"Cha?" tidak ada jawaban darinya, pak Dirga terpaksa mengangkat kepalanya. Melihat wajah istrinya yang membelakanginya. Dia menarik nafas sebentar, melihat kedua mata istrinya terpejam. Sepertinya... telah masuk kedunia mimpinya.

"Kebiasaan, kalau diajak ngobrol pasti ditinggal tidur..." dia kembali memeluk erat istrinya dari belakang, mencium rambut panjangnya.

"Selamat tidur sayang..." ujarnya sebelum dia menyusul Echa kealam mimpi. Kedua mata elang itu terpejam, menyusul Echa ke alam mimpi. Selang beberapa detik, Echa membuka kedua matanya.

"I Love You Mas Dirga, suamiku yang sangat menyebalkan..." ujarnya amat pelan, tanpa terdengar oleh pak Dirga. Akhirnya, Echa kembali memejamkan kedua matanya dan memegang tangan besar pak Dirga yang menempel diperutnya.

💛💛💛💛💛

Seorang wanita paruh baya memasuki salah satu restauran ternama di Jakarta, matanya menyusuri sekeliling mencari seseorang yang dijanjikan untuk bertemu dengannya. Senyumnya mengembang saat dia menemukan seseorang yang menunggunya tidak jauh dari tempatnya berdiri, dia berjalan mendekatinya.

"Maaf Intan, sudah lama menunggu ya?" sapa Lily, begitu tiba didekat Intan yang telah menunggunya selama beberapa menit. Kedua matanya kini mengarah kepada seorang gadis yang duduk disebelah Intan, gadis itu tersenyum manis kepadanya. Entah apa yang dia rasakan, melihat gadis itu... seperti telah mengenal cukup lama. Gadis itu terasa tidak asing diingatannya.

"Dia..."

"Duduk dulu Mbak" pinta Intan, memotong kalimat Lily sebelum Intan menjelaskan semuanya. Wanita paruh baya bernama Intan mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Dia mengeluarkan sebelah sepatu kecil berwarna merah dimana didalamnya terdapat nama Adelia Rania Ababil, sebuah kaos merah muda bergambar princess dibagian depan dan rok mini ukuran gadis kecil.

"Saya menemukan ini semua 19 tahun yang lalu, dan ini adalah -"

"Ini milik putri saya Adelia. Saat dia menghilang, dia memakai ini semua..." potong Lily berusaha menahan tangisnya sambil memeluk benda milik putri kecilnya yang hilang. Kedua mata itu terus mengamati secara detail benda yang kini ada ditangannya.

"Mereka semua adalah milik putri saya, yang saya temukan didepan toko 19 tahun yang lalu..." sambung Intan sambil mengelus punggung putrinya.

Braaakk

Mendengar kata-kata Intan, tanpa sengaja Lily menjatuhkan barang-barang yang ada ditangannya. Kini dia menatap Intan dan putrinya secara bergantian.

"Itu artinya... dia... dia... putriku? Adelia?" tanyanya ragu.

"Jika semua ini memang benar milik putrimu, itu artinya dia adalah putrimu, Adelia" terang Intan. Lily menggelengkan kepala tidak percaya. 19 tahun dia mencari putrinya dan kini... dia dapat melihat putrinya berada dihadapannya.

"Putriku... Adelia... memiliki tanda lahir dibelakang lehernya"

"Coba sayang, tunjukkan tanda lahir dibelakang leher kamu" Intan meminta putrinya untuk menyampirkan rambut dan menggeser syal yang menutupi lehernya sedikit, dia memiringkan kepalanya untuk menunjukkan tanda lahir dibagian leher belakangnya. Kedua mata Lily berkaca-kaca saat melihat tanda lahir berbentuk bintang tertera dileher belakangnya. Lily menutup mulutnya, seakan tidak percaya sama sekali bahwa tanda itu mirip sekali dengan milik putrinya.

"Ya Tuhan!! Tanda itu... tanda itu... mirip sekali dengan tanda putriku!!" Wanita paruh baya itu bangkit dari posisinya, dia mendekati Adelia dan langsung memeluknya.

"Putriku... kamu putri kecilku Adelia Riana Ababil..."

Cup... cup... cup...

Lily menciumi seluruh wajah Adelia, tanpa terlewatkan sedikitpun. Rasa rindu dan kehilangan selama bertahun-tahun, akhirnya bisa ditebus dengan kegembiraan pada detik itu juga.

[03] Love Two Heart [Complete]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora