[2] Mendadak Ricuh

15.7K 1.4K 868
                                    

READER POV

Saat aku hendak menikmati ciuman yang diberikan Levi padaku, tiba-tiba handphoneku berbunyi. Dengan sangat terpaksa aku melepas ciuman Levi, meninggalkan Levi sejenak dengan wajahnya yang terlihat sangat kesal.

Aku segera melihat layar handphoneku untuk melihat siapa nama orang perusak suasana ini.

EREN JAEGER

Dammit!

Sesaat setelah aku melihat nama itu yang terpampang di layar handphoneku, aku merasakan energi negatif dari tempat Levi duduk. Dan benar saja....saat aku menoleh....

Sudah terlihat aura kematian keluar dari sekujur tubuh Levi.

"(F/N) (L/N)...BUKANKAH SUDAH KUBILANG UNTUK TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN MANTAN PACARMU LAGI?" teriaknya, sukses membuatku hampir menjatuhkan handphoneku.

Ya, Levi sangat membenci Eren. Mungkin kalau dianalogikan dengan hewan, mereka berdua itu seperti kucing dengan anjing. Eren anjingnya dan Levi kucingnya—kucing pemarah lebih tepatnya, sampai-sampai kadang anjingnya takut kalau bertemu dengan sang kucing. Sedangkan di pihak sang anjing, nyolotnya gak ketulungan, selalu ngegodain kucing pemarah ini mulu.

"Levi...dia itu kapten tim futsal pria di kampusku, sedangkan aku kapten tim futsal wanita. Aku tidak mungkin tidak berhubungan dengannya lagi. Dia memang biasa menelponku kalau ada keperluan tentang futsal." ucapku mencoba menjelaskan.

Kulihat Levi menyilangkan kedua tangannya di dadanya lalu menyenderkan tubuhnya di sofa diakhiri dengan helaan nafas panjang.

"Biarkan aku mendengar pembicaraan kalian" ujar Levi sambil menoleh kearahku. Aku memutar bola mataku.

Huh. Sebenarnya siapa yang lebih dewasa sih disini? Bukannya dia ya?

Hah sudahlah.. kadang-kadang sifatnya memang lebih kekanakkan daripada aku.

Aku segera mengangkat telepon itu lalu menekan mode loudspeaker di layar handphoneku. Tak berapa lama terdengarlah suara Eren dari seberang sana.

LEVI POV

"Halo manis..."

Terdengar suara si bocah playboy itu dari seberang sana.

"SHUT UP JAEGER" teriakku spontan.

(y/n) menoleh kearahku dan mencoba mendorong dadaku karena tanpa aku sadari aku berada sangat dekat dengan handphone yang sedang dipegangnya.

"EHHH...Levi-san? Apa itu kau? W-wait...hei..kenapa pagi-pagi begini kau ada di apartemen (y/n)? Wah...ternyata kecil-kecil kau buas juga ya Levi-san! Ngomong-ngomong sudah berapa ronde? Ups... kau pasti sangat kewalahan menghadapi (y/n)-ku itu ya, secara umurmu itu kan sudah *uhuk* tua *uhuk*......hahaha....." ucapnya diakhiri dengan tawa.

Dasar bocah kampret.

Aku benar-benar membenci bocah bernama Eren Jaeger ini, selain karena dia mantan pacar kekasihku. Dia memiliki mulut yang sering mengeluarkan kata-kata yang tidak pernah diayak dulu sebelum dikeluarkan.

"AWAS KALAU AKU BERTEMU DENGANMU, AKAN KUBUNUH KAU!" teriakku berapi-api sambil dengan paksa memegang handphone (y/n) dan mendekatkannya kearah mulutku.

Kulihat (y/n) sudah bersweatdrop ria di tempat setelah mendengar kata-kataku, perlahan dia berdiri dan menjauhkan handphonenya dariku.

3rd Person POV

Aku benar-benar menyesal sudah menyerahkan keperawananku pada lelaki berambut coklat itu setahun yang lalu. Ucap (y/n) dalam hati sambil memejamkan matanya dan memijit pangkal hidungnya dengan tangan kirinya.

Levi x Reader | You're My Only Shorty (Modern AU)Where stories live. Discover now