[5] Seseorang di Scouts Bar

Mulai dari awal
                                    

Levi tersenyum dan mencubit hidung (y/n) lembut.

"Ya, kau itu bocah. Bocah kesayanganku" ucap Levi sambil tersipu, membuat (y/n) tertawa kecil dan kembali memberikan ciuman hangat di pipi Levi.

--timeSkip—

Pukul 22.00

"(y/n), tolong bawakan minuman ini untuk lelaki yang duduk di meja sebelah sana" ujar salah satu bartender bar ke arah (y/n) yang sedang berdiri di pinggir counter minuman.

"Oke"

(y/n) segera mengambil satu nampan yang berisi 1 botol minuman dan 1 gelas berisi es batu didalamnya, ia langsung berjalan menuju meja yang ditunjuk temannya tadi.

--flashback

"Hei, kau harus berhenti meminum ini tuan. Kau sudah terlalu mabuk" ujarku pada seorang laki-laki berambut undercut dan berbibir tipis yang duduk di sudut meja bar.

Lelaki itu terlihat sangat kacau, jas hitamnya ia letakkan di kursi, bagian bawah kemeja putihnya ia keluarkan dari celana panjang bahan hitamnya. Matanya terlihat sayu, sesekali terdengar suara cegukan karena dia terlalu banyak minum.

"Oi, apa pedulimu bocah ingusan. Cepat buatkan aku 1 gelas lagi, jangan banyak omong" jawabnya setengah berteriak kearahku. Dia lalu melonggarkan dasi di kerah bajunya.

"Ta-tapi tuan-"

"Mau kuadukan kau ke manajermu?HAH! Tugasmu itu mudah, cukup bawakan pesananku dan jangan banyak omong"

Aku terdiam saat dia mengatakan hal itu dan aku segera berlari kearah teman bartenderku dan memesankan minuman yang dipesan pelanggan itu.

--

Saat aku baru saja keluar dari bar untuk kembali ke apartemenku, aku melihat lelaki yang kutemui di bar tadi sedang berjalan gontai kearah sebuah mobil. Jasnya ia letakkan di pundaknya, cegukan tak henti keluar dari mulutnya.

"Tuan, kau tidak apa-apa?!" ujarku sambil berjalan kearahnya dan menangkap tubuhnya saat dia tiba-tiba hilang keseimbangan dan hampir terjatuh.

"Oi kau, bocah yang tadi ya? tch.. jangan panggil aku tuan, namaku Levi."

Sesaat kemudian dia menyingkirkan tanganku yang memegangi pinggangnya dan hendak membuka pintu mobilnya, tetapi gagal ia lakukan karena memasukkan kunci ke lubangnya saja dia tidak bisa.

"L-Levi? Kau akan menyetir mobilmu sendirian dalam keadaan mabuk seperti ini?" ujarku setengah khawatir.

Levi berhenti melakukan aktivitasnya dan melihat kearahku sambil memutar-mutar kunci mobilnya di jari telunjuknya.

"Bocah, apa sesakit ini rasanya ditinggal selingkuh?" ujarnya sambil menyenderkan tubuhnya ke mobilnya dan mengarahkan matanya ke aspal di belakang tubuhku.

"Eh?"

"Kau tau? Aku melihat kekasihku berselingkuh di depan mataku sendiri. Gila bukan..hahaha"

"..."

"Bocah, jangan diam saja! Jawab aku! Apa sesakit ini rasanya?!"

"A-aku tidak tau Levi. Karena kekasihku tidak per-"

Ucapanku terhenti saat aku melihat seseorang yang aku kenal—tidak, bahkan aku cintai dari lubuk hatiku paling dalam sedang mencium mesra bibir seorang wanita di depan pintu bar.

"E-Eren?" ucapku setengah berbisik.

Merasa diperhatikan, lelaki berambut coklat dengan mata emerald yang sangat kucintai itu menoleh kearahku dan seketika berlari kearahku.

