"Hey," Harry meminggirkan mobilku dan berhenti, dan kedua tangannya di pipiku, "banyak yang bisa kau lakukan. Kau hanya butuh waktu belajar. You'll be fine."

"Tak peduli seberapa lama, aku tak akan bisa! Darah pengusaha tidak ada dalam diriku," kataku sambil melihat matanya. Tidak ada gunanya, aku bahkan tidak tertarik dalam bidang itu. Aku bahkan tidak tau aku tertarik dalam bidang apa.

"Don't say tha--"

"Why don't we make a deal?" Suatu ide tiba-tiba muncul dari otakku.

"What?"

"You run KEH for me. Aku hanya meminta 5% dari itu."

Dengan ini, aku tau ia tidak akan terlepas dariku. Apapun yang ia perbuat, ia akan selalu ada denganku, dan itu akan tertera dalam kontrak. Tapi ide itu kedengaran begitu lembek dan itu terbukti dengan respon Harry.

"Tidak, aku tidak ingin mengambil keuntungan dari apa yang terjadi denganmu."

"Keuntungan apa?" Aku tau dia berpikir bahwa aku mungkin saja mengira bahwa dirinya mengencaniku hanya untuk harta kekayaan ayahku. Tapi aku berpikir jauh dari itu. Jika memang demikian, dia tidak akan meninggalkan KEH lebih awal. Lagi pula dia bisa menjalankan usaha lain. Apa yang tidak bisa orang itu lakukan?

Wait. Apa kami berkencan?

"Aku tau apa yang kau pikirkan," ujarku saat kulihat kecemasan nampa di raut wajahnya. "Kau bukan pria seperti itu. Kau bukan James Collins atau orang semacamnya. Kau orang terbaik yang pernah kutemui, kau tau itu? Well, walaupun awalnya kau agak brengsek."

"Gwen--"

"Please? Selamatkan para pekerja itu."

Harry menghela napas, "Aku tetaplah seorang pengganti. Aku harap kau ingat itu," jawabnya setelah sekian lama aku memohon. Aku segera memeluknya dari kursi penumpang. Ia balas memelukku dangan cara paling tidak nyaman pasangan berpelukkan di mobil.

"Apa kau dapat sesuatu?" Tanyaku pada Harry.

"Yeah. Steven meninggalkanku sebuah surat."

Aku melepaskan diri darinya, "boleh kubaca?"

"Nope! Surat ini tertuju padaku," ia menyentil hidungku pelan.

***

Harry kebanjiran banyak hal di KEH sejak Steven pergi. Banyak urusan Steven di luar negeri yang tidak ia ketahui dan ia harus menangani semuanya. Meski tidak beretemu selama beberapa hari, dia masih sempat mengucapkan selamat pagi dan selamat malam padaku melalui sms.

Such a sweet guy. And i miss him.

Aku sedang mengobrol dengan Mrs. Dolce yang sedang memanggang kue untuk ulang tahun Bonita nanti malam. Well, jika kalian bingung, George adalah ayah Bonita, ibunya bercerai karena uang dan entah berada dimana sekarang. Sedangkan Mrs. Dolce mempunyai keluarga yang tinggal di Gramercy Park. Itulah mengapa ia pulang setiap Rabu dan Jumat.

Bel rumah terdengar dan aku berlari meninggalkan Mrs. Dolce untuk membukanya. Aku langsung melihat postur dua orang gadis yang tingginya tidak jauh berbeda dariku. The Ens.

How to Get 11 Out of 10 [Harry Styles]Where stories live. Discover now