[23] Onsen (Bag.4)

Start from the beginning
                                    

"Erwin-san.........aku baru menyadari.....kau terlihat sangat tampan saat tertawa lepas seperti itu.....ah.......Erwin-san....maukah kau menjadi kekasih gelapku..?" ucap (y/n) sambil memejamkan matanya ditengah dekapannya di lengan kekar Erwin.

Tawa Erwin terhenti seketika, diiringi dengan tatapan JANGAN-HARAP-BISA-IDUP-LO-BESOK dari Hanji dan Mike.

Perlahan Erwin menoleh ke arah Levi yang duduk disebelah kiri (y/n) dengan aura siap membunuhnya.

"L-Levi? Ini bukan mau-ku loh....." ucap Erwin ditengah ke-sweatdropannya.

"Erwin-san? Cepat jawab pertanyaanku.....kalau kau menjawab ya....kita bisa segera pergi dari sini dan pergi kemanapun kau mau Erwin-san........kita bisa berduaan sepanjang malam! Yeayyyy!"

KREK

Terdengar suara retakkan dari gelas yang dipegang Levi, membuat Hanji dan Mike saling tatap lalu kemudian kembali tertawa tak terkontrol.

(y/n) menoleh ke arah Mike yang sedang tertawa sampai mengeluarkan air mata dan mulai berbicara ngawur lagi, yang membuat tawa Mike seketika terhenti dan digantikan dengan tawa Erwin.

"Mike-san? Kau juga boleh ikut~~ Aha! Kita bisa main kuda-kudaan bersama Mike-san~~" ucap (y/n) dengan mata yang berbinar-binar.

"(y/n).....tenang saja... Shitty Glasses akan membayar semuanya besok (y/n).." ucap Levi sambil menatap tajam kearah Hanji yang hanya dibalas Hanji dengan tawa yang semakin keras dan gebrakan meja yang berulang-ulang.

'Ternyata kau sudah bosan hidup ya Shitty Glasses' ucap Levi dalam hati.

Tanpa mempedulikan wajah Levi yang sudah terlihat seperti kepiting rebus sekarang, (y/n) kembali mengucapkan sesuatu yang membuat Erwin dan Mike mungkin harus segera memesan batu nisan mereka malam itu juga. Terutama Erwin, dia harus memesannya saat itu juga sepertinya.

"Mike-san?.......Erwin-san?........kita harus melakukannya.....bertiga.........pasti akan sangat menyenangkan....." ucap (y/n) sembari mendekap erat lengan Erwin dan menggesek-gesekkan wajahnya di dada Erwin.

Pupil mata Levi membesar, tak percaya bahwa kekasih imutnya bisa berkata se-vulgar itu. Hanji? Ya, karena dia memang sepertinya sudah bosan hidup, dia malah mendukung apa yang (y/n) katakan itu.

"Kalian harus merekamnya.....!! Pasti akan terjual laris di pasaran!!!" ucap Hanji dengan mata berbinar sembari menepuk kedua telapak tangannya secara bersamaan.

Levi tiba-tiba menggebrak meja dan dengan cepat melingkarkan kedua tangannya di pinggang dan perut (y/n) lalu mengangkat tubuh (y/n) di pundaknya, membuat dekapan tangan (y/n) di lengan Erwin terlepas dan wajah merahnya berhadapan dengan punggung Levi.

"Levi~~ ahhh....apa yang kau lakukan!! Aku kan mau main kuda-kudaan sama Erwin-san dan Mike-san! Turunkan aku Levi!!" ucap (y/n) berulang-ulang sambil memukul punggung Levi.

Levi yang sudah berdiri dan siap melangkah keluar dari kedai menepuk bokong (y/n) yang sekarang berada persis disebelah wajanhnya.

"Diam kau brat!"

"Levi!!! Turunkan akuuuu~~"

"Tch"

 "Oh iya..shitty glasses? Jangan harap kau masih bisa bernafas besok!" ucap Levi sebelum melangkah meninggalkan kedai, membuat 3 sahabatnya itu seketika jawdrop dan sweatdrop ditempat.

--timeSkip—

2nd Person POV

"Diam disini.. aku akan membawakanmu segelas air putih" ucap Levi kepadamu setelah menurunkanmu dari pundaknya keatas ranjang. Kau hanya melengos karena masih merasa kesal kepadanya telah membuatmu gagal untuk main 'kuda-kudaan' dengan Mike dan Erwin tadi.

Levi x Reader | You're My Only Shorty (Modern AU)Where stories live. Discover now