"(y-y/n)! Tu-tunggu (y/n), biar kujelaskan semuanya!" teriaknya sambil menuju ke tempatku dan orang yang bernama Levi ini berdiri.

"Levi, biar kuantar kau kerumahmu. Aku yang akan menyetir"

Aku langsung mengambil kunci mobilnya dari tangannya, kubuka pintu mobil Levi bagian belakang lalu kudorong Levi.

"Oi, apa-apaan kau bocah. Berani sekali memerintah aku seperti itu"

--end of flashback

"Hei pelayan, apa itu minuman pesananku?" teriak seorang lelaki yang duduk di kursi sofa tempat teman bartender (y/n) tunjukkan tadi.

(y/n) langsung menghentikan lamunannya tentang pertemuannya dengan Levi.

"I-iya tuan! Maaf sudah menunggu lama" ujar (y/n) sambil perlahan meletakkan botol dan gelas di meja lelaki itu.

"Ada lagi yang bisa kubantu tuan?" ucap (y/n) kearah lelaki yang duduk di hadapannya itu.

Lelaki itu terdiam sebentar lalu memegang lengan (y/n).

"Bisa kau temani aku?" ucapnya sambil menepuk-nepuk sofa disebelahnya, memberi kode ke (y/n) untuk duduk disebelahnya.

"A-aku ti-"

"Tenang saja, aku tidak akan macam-macam kok..aku hanya butuh teman untuk mengobrol" ucap lelaki paruh baya itu saat melihat raut cemas di wajah (y/n).

"O-oke..tapi hanya sebentar ya tuan" ujar (y/n) sambil perlahan duduk disebelah lelaki paruh baya itu duduk.

Entah mengapa saat melihat mata lelaki itu, (y/n) merasakan tatapan mata itu tidak asing dimatanya. Tapi (y/n) segera membuang pikiran itu jauh-jauh dan memulai pembicaraannya dengan lelaki itu.

"Siapa namamu gadis manis?"

"Namaku (y/n)"

"Kau terlihat masih sangat muda (y/n), kalau boleh tau berapa umurmu?"

"Umurku 20 tahun tuan-"

"Kenny. Namaku Kenny"

"Tu-tuan Kenny"

"Hei, santai saja..panggil saja namaku, oke?"

"B-baik Tu- Kenny" ucap (y/n) gugup, ia tak henti meremas roknya dengan tangannya. Membuat lelaki bernama Kenny itu tertawa kecil.

"Kau akan membuat rokmu itu sobek kalau terus-terusan diremas seperti itu" ucap Kenny yang diakhiri rona merah di pipi (y/n).

'Hahaha...aku mulai mengerti mengapa Levi menyukai gadis ini' ucap Kenny dalam hati.

--

Setelah perbincangan ringan dengan Kenny, tiba-tiba Kenny menanyakan sesuatu yang membuat (y/n) terdiam sesaat dan menatap Kenny dengan tatapan tak percaya.

"Bagaimana kabar Levi?" tanya Kenny sambil mengoyangkan gelasnya yang berisi vodka.

(y/n) terkejut saat mendengar nama kekasihnya itu disebut oleh lelaki ini.

"K-kau mengenal Levi?" tanya (y/n).

Kenny meneguk minumannya lalu meletakan gelas kosongnya di meja. Dia menganggukkan kepalanya kearah (y/n).

"Dia keponakanku"

----------

~ Senangnya bisa munculin paman Levi yang badass ini disini.. spoiler : peran dia cukup penting loh disini, walaupun cuma dikit-dikit aja sih munculnya.. ^^

~ Oh iya, Author mau tanya dong.. kira-kira kondisi seperti apa yang reader-chan mau selama tinggal sama Levi di cerita ini? Nanti Author usahakan masukkin di chapter-chapter selanjutnya ^^

~ Kalau cerita ini masih mau dilanjut, tolong di vomment yah... :)

~ See yaa di chapter selanjutnya semua (^.^)/

Levi x Reader | You're My Only Shorty (Modern AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang