyenderkan kepalaku di kursi kerjaku sambil menyilangkan kedua tanganku di dada.

Tunggu? Kami?

"Tch. Bukan urusanmu Erwin. Selain itu... apa keperluanmu datang kesini?" ucapku sambil agak menurunkan posisi kacamataku agar bisa dengan jelas melihat wajahnya.

Levi x Reader | You're My Only Shorty (Modern AU)Where stories live. Discover now