[40] Firasat Buruk Levi

Mulai dari awal
                                    

"Eh? Melakukan apa Levi? Aku-" ucapanku lagi-lagi terpotong karena Levi kembali memelukku dan membuat wajahku menyentuh dadanya dan membuatku merasakkan detak jantungnya yang begitu cepat.

"Diam, biarkan seperti ini untuk beberapa menit kedepan.. oke?" ujarnya.

Aku menghela nafasku dan mengelus lembut punggungnya-mencoba membuatnya agar sedikit lebih tenang.

"Baiklah kalau itu maumu Levi...." ucapku sambil kemudian mengeratkan kedua lenganku ditubuhnya.

Aku penasaran, sebenarnya apa yang baru saja ia lihat di dalam mimpinya?

~~

3rd Person POV

"Levi, itu hanya mimpi.. mimpi itu bunga tidur, sudah jangan dipikirkan lagi ya" ucap (y/n) yang baru saja keluar dari kamar mandi. Ia kemudian berjalan kearah ranjang dan duduk disamping Levi yang masih dibawah selimut tebal berwarna putih.

Levi yang merasakan kehadiran (y/n) disamping tubuhnya, segera merubah posisinya menyamping menghadap (y/n) dan melingkarkan lengannya di pinggang (y/n) dari arah belakang.

"Ya, mungkin aku terlalu khawatir... kau tahu? Mengenai kata-kata Jaeger kemarin.." ucap Levi.

Mendengar kata-kata kegelisahan keluar dari mulut kekasih tercintanya itu, (y/n) yang sedang mengeringkan rambutnya dengan cepat menoleh kearah Levi yang masih memeluk pinggangnya dan mencium aroma wangi dari tubunya yang baru saja selesai mandi.

"Jangan khawatirkan itu.. aku percaya semua akan indah pada waktunya, kau masih harus meniti karirmu dengan Erwin-san sedangkan aku harus menyelesaikan kuliahku dulu... kau mau menungguku kan Levi?" ucap (y/n) sambil menaikkan kedua kakinya keatas ranjang dan memposisikan kepala Levi di pangkuannya.

Tak ada jawaban.

Cukup lama Levi memandang manik (e/c) milik kekasihnya itu. Hingga tak berapa lama Levi menyentuh rambut (y/n) yang masih terurai dan terasa basah ditangannya.

Aku benar-benar tidak ingin kehilanganmu, (y/n) gumamnya dalam hati.

"Levi?" panggil (y/n) sembari mengelus lembut rambut di kepala Levi yang berpotongan undercut itu.

"Tentu saja..... sampai kapanpun aku akan menunggumu (y/n)" jawabnya sambil mengelus lembut pipi (y/n) yang terasa lembut di tangannya.

(y/n) tersenyum-yang tanpa diketahui (y/n), senyumannya itu selalu membuat Levi jatuh cinta berkali-kali padanya.

"Aku senang mendengarnya.."bisik (y/n), sambil kemudian menundukkan wajahnya dan menempelkan bibirnya ke bibir tipis Levi.

~~

[Keesokkan Harinya]

|7.30, Apartemen Levi|

Levi sudah bersiap dengan setelan kerjanya dan ransel kerjanya, pagi itu terlihat juga ia memasukkan koper kedalam bagasi sedan hitamnya.

"Kau sudah siap?" ucap Levi kearah (y/n) yang sudah duduk di kursi penumpang depan dengan ransel kesayangannya di pangkuannya. (y/n) menganggukkan kepalanya.

Tak berapa lama Levi duduk di kursi pengemudi dan memasang seat-beltnya lalu menyalakan mesin mobilnya.

"Maaf kau harus kembali kerumahmu untuk beberapa hari (y/n), aku tidak ingin kau sendirian di apartemenku selama aku tugas keluar kota bersama Erwin" ucap Levi sesaat setelah sedan hitamnya meluncur di tengah jalan kota Tokyo.

(y/n) memeluk erat ranselnya dan menggelengkan kepalanya.

"Tidak apa-apa, aku juga sudah rindu dengan ibu dan ayah.. ditambah lagi aku sedang liburan akhir semester, jadi tidak masalah Levi!" ucap (y/n) dengan pandangan lurus kedepan-memandangi hiruk pikuk kota Tokyo pagi itu.

Levi x Reader | You're My Only Shorty (Modern AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang