Pak Dirga beranjak dari duduknya dan segera mengisi baskom dengan air dan menggambil handuk kecil yang baru. Setelah dia berada dikamarnya kembali, Pak Dirga mulai mencelupkan handuk kecil kedalam baskom dan memerasnya, melipatnya menjadi beberapa lipatan. Sebelum dia meletakkannya dikening Echa, Pak Dirga mengecup sebentar kening mulus itu.

"Cepat sembuh Cha...dan silahkan marah-marah lagi sama aku" setelah mengucapkannya, dia langsung meletakkan handuk kecil tersebut diatasnya.

Dia lebih rela Echa marah kepadanya, memukulinya, menghujatnya dengan kata-kata kasar atau mendiaminya dari pada harus melihat Echa sakit seperti saat ini.

Pak Dirga meletakkan baskom kecil diatas meja, lalu berdiri mengamati tubuh Echa yang agak basah akibat air yang tertumpah tanpa sengaja dengan pakaian yang sama seperti 2 hari yang lalu, dan dapat disimpulkan Echa tidak mandi selama 2 hari.

Pak Dirga mengangkat tubuh Echa, menggesernya ke kasur sebelahnya yang tidak basah. Lalu dia beranjak turun dari kasur, masuk kedalam kamar mandi mengambil handuk yang sudah dia basahi dan mengambil pakaian tidur Echa dari dalam lemari. Dia kembali mendekati Echa yang tertidur, duduk ditepi ranjang sisi sebelah kanan.

Satu persatu dia membuka kancing baju Echa dan melepasnya, membasuh tubuh Echa dengan handuk basah. Lalu memakaikan pakaian tidurnya ditubuh Echa, memakaikannya pelan-pelan agar Echa tidak terbangun dari tidurnya.

Pria itu menggeser tubuhnya mundur sedikit kebelakang.  Menurunkan rok pendek yang menempel dikedua kaki Echa. Sama seperti yang dia lakukan sebelumnya dengan tubuh Echa, dia membasuh kedua kakinya dengan handuk basah, lalu memakaikan celana tidur untuknya.  Setelah dirasa sudah selesai mengurus Echa, akhirnya dia membersihkan dirinya sendiri dikamar mandi.

Setengah jam Pak Dirga membersihkan dirinya dikamar mandi dengan air hangat, dia-pun keluar dari kamar mandi. Mengambil ponsel Echa yang tergeletak begitu saja dilantai, mengamatinya sebentar. Layar ponsel tersebut berwarna hitam, padahal Pak Dirga sudah berkali-kali menekan tombol tipis dipinggir ponsel, tapi tetap saja tidak mau menyala, layar tersebut masih sama berwarna hitam. Dia tersenyum tipis setelah sadar apa alasan Echa tidak membalas sms-nya.

"Jadi, kamu tidak membalas sms dan meneleponku karena ponsel kamu mati Cha? Dan aku selama berjam-jam selalu berpikiran negatif tentang kamu" Pak Dirga menoleh sebentar melihat Echa, lalu mencharger ponsel milik Echa.

Setelah itu dia berjalan kedapur, membereskan keadaan dapur yang sempat berantakan seperti kapal pecah akibat ulahnya. Merapihkan meja makan, lauk pauk yang berceceran dilantai serta serpihan-serpihan beling. Setelah selesai dengan semuanya, dia mengambil kotak P3K mengganti perban yang menutupi sebagian tangannya yang terluka dan sempat terkena air. Sedikit perih dirasakannya, namun tidak seperih yang dia rasakan saat melihat Echa sakit saat ini.

Pak Dirga kembali kedalam kamarnya, merebahkan dirinya disebelah Echa. Dia memeluk Echa yang tertidur pulas tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah polos istrinya.

"Maafkan aku Cha...kamu tau, aku sangat mencintai kamu. Jadi, mana mungkin aku punya wanita lain?"

'Bahkan demi kamu...aku rela bertengkar dengan mamaku. Hanya karena mama menyuruhku untuk menikah lagi dan memberikannya keturunan. Aku tidak perduli jika pernikahan kita tidak menghasilkan seorang anak, asal...kamu selalu ada untukku' Ujar Pak Dirga dalam hati, tanpa ingin diketahui oleh Echa.

Pak Dirga teringat kejadian beberapa hari yang lalu, dimana mamanya selalu menyuruhnya untuk menikah lagi.

~Flashback On~

'Gak ma, aku gak mau nikah lagi!'
Protes Pak Dirga saat mamanya memintanya untuk menikah lagi melalui sambungan telepon.

'Kamu harus menikah lagi Dir!! Apa kamu tidak berpikir kalau istri kamu itu mandul? Sudah tiga tahun kalian menikah, tapi dia tidak memberikanmu anak satu-pun.  Kamu tau kan umur mama berapa? Dan kamu anak satu-satunya mama!! Kalau bukan kepada kamu, kepada siapa lagi mama meminta cucu?!" teriak -Erin- mama Pak Dirga dari ujung telepon.

[03] Love Two Heart [Complete]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum